Presentasi Ruang Arkeologi Situs Gunung Padang Melalui Visualisasi Batu Penanda Untuk Buku Foto

Keberadaan batu-batu peninggalan prasejarah di wilayah perbukitan Situs Gunung Padang, Kabupaten Cianjur, telah menempatkan area tersebut sebagai bukti otentik arkeologi. Situs ini pun menjadi sebuah ruang arkeologi, yaitu  ruang ilmu tentang masa lalu dan rekonstruksi kebudayaan masyarakatnya di m...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Winny Gunarti Widya Wardani, Wulandari Wulandari, Syahid Syahid
Format: Article
Language:English
Published: Institut Seni Indonesia Denpasar 2019-09-01
Series:Mudra: Jurnal Seni Budaya
Subjects:
Online Access:https://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/mudra/article/view/689
Description
Summary:Keberadaan batu-batu peninggalan prasejarah di wilayah perbukitan Situs Gunung Padang, Kabupaten Cianjur, telah menempatkan area tersebut sebagai bukti otentik arkeologi. Situs ini pun menjadi sebuah ruang arkeologi, yaitu  ruang ilmu tentang masa lalu dan rekonstruksi kebudayaan masyarakatnya di masa itu. Studi ini berpartisipasi untuk mengabadikan nilai penting dari peninggalan situs tersebut, sekaligus membahas elemen-elemen visual yang dapat mempresentasikan ruang arkeologi melalui visualisasi batu penanda untuk buku foto. Metode penelitian kombinasi yang digunakan dalam studi ini melakukan pengumpulan data survei untuk mengetahui pandangan desainer tentang potensi memvisualisasikan area Situs Gunung Padang sebagai ruang arkeologi di dalam buku foto. Data kuantitatif ini kemudian menjadi dasar pembahasan kualitatif tentang presentasi ruang arkeologi dengan menggunakan pendekatan semiotika komunikasi visual, yaitu membaca gambar sebagai tanda, dan maknanya, sehingga visualisasi objek foto dapat dibaca dan membawa pesan. Studi ini mempresentasikan visualisasi batu-batu yang memiliki penanda, yaitu Batu Kujang, Batu Tapak Maung atau Tapak Harimau, Batu Telapak Kaki Manusia, Batu Gamelan, Batu Gendong, dan Batu Singgasana,  yang membangun imajinasi tentang aktivitas budaya manusia di masa lalu. Bahasan pembacaan tanda dan makna visualisasi batu mengacu pada tahapan seleksi, pembingkaian, penandaan dan evaluasi, diferensiasi dan koneksi. Hasil studi ini diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk ikut  menghargai dan melestarikan kekayaan arkeologi Indonesia. Pembahasan tentang ruang arkeologi melalui visualisasi batu penanda dalam buku foto juga dapat menjadi referensi ilmiah di bidang fotografi maupun keilmuan desain komunikasi visual. 
ISSN:0854-3461
2541-0407