Merepresentasikan Secara Visual Ibrahim Datuk Tan Malaka

Ibrahim Datuk Tan Malaka lahir pada tanggal 2 Juni 1897 di Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat. Pada  tahun 1907  beliau masuk ke Kweekschool di Bukittinggi. Ketika berumur 16 tahun, Tan Malaka pulang  ke  kampungnya  di  Suliki.  Kemudian  ibunya  (Sinah  Simabua)  memberikan  dua  pilihan  kepad...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Gusri Wandi
Format: Article
Language:English
Published: Petra Christian University 2019-02-01
Series:Nirmana
Subjects:
Online Access:http://nirmana.petra.ac.id/index.php/dkv/article/view/21453
_version_ 1819225372710928384
author Gusri Wandi
author_facet Gusri Wandi
author_sort Gusri Wandi
collection DOAJ
description Ibrahim Datuk Tan Malaka lahir pada tanggal 2 Juni 1897 di Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat. Pada  tahun 1907  beliau masuk ke Kweekschool di Bukittinggi. Ketika berumur 16 tahun, Tan Malaka pulang  ke  kampungnya  di  Suliki.  Kemudian  ibunya  (Sinah  Simabua)  memberikan  dua  pilihan  kepada Tan Malaka, yaitu menikah atau diangkat menjadi datuk. Tan Malaka lebih memilih diangkat menjadi datuk  dari  pada  menikah.  Maka  nama  Ibrahim  berubah  menjadi  Ibrahim  Datuk  Tan  Malaka. Sebagaimana  yang  terdapat  dalam  pepatah  adat  Minangkabau,  ketek  banamo  gadang  bagala,  maka Ibrahim dipanggil dengan gelar Tan Malaka. Sebagai seorang pahlawan kemerdekaan, Tan Malaka tidak begitu dikenal oleh masyarakat. Namanya tidak seharum Soekarno, Hatta atau Sjahrir. Meskipun sudah diangkat  sebagai  pahlawan  kemerdekaan,  namun  pemerintah  tidak  pernah  berusaha  untuk  mengem- balikan eksistensi Tan Malaka  tersebut.  “Tidak  adil” adalah puncak dari apa yang dirasakan terhadap tokoh legendaris dalam karya ini, Tan Malaka adalah seorang pejuang, pemberontak, tokoh kiri, komunis, filsuf, serta seorang pemikir jenius yang pernah dimiliki oleh negara Republik Indonesia. Perancangan ini menjadikan  Tan  Malaka  sebagai  obyek  dalam  karya  seni  lukis  kontemporer.  Tujuan  perancangan  ini adalah  agar  masyarakat  luas  mengenali  Tan  Malaka  dari  segi  visual,  mengetahui  sejarahnya,  dan menghargai  apa  yang  telah  Tan  Malaka  lakukan  dengan  cara  memberikan  apresiasi  melalui  sebuah karya seni lukis kontemporer.
first_indexed 2024-12-23T10:08:33Z
format Article
id doaj.art-da849da27c314031b788d6ac3e9d0cb5
institution Directory Open Access Journal
issn 0215-0905
0215-0905
language English
last_indexed 2024-12-23T10:08:33Z
publishDate 2019-02-01
publisher Petra Christian University
record_format Article
series Nirmana
spelling doaj.art-da849da27c314031b788d6ac3e9d0cb52022-12-21T17:51:02ZengPetra Christian UniversityNirmana0215-09050215-09052019-02-0117211012410.9744/nirmana.17.2.110-12419415Merepresentasikan Secara Visual Ibrahim Datuk Tan MalakaGusri Wandi0Program Studi Pendidikan Seni Rupa Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Padang, IndonesiaIbrahim Datuk Tan Malaka lahir pada tanggal 2 Juni 1897 di Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat. Pada  tahun 1907  beliau masuk ke Kweekschool di Bukittinggi. Ketika berumur 16 tahun, Tan Malaka pulang  ke  kampungnya  di  Suliki.  Kemudian  ibunya  (Sinah  Simabua)  memberikan  dua  pilihan  kepada Tan Malaka, yaitu menikah atau diangkat menjadi datuk. Tan Malaka lebih memilih diangkat menjadi datuk  dari  pada  menikah.  Maka  nama  Ibrahim  berubah  menjadi  Ibrahim  Datuk  Tan  Malaka. Sebagaimana  yang  terdapat  dalam  pepatah  adat  Minangkabau,  ketek  banamo  gadang  bagala,  maka Ibrahim dipanggil dengan gelar Tan Malaka. Sebagai seorang pahlawan kemerdekaan, Tan Malaka tidak begitu dikenal oleh masyarakat. Namanya tidak seharum Soekarno, Hatta atau Sjahrir. Meskipun sudah diangkat  sebagai  pahlawan  kemerdekaan,  namun  pemerintah  tidak  pernah  berusaha  untuk  mengem- balikan eksistensi Tan Malaka  tersebut.  “Tidak  adil” adalah puncak dari apa yang dirasakan terhadap tokoh legendaris dalam karya ini, Tan Malaka adalah seorang pejuang, pemberontak, tokoh kiri, komunis, filsuf, serta seorang pemikir jenius yang pernah dimiliki oleh negara Republik Indonesia. Perancangan ini menjadikan  Tan  Malaka  sebagai  obyek  dalam  karya  seni  lukis  kontemporer.  Tujuan  perancangan  ini adalah  agar  masyarakat  luas  mengenali  Tan  Malaka  dari  segi  visual,  mengetahui  sejarahnya,  dan menghargai  apa  yang  telah  Tan  Malaka  lakukan  dengan  cara  memberikan  apresiasi  melalui  sebuah karya seni lukis kontemporer.http://nirmana.petra.ac.id/index.php/dkv/article/view/21453tan malaka, interpretasi visual, seni lukis.
spellingShingle Gusri Wandi
Merepresentasikan Secara Visual Ibrahim Datuk Tan Malaka
Nirmana
tan malaka, interpretasi visual, seni lukis.
title Merepresentasikan Secara Visual Ibrahim Datuk Tan Malaka
title_full Merepresentasikan Secara Visual Ibrahim Datuk Tan Malaka
title_fullStr Merepresentasikan Secara Visual Ibrahim Datuk Tan Malaka
title_full_unstemmed Merepresentasikan Secara Visual Ibrahim Datuk Tan Malaka
title_short Merepresentasikan Secara Visual Ibrahim Datuk Tan Malaka
title_sort merepresentasikan secara visual ibrahim datuk tan malaka
topic tan malaka, interpretasi visual, seni lukis.
url http://nirmana.petra.ac.id/index.php/dkv/article/view/21453
work_keys_str_mv AT gusriwandi merepresentasikansecaravisualibrahimdatuktanmalaka