EFEKTIVITAS MODIFIKASI BUBU DASAR KONSTRUKSI ATRAKTOR TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN DI PERAIRAN PULAU LEMUKUTAN

Bubu memiliki konstruksi yang berbeda untuk menangkap ikan. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan metode model konstruksi bubu dasar, menganalisa efektivitas modifikasi konstruksi bubu dasar dan analisis finansial. Perolehan komposisi hasil tangkapan menunjukkan ikan kakap merah (Lutjanus alfifro...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Ho Putra Setiawan, Sadri Sadri, Agus Setiawan, Slamet Tarno
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Bogor Agricultural University 2020-01-01
Series:Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan
Subjects:
Online Access:http://journal.ipb.ac.id/index.php/jtpk/article/view/24992
Description
Summary:Bubu memiliki konstruksi yang berbeda untuk menangkap ikan. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan metode model konstruksi bubu dasar, menganalisa efektivitas modifikasi konstruksi bubu dasar dan analisis finansial. Perolehan komposisi hasil tangkapan menunjukkan ikan kakap merah (Lutjanus alfifrotouris) mendapat proporsi terbesar dalam satuan berat (kg) pada kedalaman 10 m untuk modifikasi bubu dasar model balok konstruksi atraktor sebesar 27,49% dan konstruksi tidak menggunakan atraktor sebesar 16,45% dan pada kedalaman 14 m untuk modifikasi bubu dasar model balok konstruksi atraktor sebesar 27,40% dan konstruksi tidak menggunakan atraktor sebesar 24,97%, sedangkan proporsi terbesar dalam satuan jumlah (ekor) pada kedalaman 10 m untuk modifikasi bubu dasar model balok konstruksi atraktor terdapat pada ikan ekor kuning (Caesio erythrogaster) sebesar 37,89% sedangkan model balok konstruksi tidak menggunakan atraktor adalah sebesar 22,80% dan pada kedalaman 14 m proporsi terbesar yang diperoleh dalam satuan jumlah (ekor) terdapat pada ikan ekor kuning (Caesio erythrogaster) untuk modifikasi bubu dasar model balok konstruksi atraktor sebesar 25,64% sedangkan konstruksi tidak menggunakan atraktor sebesar 19,94%. Nilai indeks keanekaragaman (H’) wilayah perairan Pulau Lemukutan yaitu sebesar 3,9 sedangkan analisis perbandingan produksi ikan (one-way anova) menunjukkan perlakuan kedua model konstruksi alat tangkap tidak berpengaruh nyata terhadap produksi ikan yang tertangkap pada kedalaman 10 m dan 14 m. Hasil analisis R/C rasio menunjukan alat tangkap bubu modifikasi model balok konstruksi atraktor memperoleh nilai R/C = 1,435 dan konstruksi tidak menggunakan atraktor nilai R/C sebesar = 1,031, dengan demikian kedua model konstruksi bubu dasar secara ekonomis layak untuk dikembangkan sebagai usaha penangkapan di perairan Pulau Lemukutan.
ISSN:2087-4871
2549-3841