Eksistensi Gerakan Sosial Pasangan Campur Antarnegara: Upaya Memperoleh Hak Untuk Menikah di Masa Pandemi

Pasangan campur antarnegara yang tidak terakomodasi oleh kebijakan keimigrasian membentuk gerakan #loveisnottourism di media sosial. Artikel ini bertujuan mendeskripsikan berbagai hal yang melatarbelakangi munculnya gerakan sosial #loveisnottourism dan pemenuhan hak untuk menikah dalam konteks undan...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Dwi Bima Achmad Setyawan, Rizqi Ganis Ashari
Format: Article
Language:English
Published: Badan Strategi Kebijakan Hukum dan Hak Asasi Manusia 2021-12-01
Series:Jurnal HAM
Subjects:
Online Access:https://ejournal.balitbangham.go.id/index.php/ham/article/view/1894
_version_ 1797204291682828288
author Dwi Bima Achmad Setyawan
Rizqi Ganis Ashari
author_facet Dwi Bima Achmad Setyawan
Rizqi Ganis Ashari
author_sort Dwi Bima Achmad Setyawan
collection DOAJ
description Pasangan campur antarnegara yang tidak terakomodasi oleh kebijakan keimigrasian membentuk gerakan #loveisnottourism di media sosial. Artikel ini bertujuan mendeskripsikan berbagai hal yang melatarbelakangi munculnya gerakan sosial #loveisnottourism dan pemenuhan hak untuk menikah dalam konteks undang- undang yang mengatur hak asasi di Indonesia saat pandemi. Penelitian ini dilakukan melalui metode penelitian kualitatif deskriptif dan pendekatan yuridis normative dengan menganalisis data hukum primer dan data sekunder. Faktor pemicu gerakan sosial #loveisnottourism dikategorikan menjadi faktor personal dan faktor eksternal. Ketiadaan fasilitas keimigrasian bagi pasangan campur untuk bertemu dan melaksanakan pernikahan merupakan pengejawantahan doktrin positif hukum tentang hak asasi di Indonesia, yang mengkategorisasikan hak untuk menikah di saat pandemi sebagai bagian dari derogable rights. Hak tersebut dapat dibatasi pemenuhannya oleh negara dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan dan keamanan negara dari sebaran Covid-19. Artikel ini merekomendasikan perlunya penjelasan yang transparan mengenai doktrin positif hak untuk menikah sebagai derogable rights sehingga pemenuhannya dapat dibatasi.
first_indexed 2024-04-09T14:56:58Z
format Article
id doaj.art-ebbbefe418ec4c5493836340e5f543c6
institution Directory Open Access Journal
issn 1693-8704
2579-8553
language English
last_indexed 2024-04-24T08:32:54Z
publishDate 2021-12-01
publisher Badan Strategi Kebijakan Hukum dan Hak Asasi Manusia
record_format Article
series Jurnal HAM
spelling doaj.art-ebbbefe418ec4c5493836340e5f543c62024-04-16T19:04:10ZengBadan Strategi Kebijakan Hukum dan Hak Asasi ManusiaJurnal HAM1693-87042579-85532021-12-0112340542810.30641/ham.2021.12.405-428486Eksistensi Gerakan Sosial Pasangan Campur Antarnegara: Upaya Memperoleh Hak Untuk Menikah di Masa PandemiDwi Bima Achmad Setyawan0Rizqi Ganis Ashari1Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah RaiKantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah RaiPasangan campur antarnegara yang tidak terakomodasi oleh kebijakan keimigrasian membentuk gerakan #loveisnottourism di media sosial. Artikel ini bertujuan mendeskripsikan berbagai hal yang melatarbelakangi munculnya gerakan sosial #loveisnottourism dan pemenuhan hak untuk menikah dalam konteks undang- undang yang mengatur hak asasi di Indonesia saat pandemi. Penelitian ini dilakukan melalui metode penelitian kualitatif deskriptif dan pendekatan yuridis normative dengan menganalisis data hukum primer dan data sekunder. Faktor pemicu gerakan sosial #loveisnottourism dikategorikan menjadi faktor personal dan faktor eksternal. Ketiadaan fasilitas keimigrasian bagi pasangan campur untuk bertemu dan melaksanakan pernikahan merupakan pengejawantahan doktrin positif hukum tentang hak asasi di Indonesia, yang mengkategorisasikan hak untuk menikah di saat pandemi sebagai bagian dari derogable rights. Hak tersebut dapat dibatasi pemenuhannya oleh negara dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan dan keamanan negara dari sebaran Covid-19. Artikel ini merekomendasikan perlunya penjelasan yang transparan mengenai doktrin positif hak untuk menikah sebagai derogable rights sehingga pemenuhannya dapat dibatasi.https://ejournal.balitbangham.go.id/index.php/ham/article/view/1894covid-19gerakan sosialhak asasi manusia#loveisnottourismpasangan campur.
spellingShingle Dwi Bima Achmad Setyawan
Rizqi Ganis Ashari
Eksistensi Gerakan Sosial Pasangan Campur Antarnegara: Upaya Memperoleh Hak Untuk Menikah di Masa Pandemi
Jurnal HAM
covid-19
gerakan sosial
hak asasi manusia
#loveisnottourism
pasangan campur.
title Eksistensi Gerakan Sosial Pasangan Campur Antarnegara: Upaya Memperoleh Hak Untuk Menikah di Masa Pandemi
title_full Eksistensi Gerakan Sosial Pasangan Campur Antarnegara: Upaya Memperoleh Hak Untuk Menikah di Masa Pandemi
title_fullStr Eksistensi Gerakan Sosial Pasangan Campur Antarnegara: Upaya Memperoleh Hak Untuk Menikah di Masa Pandemi
title_full_unstemmed Eksistensi Gerakan Sosial Pasangan Campur Antarnegara: Upaya Memperoleh Hak Untuk Menikah di Masa Pandemi
title_short Eksistensi Gerakan Sosial Pasangan Campur Antarnegara: Upaya Memperoleh Hak Untuk Menikah di Masa Pandemi
title_sort eksistensi gerakan sosial pasangan campur antarnegara upaya memperoleh hak untuk menikah di masa pandemi
topic covid-19
gerakan sosial
hak asasi manusia
#loveisnottourism
pasangan campur.
url https://ejournal.balitbangham.go.id/index.php/ham/article/view/1894
work_keys_str_mv AT dwibimaachmadsetyawan eksistensigerakansosialpasangancampurantarnegaraupayamemperolehhakuntukmenikahdimasapandemi
AT rizqiganisashari eksistensigerakansosialpasangancampurantarnegaraupayamemperolehhakuntukmenikahdimasapandemi