Implementasi Program CSR Bank Jateng Melalui Sentra Pemberdayaan Tani (Studi Kasus Desa Tlogopucang)
Desa Tlogopucang merupakan desa yang berada di Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung dengan ketinggian rata-rata 820 mdpl sehingga memiliki potensi dalam sektor pertanian dan perkebunan. Sektor tersebut sesuai dengan mata pencaharian masyarakat Desa Tlogopucang sebagai petani. Namun, mayoritas p...
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Universitas Muhammadiyah Jember
2022-03-01
|
Series: | Jurnal Agribest |
Subjects: | |
Online Access: | http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/AGRIBEST/article/view/7312 |
Summary: | Desa Tlogopucang merupakan desa yang berada di Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung dengan ketinggian rata-rata 820 mdpl sehingga memiliki potensi dalam sektor pertanian dan perkebunan. Sektor tersebut sesuai dengan mata pencaharian masyarakat Desa Tlogopucang sebagai petani. Namun, mayoritas petani hanya mampu melakukan budidaya tanaman saat musim penghujan karena saat musim kemarau terkendala dengan terbatasnya ketersediaan air. Dari latar belakang tersebut, Bank Jateng melakukan program CSR melalui Sentra Pemberdayaan Tani (SPT) berupa pembangunan embung dan kawasan tanaman kelengkeng itoh. Sebelumnya kegiatan CSR Bank Jateng hanya bersifat charity pada kegiatan sosial. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan implementasi program CSR Bank Jateng melalui SPT di Desa Tlogopucang, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung dari tiga aspek, yakni aspek budidaya, aspek ekonomi dan aspek keberlanjutan. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan pada aspek budidaya, petani mendapatkan pelatihan selama tiga tahun namun setelah dilepas mengalami kendala dalam pemeliharaan pohon kelengkeng. Aspek ekonomi, tanaman kelengkeng itoh dianggap lebih unggul dan lebih menguntungkan dari tanaman kopi yang biasa dibudidayakan oleh para petani sebelum adanya SPT Tlogopucang. Aspek keberlanjutan, petani memiliki wawasan yang lebih luas dengan beralih tanam menjadi petani kelengkeng. Petani juga merasakan bahwa dengan adanya program pemberdayaan ini memberikan keuntungan yang lebih dibandingkan dengan budidaya kopi. |
---|---|
ISSN: | 2581-1339 2615-4862 |