TINGKAT PERKEMBANGAN AWAL EMBRIO SAPI IN VITRO MENGGUNAKAN MEDIA TUNGGAL BERBAHAN DASAR TISSUE CULTURE MEDIUM (TCM) 199

Penelitian ini bertujuan mengetahui kemampuan perkembangan awal embrio sapi in vitro menggunakan media tunggal untuk maturasi, fertilisasi, dan kultur berbahan dasar tissue culture medium (TCM) 199. Oosit sapi dikumpulkan dari rumah potong hewan dengan teknik aspirasi dan diklasifikasikan berdasark...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Mohamad Agus Setiadi, Ni Wayan Kurniani Karja
Format: Article
Language:English
Published: Universitas Syiah Kuala 2013-09-01
Series:Jurnal Kedokteran Hewan
Online Access:https://jurnal.usk.ac.id/JKH/article/view/930
_version_ 1827263730587533312
author Mohamad Agus Setiadi
Ni Wayan Kurniani Karja
author_facet Mohamad Agus Setiadi
Ni Wayan Kurniani Karja
author_sort Mohamad Agus Setiadi
collection DOAJ
description Penelitian ini bertujuan mengetahui kemampuan perkembangan awal embrio sapi in vitro menggunakan media tunggal untuk maturasi, fertilisasi, dan kultur berbahan dasar tissue culture medium (TCM) 199. Oosit sapi dikumpulkan dari rumah potong hewan dengan teknik aspirasi dan diklasifikasikan berdasarkan kekompakan sel kumulus dan sitoplasma yang homogen. Oosit dimaturasi pada medium TCM 199 yang disuplementasi dengan 10 IU/ml pregnant mare’s serum gonadotropin (PMSG), 10 IU/ml human chorionic gonadotropin (hCG), dan 10% fetal bovine serum (FBS), dilakukan selama 24 jam pada inkubator 5% CO2, 39 C. Fertilisasi dilakukan pada dua media yang berbeda yaitu media rutin fertilisasi dan media berbahan dasar TCM 199 dengan suplemen bovine serum albumin (BSA) dan heparin. Setelah fertilisasi, kumulus sel dihilangkan (denudasi), kemudian dikultur pada media TCM 199 yang disuplementasi dengan asam amino esensial dan non-esensial serta 10% FBS selama 3 hari. Hasil penelitian menunjukkan tingkat maturasi oosit pada sistem yang digunakan mampu mendukung 81,5% oosit mencapai tahap metafase II (M-II). Tingkat pembelahan embrio lebih tinggi pada media rutin dibandingkan dengan media TCM 199 yakni masing-masing 44,4 dan 23,2%. Jumlah embrio tahap 4-8 sel pada kedua perlakuan tidak berbeda nyata. Dapat disimpulkan media tunggal berbasis TCM dapat digunakan untuk produksi embrio in vitro.
first_indexed 2024-03-07T16:17:20Z
format Article
id doaj.art-dd0b481a66094b11bb37e16aac930c91
institution Directory Open Access Journal
issn 1978-225X
2502-5600
language English
last_indexed 2025-03-22T03:34:49Z
publishDate 2013-09-01
publisher Universitas Syiah Kuala
record_format Article
series Jurnal Kedokteran Hewan
spelling doaj.art-dd0b481a66094b11bb37e16aac930c912024-04-28T12:14:25ZengUniversitas Syiah KualaJurnal Kedokteran Hewan1978-225X2502-56002013-09-017210.21157/j.ked.hewan.v7i2.930906TINGKAT PERKEMBANGAN AWAL EMBRIO SAPI IN VITRO MENGGUNAKAN MEDIA TUNGGAL BERBAHAN DASAR TISSUE CULTURE MEDIUM (TCM) 199Mohamad Agus Setiadi0Ni Wayan Kurniani Karja1Bagian Reproduksi dan Kebidanan Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, BogorBagian Reproduksi dan Kebidanan Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, BogorPenelitian ini bertujuan mengetahui kemampuan perkembangan awal embrio sapi in vitro menggunakan media tunggal untuk maturasi, fertilisasi, dan kultur berbahan dasar tissue culture medium (TCM) 199. Oosit sapi dikumpulkan dari rumah potong hewan dengan teknik aspirasi dan diklasifikasikan berdasarkan kekompakan sel kumulus dan sitoplasma yang homogen. Oosit dimaturasi pada medium TCM 199 yang disuplementasi dengan 10 IU/ml pregnant mare’s serum gonadotropin (PMSG), 10 IU/ml human chorionic gonadotropin (hCG), dan 10% fetal bovine serum (FBS), dilakukan selama 24 jam pada inkubator 5% CO2, 39 C. Fertilisasi dilakukan pada dua media yang berbeda yaitu media rutin fertilisasi dan media berbahan dasar TCM 199 dengan suplemen bovine serum albumin (BSA) dan heparin. Setelah fertilisasi, kumulus sel dihilangkan (denudasi), kemudian dikultur pada media TCM 199 yang disuplementasi dengan asam amino esensial dan non-esensial serta 10% FBS selama 3 hari. Hasil penelitian menunjukkan tingkat maturasi oosit pada sistem yang digunakan mampu mendukung 81,5% oosit mencapai tahap metafase II (M-II). Tingkat pembelahan embrio lebih tinggi pada media rutin dibandingkan dengan media TCM 199 yakni masing-masing 44,4 dan 23,2%. Jumlah embrio tahap 4-8 sel pada kedua perlakuan tidak berbeda nyata. Dapat disimpulkan media tunggal berbasis TCM dapat digunakan untuk produksi embrio in vitro.https://jurnal.usk.ac.id/JKH/article/view/930
spellingShingle Mohamad Agus Setiadi
Ni Wayan Kurniani Karja
TINGKAT PERKEMBANGAN AWAL EMBRIO SAPI IN VITRO MENGGUNAKAN MEDIA TUNGGAL BERBAHAN DASAR TISSUE CULTURE MEDIUM (TCM) 199
Jurnal Kedokteran Hewan
title TINGKAT PERKEMBANGAN AWAL EMBRIO SAPI IN VITRO MENGGUNAKAN MEDIA TUNGGAL BERBAHAN DASAR TISSUE CULTURE MEDIUM (TCM) 199
title_full TINGKAT PERKEMBANGAN AWAL EMBRIO SAPI IN VITRO MENGGUNAKAN MEDIA TUNGGAL BERBAHAN DASAR TISSUE CULTURE MEDIUM (TCM) 199
title_fullStr TINGKAT PERKEMBANGAN AWAL EMBRIO SAPI IN VITRO MENGGUNAKAN MEDIA TUNGGAL BERBAHAN DASAR TISSUE CULTURE MEDIUM (TCM) 199
title_full_unstemmed TINGKAT PERKEMBANGAN AWAL EMBRIO SAPI IN VITRO MENGGUNAKAN MEDIA TUNGGAL BERBAHAN DASAR TISSUE CULTURE MEDIUM (TCM) 199
title_short TINGKAT PERKEMBANGAN AWAL EMBRIO SAPI IN VITRO MENGGUNAKAN MEDIA TUNGGAL BERBAHAN DASAR TISSUE CULTURE MEDIUM (TCM) 199
title_sort tingkat perkembangan awal embrio sapi in vitro menggunakan media tunggal berbahan dasar tissue culture medium tcm 199
url https://jurnal.usk.ac.id/JKH/article/view/930
work_keys_str_mv AT mohamadagussetiadi tingkatperkembanganawalembriosapiinvitromenggunakanmediatunggalberbahandasartissueculturemediumtcm199
AT niwayankurnianikarja tingkatperkembanganawalembriosapiinvitromenggunakanmediatunggalberbahandasartissueculturemediumtcm199