Fenomena Penolakan Auditor Perempuan oleh Auditee Pandalungan

The study aimed at examining several reasons of the Pandalungan auditees’ rejection to female auditors from the cultural side of Pandalungan. This study applied a qualitative approach with a model case study and interview as the data collection technique. Acting as the informans are Pandalungan audi...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Ari Susanti Indra Swari, Unti Ludigdo, Ari Kamayanti
Format: Article
Language:English
Published: Politeknik Negeri Malang 2016-03-01
Series:Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen
Subjects:
Online Access:https://jurnal.polinema.ac.id/index.php/JRAAM/article/view/1809
_version_ 1797787358685298688
author Ari Susanti Indra Swari
Unti Ludigdo
Ari Kamayanti
author_facet Ari Susanti Indra Swari
Unti Ludigdo
Ari Kamayanti
author_sort Ari Susanti Indra Swari
collection DOAJ
description The study aimed at examining several reasons of the Pandalungan auditees’ rejection to female auditors from the cultural side of Pandalungan. This study applied a qualitative approach with a model case study and interview as the data collection technique. Acting as the informans are Pandalungan auditees, a female auditor, a cultural observer and a community leader. As a basis of cultural side analysis, seven elements of the universal cultures are used, those are religious system, social system, knowledge system, languages, art, lifelihood and life tool or technology system. The results indicated that the uncooperative attitude shown by the Pandalungan auditees was one of their ways to avoid female auditors who were more conscientious when doing an auditing process. An emergence of ‘todus’ or embarassment sense was a reaction in response to female auditors’ findings on their Monitoring Report (LHP), which were simply translated as indication of corruption, thus disturbing the Pandalungan auditees’ dignity as a ‘sokkla’ human being (a good and obedient human being). Abstrak Penelitian ini bertujuan menelaah alasan dibalik penolakan auditee Pandalungan terhadap auditor perempuan dari sisi budaya Pandalungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model penelitian studi kasus dan wawancara sebagai teknik pengumpulan data. Bertindak sebagai informan adalah auditee Pandalungan, auditor perempuan dan budayawan serta tokoh masyarakat. Sebagai sandaran analisis dari sisi budaya, digunakan tujuh unsur budaya universal yaitu sistem religi, sistem kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, mata pencaharian dan sistem peralatan hidup atau teknologi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap tidak kooperatif yang ditunjukkan oleh auditee Pandalungan merupakan salah satu cara mereka menghindari auditor perempuan yang lebih teliti ketika proses pengawasan. Timbulnya rasa todus atau malu adalah reaksi dari temuan auditor perempuan dalam Laporan Hasil Pengawasan (LHP) yang diterjemahkan begitu saja sebagai indikasi korupsi, sehingga mengusik harga diri auditee Pandalungan sebagai manusia sokkla (manusia yang berlaku baik dan menghindari kemaksiatan).
first_indexed 2024-03-13T01:21:45Z
format Article
id doaj.art-d4a46d6995394070862e76d3b722b993
institution Directory Open Access Journal
issn 2443-3381
2443-1419
language English
last_indexed 2024-03-13T01:21:45Z
publishDate 2016-03-01
publisher Politeknik Negeri Malang
record_format Article
series Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen
spelling doaj.art-d4a46d6995394070862e76d3b722b9932023-07-05T01:23:04ZengPoliteknik Negeri MalangJurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen2443-33812443-14192016-03-01131651761814Fenomena Penolakan Auditor Perempuan oleh Auditee PandalunganAri Susanti Indra Swari0Unti Ludigdo1Ari Kamayanti2Universitas Brawijaya, IndonesiaUniversitas Brawijaya, IndonesiaUniversitas Brawijaya, IndonesiaThe study aimed at examining several reasons of the Pandalungan auditees’ rejection to female auditors from the cultural side of Pandalungan. This study applied a qualitative approach with a model case study and interview as the data collection technique. Acting as the informans are Pandalungan auditees, a female auditor, a cultural observer and a community leader. As a basis of cultural side analysis, seven elements of the universal cultures are used, those are religious system, social system, knowledge system, languages, art, lifelihood and life tool or technology system. The results indicated that the uncooperative attitude shown by the Pandalungan auditees was one of their ways to avoid female auditors who were more conscientious when doing an auditing process. An emergence of ‘todus’ or embarassment sense was a reaction in response to female auditors’ findings on their Monitoring Report (LHP), which were simply translated as indication of corruption, thus disturbing the Pandalungan auditees’ dignity as a ‘sokkla’ human being (a good and obedient human being). Abstrak Penelitian ini bertujuan menelaah alasan dibalik penolakan auditee Pandalungan terhadap auditor perempuan dari sisi budaya Pandalungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model penelitian studi kasus dan wawancara sebagai teknik pengumpulan data. Bertindak sebagai informan adalah auditee Pandalungan, auditor perempuan dan budayawan serta tokoh masyarakat. Sebagai sandaran analisis dari sisi budaya, digunakan tujuh unsur budaya universal yaitu sistem religi, sistem kemasyarakatan, sistem pengetahuan, bahasa, kesenian, mata pencaharian dan sistem peralatan hidup atau teknologi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap tidak kooperatif yang ditunjukkan oleh auditee Pandalungan merupakan salah satu cara mereka menghindari auditor perempuan yang lebih teliti ketika proses pengawasan. Timbulnya rasa todus atau malu adalah reaksi dari temuan auditor perempuan dalam Laporan Hasil Pengawasan (LHP) yang diterjemahkan begitu saja sebagai indikasi korupsi, sehingga mengusik harga diri auditee Pandalungan sebagai manusia sokkla (manusia yang berlaku baik dan menghindari kemaksiatan).https://jurnal.polinema.ac.id/index.php/JRAAM/article/view/1809pandalunganpenolakanauditee pandalunganauditor perempuanbudaya
spellingShingle Ari Susanti Indra Swari
Unti Ludigdo
Ari Kamayanti
Fenomena Penolakan Auditor Perempuan oleh Auditee Pandalungan
Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen
pandalungan
penolakan
auditee pandalungan
auditor perempuan
budaya
title Fenomena Penolakan Auditor Perempuan oleh Auditee Pandalungan
title_full Fenomena Penolakan Auditor Perempuan oleh Auditee Pandalungan
title_fullStr Fenomena Penolakan Auditor Perempuan oleh Auditee Pandalungan
title_full_unstemmed Fenomena Penolakan Auditor Perempuan oleh Auditee Pandalungan
title_short Fenomena Penolakan Auditor Perempuan oleh Auditee Pandalungan
title_sort fenomena penolakan auditor perempuan oleh auditee pandalungan
topic pandalungan
penolakan
auditee pandalungan
auditor perempuan
budaya
url https://jurnal.polinema.ac.id/index.php/JRAAM/article/view/1809
work_keys_str_mv AT arisusantiindraswari fenomenapenolakanauditorperempuanolehauditeepandalungan
AT untiludigdo fenomenapenolakanauditorperempuanolehauditeepandalungan
AT arikamayanti fenomenapenolakanauditorperempuanolehauditeepandalungan