PERSEPSI AKUNTAN TERHADAP INDIKASI KECURANGAN KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) melalui Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 70 mengharuskan akuntan eksternal di Indonesia untuk mempertimbangkan kecurangan pada saat proses audit laporan keuangan. Untuk tujuan tersebut, IAI mengadopsi Statement on Auditing Standard No.99 (SAS No.99). Penelitian in...
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Universitas Islam Indonesia
2016-01-01
|
Series: | Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia |
Online Access: | https://journal.uii.ac.id/JAAI/article/view/3764 |
_version_ | 1819106104426102784 |
---|---|
author | Fajar Baihaqy Hadri Kusuma |
author_facet | Fajar Baihaqy Hadri Kusuma |
author_sort | Fajar Baihaqy |
collection | DOAJ |
description | Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) melalui Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 70 mengharuskan akuntan eksternal di Indonesia untuk mempertimbangkan kecurangan pada saat proses audit laporan keuangan. Untuk tujuan tersebut, IAI mengadopsi Statement on Auditing Standard No.99 (SAS No.99). Penelitian ini bertujuan untuk (1) menguji apakah indikasi kecurangan SAS No.99 yang mengacu pada konsep fraud triangle dapat digunakan untuk pendeteksian kecurangan pelaporan keuangan di Indonesia, (2) menguji apakah faktor demografi seperti: pengalaman, gelar, latar belakang pendidikan, gender, dan pengalaman pelatihan mempengaruhi perbedaan persepsi para akuntan dalam menggunakan indikasi kecurangan untuk mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan. Dari 127 kuesioner yang kembali dan dapat diproses penelitian ini menyimpulkan bahwa dari 42 indikasi kecurangan, 10 indikasi berdasarkan tekanan, 12 indikasi kesempatan dan 11 indikasi rasionalisasi yang dapat digunakan untuk mendeteksi kecurangan. Hasil penelitian juga menyimpulkan bahwa faktor demografi seperti: tipe akuntan, pengalaman, jenjang pendidikan, latar belakang pendidikan dan pelatihan mempengaruhi perbedaan persepsi para akuntan terhadap indikasi kecurangan sementara faktor gender tidak membedakan persepsi para akuntan. Beberpa implikasi temuan juga didiskusikan pada bagian akhir paper ini.
Kata kunci: kecurangan, tekanan, kesempatan, pendidikan dan akuntan. |
first_indexed | 2024-12-22T02:32:50Z |
format | Article |
id | doaj.art-ea7a7b0999d747628ffa62668b6386d1 |
institution | Directory Open Access Journal |
issn | 1410-2420 |
language | English |
last_indexed | 2024-12-22T02:32:50Z |
publishDate | 2016-01-01 |
publisher | Universitas Islam Indonesia |
record_format | Article |
series | Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia |
spelling | doaj.art-ea7a7b0999d747628ffa62668b6386d12022-12-21T18:41:51ZengUniversitas Islam IndonesiaJurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia1410-24202016-01-011623421PERSEPSI AKUNTAN TERHADAP INDIKASI KECURANGAN KECURANGAN PELAPORAN KEUANGANFajar Baihaqy0Hadri Kusuma1Fakultas Ekonomi Universitas Islam IndonesiaFakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia e-mail:Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) melalui Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 70 mengharuskan akuntan eksternal di Indonesia untuk mempertimbangkan kecurangan pada saat proses audit laporan keuangan. Untuk tujuan tersebut, IAI mengadopsi Statement on Auditing Standard No.99 (SAS No.99). Penelitian ini bertujuan untuk (1) menguji apakah indikasi kecurangan SAS No.99 yang mengacu pada konsep fraud triangle dapat digunakan untuk pendeteksian kecurangan pelaporan keuangan di Indonesia, (2) menguji apakah faktor demografi seperti: pengalaman, gelar, latar belakang pendidikan, gender, dan pengalaman pelatihan mempengaruhi perbedaan persepsi para akuntan dalam menggunakan indikasi kecurangan untuk mendeteksi kecurangan pelaporan keuangan. Dari 127 kuesioner yang kembali dan dapat diproses penelitian ini menyimpulkan bahwa dari 42 indikasi kecurangan, 10 indikasi berdasarkan tekanan, 12 indikasi kesempatan dan 11 indikasi rasionalisasi yang dapat digunakan untuk mendeteksi kecurangan. Hasil penelitian juga menyimpulkan bahwa faktor demografi seperti: tipe akuntan, pengalaman, jenjang pendidikan, latar belakang pendidikan dan pelatihan mempengaruhi perbedaan persepsi para akuntan terhadap indikasi kecurangan sementara faktor gender tidak membedakan persepsi para akuntan. Beberpa implikasi temuan juga didiskusikan pada bagian akhir paper ini. Kata kunci: kecurangan, tekanan, kesempatan, pendidikan dan akuntan.https://journal.uii.ac.id/JAAI/article/view/3764 |
spellingShingle | Fajar Baihaqy Hadri Kusuma PERSEPSI AKUNTAN TERHADAP INDIKASI KECURANGAN KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia |
title | PERSEPSI AKUNTAN TERHADAP INDIKASI KECURANGAN KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN |
title_full | PERSEPSI AKUNTAN TERHADAP INDIKASI KECURANGAN KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN |
title_fullStr | PERSEPSI AKUNTAN TERHADAP INDIKASI KECURANGAN KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN |
title_full_unstemmed | PERSEPSI AKUNTAN TERHADAP INDIKASI KECURANGAN KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN |
title_short | PERSEPSI AKUNTAN TERHADAP INDIKASI KECURANGAN KECURANGAN PELAPORAN KEUANGAN |
title_sort | persepsi akuntan terhadap indikasi kecurangan kecurangan pelaporan keuangan |
url | https://journal.uii.ac.id/JAAI/article/view/3764 |
work_keys_str_mv | AT fajarbaihaqy persepsiakuntanterhadapindikasikecurangankecuranganpelaporankeuangan AT hadrikusuma persepsiakuntanterhadapindikasikecurangankecuranganpelaporankeuangan |