STUDI KASUS DAMPAK MENJADI ORANG TUA TUNGGAL PEREMPUAN USIA REMAJA AKHIR
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap berbagai fakta tentang dampak menjadi orang tua tunggal perempuan usia remaja akhir. Metode yang digunakan adalah studi kasus dalam pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Depok dengan dua responden yaitu : PL remaja perempuan usia 21...
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Universitas Negeri Jakarta
2016-12-01
|
Series: | Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling |
Subjects: | |
Online Access: | http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/insight/article/view/1774 |
_version_ | 1819076248459018240 |
---|---|
author | Astri Ayu Kamasitoh Atiek Sismiati S Happy Karlina Marjo |
author_facet | Astri Ayu Kamasitoh Atiek Sismiati S Happy Karlina Marjo |
author_sort | Astri Ayu Kamasitoh |
collection | DOAJ |
description | Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap berbagai fakta tentang dampak menjadi orang tua tunggal perempuan usia remaja akhir. Metode yang digunakan adalah studi kasus dalam pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Depok dengan dua responden yaitu : PL remaja perempuan usia 21 tahun, dan NF remaja perempuan usia 20 tahun. Hasil penelitian keseluruhan menunjukan bahwa permasalahan menjadi orang tua tunggal perempuan berdampak pada kehidupan remaja perempuan sebagai orang tua tunggal. PL mengalami dampak menjadi orang tua tunggal perempuan pada aspek stres, standar hidup yang rendah, pandangan negatif dari masyarakat dan pengasuhan anak. Aspek role overload (ketumpangtindihan peran), kemiskinan, kesendirian dan isolasi, serta merasa menjadi beban tidak berdampak pada subjek PL. PL memiliki resiliensi yang baik, sehingga mampu menjalani kehidupan sebagai orang tua tunggal perempuan de-ngan baik pula. Subjek NF mengalami dampak menjadi orang tua tunggal perempuan pada seluruh aspek. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya kemerosotan moral dengan menganggap pernikahan usia muda, kemudian bercerai (mengakibatkan remaja berstatus orang tua tunggal) adalah hal yang biasa dan dapat diterima oleh keluarga. Perbedaan dampak menjadi orang tua tunggal pada penelitian ini dipengaruhi kuat oleh resiliensi diri responden. Perlu penanganan bimbingan dan konseling yang tepat dalam menangani kasus remaja sebagai orang tua tunggal. |
first_indexed | 2024-12-21T18:38:17Z |
format | Article |
id | doaj.art-dbbbf7a47035410483de7191cddc7832 |
institution | Directory Open Access Journal |
issn | 2252-9055 2597-8039 |
language | English |
last_indexed | 2024-12-21T18:38:17Z |
publishDate | 2016-12-01 |
publisher | Universitas Negeri Jakarta |
record_format | Article |
series | Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling |
spelling | doaj.art-dbbbf7a47035410483de7191cddc78322022-12-21T18:54:04ZengUniversitas Negeri JakartaInsight: Jurnal Bimbingan dan Konseling2252-90552597-80392016-12-0131242810.21009/INSIGHT.031.041774STUDI KASUS DAMPAK MENJADI ORANG TUA TUNGGAL PEREMPUAN USIA REMAJA AKHIRAstri Ayu KamasitohAtiek Sismiati SHappy Karlina MarjoTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkap berbagai fakta tentang dampak menjadi orang tua tunggal perempuan usia remaja akhir. Metode yang digunakan adalah studi kasus dalam pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Depok dengan dua responden yaitu : PL remaja perempuan usia 21 tahun, dan NF remaja perempuan usia 20 tahun. Hasil penelitian keseluruhan menunjukan bahwa permasalahan menjadi orang tua tunggal perempuan berdampak pada kehidupan remaja perempuan sebagai orang tua tunggal. PL mengalami dampak menjadi orang tua tunggal perempuan pada aspek stres, standar hidup yang rendah, pandangan negatif dari masyarakat dan pengasuhan anak. Aspek role overload (ketumpangtindihan peran), kemiskinan, kesendirian dan isolasi, serta merasa menjadi beban tidak berdampak pada subjek PL. PL memiliki resiliensi yang baik, sehingga mampu menjalani kehidupan sebagai orang tua tunggal perempuan de-ngan baik pula. Subjek NF mengalami dampak menjadi orang tua tunggal perempuan pada seluruh aspek. Hasil dari penelitian ini menunjukan adanya kemerosotan moral dengan menganggap pernikahan usia muda, kemudian bercerai (mengakibatkan remaja berstatus orang tua tunggal) adalah hal yang biasa dan dapat diterima oleh keluarga. Perbedaan dampak menjadi orang tua tunggal pada penelitian ini dipengaruhi kuat oleh resiliensi diri responden. Perlu penanganan bimbingan dan konseling yang tepat dalam menangani kasus remaja sebagai orang tua tunggal.http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/insight/article/view/1774dampakorang tua tunggal perempuanremaja perempuan |
spellingShingle | Astri Ayu Kamasitoh Atiek Sismiati S Happy Karlina Marjo STUDI KASUS DAMPAK MENJADI ORANG TUA TUNGGAL PEREMPUAN USIA REMAJA AKHIR Insight: Jurnal Bimbingan dan Konseling dampak orang tua tunggal perempuan remaja perempuan |
title | STUDI KASUS DAMPAK MENJADI ORANG TUA TUNGGAL PEREMPUAN USIA REMAJA AKHIR |
title_full | STUDI KASUS DAMPAK MENJADI ORANG TUA TUNGGAL PEREMPUAN USIA REMAJA AKHIR |
title_fullStr | STUDI KASUS DAMPAK MENJADI ORANG TUA TUNGGAL PEREMPUAN USIA REMAJA AKHIR |
title_full_unstemmed | STUDI KASUS DAMPAK MENJADI ORANG TUA TUNGGAL PEREMPUAN USIA REMAJA AKHIR |
title_short | STUDI KASUS DAMPAK MENJADI ORANG TUA TUNGGAL PEREMPUAN USIA REMAJA AKHIR |
title_sort | studi kasus dampak menjadi orang tua tunggal perempuan usia remaja akhir |
topic | dampak orang tua tunggal perempuan remaja perempuan |
url | http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/insight/article/view/1774 |
work_keys_str_mv | AT astriayukamasitoh studikasusdampakmenjadiorangtuatunggalperempuanusiaremajaakhir AT atieksismiatis studikasusdampakmenjadiorangtuatunggalperempuanusiaremajaakhir AT happykarlinamarjo studikasusdampakmenjadiorangtuatunggalperempuanusiaremajaakhir |