Model Matematika 2D Epidemi HIV dalam Populasi Heteroseksual Aktif pada Kasus HIV/AIDS di Bali dan Nusa Tenggara
Pada paper ini dibangun model matematika penularan HIV dalam populasi heteroseksual aktif dan memakai model tersebut yang telah dibangun untuk menjelaskan kasus HIV/AIDS di Bali Nusa Tenggara. Metode yang digunakan adalah pemodelan matematika dalam sistem persamaan diferensial tak linier dengan lan...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Department of Mathematics, FMIPA, Universitas Padjadjaran
2014-04-01
|
Series: | Jurnal Matematika Integratif |
Online Access: | http://jurnal.unpad.ac.id/jmi/article/view/10182 |
_version_ | 1818807402943741952 |
---|---|
author | Jafaruddin Jafaruddin |
author_facet | Jafaruddin Jafaruddin |
author_sort | Jafaruddin Jafaruddin |
collection | DOAJ |
description | Pada paper ini dibangun model matematika penularan HIV dalam populasi heteroseksual aktif dan
memakai model tersebut yang telah dibangun untuk menjelaskan kasus HIV/AIDS di Bali Nusa Tenggara.
Metode yang digunakan adalah pemodelan matematika dalam sistem persamaan diferensial tak linier dengan langkah-langkah: identifikasi masalah, penetapan asumsi-asumsi, membangun model, analisis model, aplikasi model, memakai hasil aplikasi model untuk menjelaskan fenomena penularan HIV di Bali dan Nusa Tenggara. Terdapat dua tipe model 2D yang dibangun dalam penelitian yaitu model 2D dinamika populasi dan model 2D sebagai interaksi populasi heteroseksual ditinjau jenis kelamin. Beberapa hasil terpenting sebagai hasil aplikasi dari kedua model pada populasi HIV/AIDS di Bali, NTB, NTT antara lain adalah (1) Model dinamika populasi cukup realistik untuk memperkirakan pertumbuhan populasi hingga 6-8 tahun setelah tahun pengamatan, (2) Sistem model 2D penularan HIV berdasarkan jenis kelamin infektodi antara populasi dengan individu-individu heteroseksual dapat dipandang sebagai sistem predator-prey dengan peran saling bergantian (3) Penularan HIV/AIDS di Bali, NTB, dan NTT menurut model 2D infektor menunjukkan ketiga daerah konvergen ke keadaan setimbang endemik. Model infektor 2D masih dapat dikembangkan, misalnya dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan dan mekanisme diagnosis HIV/AIDS dan faktor lainnya, sehingga lebih realistik, dan lebih dekat ke masalah nyata HIV/AIDS. |
first_indexed | 2024-12-18T19:25:06Z |
format | Article |
id | doaj.art-de58397f4e3a4b5295d72da19f6d31b1 |
institution | Directory Open Access Journal |
issn | 1412-6184 2549-9033 |
language | Indonesian |
last_indexed | 2024-12-18T19:25:06Z |
publishDate | 2014-04-01 |
publisher | Department of Mathematics, FMIPA, Universitas Padjadjaran |
record_format | Article |
series | Jurnal Matematika Integratif |
spelling | doaj.art-de58397f4e3a4b5295d72da19f6d31b12022-12-21T20:55:53ZindDepartment of Mathematics, FMIPA, Universitas PadjadjaranJurnal Matematika Integratif1412-61842549-90332014-04-01101253610.24198/jmi.v10.n1.10182.25-365908Model Matematika 2D Epidemi HIV dalam Populasi Heteroseksual Aktif pada Kasus HIV/AIDS di Bali dan Nusa TenggaraJafaruddin Jafaruddin0Jurusan Matematika, FST, Undana KupangPada paper ini dibangun model matematika penularan HIV dalam populasi heteroseksual aktif dan memakai model tersebut yang telah dibangun untuk menjelaskan kasus HIV/AIDS di Bali Nusa Tenggara. Metode yang digunakan adalah pemodelan matematika dalam sistem persamaan diferensial tak linier dengan langkah-langkah: identifikasi masalah, penetapan asumsi-asumsi, membangun model, analisis model, aplikasi model, memakai hasil aplikasi model untuk menjelaskan fenomena penularan HIV di Bali dan Nusa Tenggara. Terdapat dua tipe model 2D yang dibangun dalam penelitian yaitu model 2D dinamika populasi dan model 2D sebagai interaksi populasi heteroseksual ditinjau jenis kelamin. Beberapa hasil terpenting sebagai hasil aplikasi dari kedua model pada populasi HIV/AIDS di Bali, NTB, NTT antara lain adalah (1) Model dinamika populasi cukup realistik untuk memperkirakan pertumbuhan populasi hingga 6-8 tahun setelah tahun pengamatan, (2) Sistem model 2D penularan HIV berdasarkan jenis kelamin infektodi antara populasi dengan individu-individu heteroseksual dapat dipandang sebagai sistem predator-prey dengan peran saling bergantian (3) Penularan HIV/AIDS di Bali, NTB, dan NTT menurut model 2D infektor menunjukkan ketiga daerah konvergen ke keadaan setimbang endemik. Model infektor 2D masih dapat dikembangkan, misalnya dengan mempertimbangkan daya dukung lingkungan dan mekanisme diagnosis HIV/AIDS dan faktor lainnya, sehingga lebih realistik, dan lebih dekat ke masalah nyata HIV/AIDS.http://jurnal.unpad.ac.id/jmi/article/view/10182 |
spellingShingle | Jafaruddin Jafaruddin Model Matematika 2D Epidemi HIV dalam Populasi Heteroseksual Aktif pada Kasus HIV/AIDS di Bali dan Nusa Tenggara Jurnal Matematika Integratif |
title | Model Matematika 2D Epidemi HIV dalam Populasi Heteroseksual Aktif pada Kasus HIV/AIDS di Bali dan Nusa Tenggara |
title_full | Model Matematika 2D Epidemi HIV dalam Populasi Heteroseksual Aktif pada Kasus HIV/AIDS di Bali dan Nusa Tenggara |
title_fullStr | Model Matematika 2D Epidemi HIV dalam Populasi Heteroseksual Aktif pada Kasus HIV/AIDS di Bali dan Nusa Tenggara |
title_full_unstemmed | Model Matematika 2D Epidemi HIV dalam Populasi Heteroseksual Aktif pada Kasus HIV/AIDS di Bali dan Nusa Tenggara |
title_short | Model Matematika 2D Epidemi HIV dalam Populasi Heteroseksual Aktif pada Kasus HIV/AIDS di Bali dan Nusa Tenggara |
title_sort | model matematika 2d epidemi hiv dalam populasi heteroseksual aktif pada kasus hiv aids di bali dan nusa tenggara |
url | http://jurnal.unpad.ac.id/jmi/article/view/10182 |
work_keys_str_mv | AT jafaruddinjafaruddin modelmatematika2depidemihivdalampopulasiheteroseksualaktifpadakasushivaidsdibalidannusatenggara |