PEMBERDAYAAN USAHA KAIN TENUN IKAT DI DESA SUKAHET SIDEMEN KARANGASEM DENGAN E-COMMERCE

Pulau Bali merupakan salah satu dari kepulauan Indonesia yang sangat terkenal di seluruh dunia.Keterkenalan Bali ini terutama disebabkan oleh kehidupan penduduknya yang memliki corak kebudayaan yang nik dan  dikagumi leh wisatawan yang dating keBali. Kain Tenun bukan hanya buah keterampilan turun-te...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: I G P Fajar Pranadi Sudhana, Made Suardani, I Gusti Agung Bagus Mataram
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Politeknik Negeri Bali 2017-02-01
Series:Bhakti Persada: Jurnal Aplikasi Ipteks
Online Access:http://ojs.pnb.ac.id/index.php/BP/article/view/236
Description
Summary:Pulau Bali merupakan salah satu dari kepulauan Indonesia yang sangat terkenal di seluruh dunia.Keterkenalan Bali ini terutama disebabkan oleh kehidupan penduduknya yang memliki corak kebudayaan yang nik dan  dikagumi leh wisatawan yang dating keBali. Kain Tenun bukan hanya buah keterampilan turun-temurun bagi masyarakat Bali, melainkan juga bentuk identitas kultural dan artefak ritual. Di luar lingkup tradisi masyarakat daerah tujuan wisata, kain tenun Bali pun tidak sebatas cendera mata atau sekedar oleh-oleh khas Bali semata, tetapi terus berkembang sebagai komoditas ke dunia fashion yang berbasiskan budaya. Sebenarnya di kalangan masyarakat Bali, Desa Sidemen dikenal sebagai penghasil kain tenunikat endek dansongket yangmemiliki motif khas berbasis budaya dan adat bernuansa alam dengan garapan yang terkenal detail dan kehalusannya.Desa sukahet merupakan salah satu desa di kecamatan Sidemen. Seperti desa-desa lainnya di Sidemen, Desa Sukahet dulunya juga adalah penghasil kain tenun songket dan endek .Pekerjaan menenun adalah pekerjaan sampingan yang dilakukan disamping pekerjaan utama sebagai petani.Murahnya ongkos tenun dikarenakan tenaga yang ada hanya bisa melakukan pekerjaan tenun saja membuat industri tenun di desa Sukahet menjadi kurang bergairah. Padahal untuk dapat menghasilkan kain tenun dibutuhkan beberapa proses seperti proses perancangan motif, pengikatan motif ,pewarnaan, dan yang terakhir adalah penenunan. Biasanya penenun mendatangkan ahlinya dari luar atau membeli bahan baku yang sudah diikat motifnya dan diwarna.Selain ongkos tenun yang murah, harga jual yang lebih murah juga menjadi salah satu kurang bergairahnya industri Tenun tradisional di desa Sukahet karena kain tenun yang dihasilkan selama ini hanya dipasarkan ke pedagang kain di pasar tradisional dan pengepul.Melalui program IbM ini kami akan berusaha membantu masyarakat menggali potensi yang dimiliki untuk menggairahkan kembali industri tenun tradisional secara berkelanjutan yang nantinya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat di desa yang kami jadikan sasaran program. Alternatif solusi yang ditawarkan adalah manyelenggarakan pelatihan teknik perancangan motif, teknik pengikatan motif, pewarnaan dan teknik tenun yang baik, pelatihan teknologi informasi, pelatihan pembuatan brosur, membangun website e-commerce sebagai alat pemasaran global, artikel ilmiah untuk dipublikasikan dijurnal ilmiah nasional dan  poster untuk bahan seminar nasional. Melalui program IbM ini diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme pengelolaan usaha dengan bergairahnya kembali industri tenun tradisional di desa sasaran dan terbangunnya jaringan pemasaran produk secara konvensional dan modern dengan bantuan teknologi informasi.
ISSN:2477-4022
2580-5606