PEMBUATAN SURFAKTAN POLYOXYETHYLENE DARI MINYAK SAWIT:

<p><em>Minyak sawit masih bisa ditingkatkan nilai tambahnya melalui pengubahan menjadi surfaktan. Surfaktan berbasis minyak nabati bersifat mudah terurai (biodegradable), dan ramah lingkungan. Salah satu surfaktan yang dapat disintesis dari minyak sawit adalah polyoxyethylene mono-diglis...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Ery Fatarina Purwaningtyas, Bambang Pramudono
Format: Article
Language:English
Published: Diponegoro University 2012-02-01
Series:Reaktor
Subjects:
Online Access:http://ejournal.undip.ac.id/index.php/reaktor/article/view/1522
_version_ 1819013151955353600
author Ery Fatarina Purwaningtyas
Bambang Pramudono
author_facet Ery Fatarina Purwaningtyas
Bambang Pramudono
author_sort Ery Fatarina Purwaningtyas
collection DOAJ
description <p><em>Minyak sawit masih bisa ditingkatkan nilai tambahnya melalui pengubahan menjadi surfaktan. Surfaktan berbasis minyak nabati bersifat mudah terurai (biodegradable), dan ramah lingkungan. Salah satu surfaktan yang dapat disintesis dari minyak sawit adalah polyoxyethylene mono-digliserid (POE-MDG) melalui proses gliserolisis yang dilanjutkan dengan proses etoksilasi. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji parameter proses pada gliserolisis maupun etoksilasi. Proses glyserolisis menggunakan katalis MgO dan pelarut n-butanol, dilakukan dengan memvariasikan suhu, rasio gliserol: minyak, dan rasio n-butanol: minyak. Dari penelitian ini diperoleh variable yang berpengaruh pada proses glyserolisis adalah rasio glyserol: minyak, konversi tertinggi 0,785. Hasil gliserolisis adalah MDG, selanjutnya dietoksilasi untuk mendapatkan surfaktan (POE-MDG). Proses etoksilasi MDG menggunakan katalis MgO, dengan memvariasi perbandingan MDG : polietilen glikol (PEG). Berdasarkan analisa Forrier Transform Infra Red (FTIR) memberikan puncak baru pada 1743,65 cm<sup>-1</sup> yang menunjukkan pembentukan ikatan C-O-O. Analisis dengan kolom kromatografi memberikan hasil &nbsp;polyoxyethylen (POE) tertinggi 9,20 % pada rasio MDG : PEG = 4, waktu reaksi 120 menit, temperatur 160<sup>0</sup>C, kecepatan pengadukan 400 rpm, konsentrasi katalis 2%. Hasil uji kestabilan emulsi menunjukkan bahwa surfaktan POE-MDG mempunyai efek emulsifier</em></p>
first_indexed 2024-12-21T01:55:24Z
format Article
id doaj.art-f017ebe05d5243d3b4bdbc67e498e4f0
institution Directory Open Access Journal
issn 0852-0798
2407-5973
language English
last_indexed 2024-12-21T01:55:24Z
publishDate 2012-02-01
publisher Diponegoro University
record_format Article
series Reaktor
spelling doaj.art-f017ebe05d5243d3b4bdbc67e498e4f02022-12-21T19:19:48ZengDiponegoro UniversityReaktor0852-07982407-59732012-02-0112310.14710/reaktor.12.3.175 – 1821216PEMBUATAN SURFAKTAN POLYOXYETHYLENE DARI MINYAK SAWIT:Ery Fatarina Purwaningtyas0Bambang Pramudono1Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang. Jl. Pawiyatan Luhur Bendan Dhuwur Semarang 50233Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik UNDIP Semarang Jln. Prof. Sudharto, SH, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax: (024)7460058<p><em>Minyak sawit masih bisa ditingkatkan nilai tambahnya melalui pengubahan menjadi surfaktan. Surfaktan berbasis minyak nabati bersifat mudah terurai (biodegradable), dan ramah lingkungan. Salah satu surfaktan yang dapat disintesis dari minyak sawit adalah polyoxyethylene mono-digliserid (POE-MDG) melalui proses gliserolisis yang dilanjutkan dengan proses etoksilasi. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji parameter proses pada gliserolisis maupun etoksilasi. Proses glyserolisis menggunakan katalis MgO dan pelarut n-butanol, dilakukan dengan memvariasikan suhu, rasio gliserol: minyak, dan rasio n-butanol: minyak. Dari penelitian ini diperoleh variable yang berpengaruh pada proses glyserolisis adalah rasio glyserol: minyak, konversi tertinggi 0,785. Hasil gliserolisis adalah MDG, selanjutnya dietoksilasi untuk mendapatkan surfaktan (POE-MDG). Proses etoksilasi MDG menggunakan katalis MgO, dengan memvariasi perbandingan MDG : polietilen glikol (PEG). Berdasarkan analisa Forrier Transform Infra Red (FTIR) memberikan puncak baru pada 1743,65 cm<sup>-1</sup> yang menunjukkan pembentukan ikatan C-O-O. Analisis dengan kolom kromatografi memberikan hasil &nbsp;polyoxyethylen (POE) tertinggi 9,20 % pada rasio MDG : PEG = 4, waktu reaksi 120 menit, temperatur 160<sup>0</sup>C, kecepatan pengadukan 400 rpm, konsentrasi katalis 2%. Hasil uji kestabilan emulsi menunjukkan bahwa surfaktan POE-MDG mempunyai efek emulsifier</em></p>http://ejournal.undip.ac.id/index.php/reaktor/article/view/1522etoksilasi, gliserolisis, minyak sawit, polyoxyetilen
spellingShingle Ery Fatarina Purwaningtyas
Bambang Pramudono
PEMBUATAN SURFAKTAN POLYOXYETHYLENE DARI MINYAK SAWIT:
Reaktor
etoksilasi, gliserolisis, minyak sawit, polyoxyetilen
title PEMBUATAN SURFAKTAN POLYOXYETHYLENE DARI MINYAK SAWIT:
title_full PEMBUATAN SURFAKTAN POLYOXYETHYLENE DARI MINYAK SAWIT:
title_fullStr PEMBUATAN SURFAKTAN POLYOXYETHYLENE DARI MINYAK SAWIT:
title_full_unstemmed PEMBUATAN SURFAKTAN POLYOXYETHYLENE DARI MINYAK SAWIT:
title_short PEMBUATAN SURFAKTAN POLYOXYETHYLENE DARI MINYAK SAWIT:
title_sort pembuatan surfaktan polyoxyethylene dari minyak sawit
topic etoksilasi, gliserolisis, minyak sawit, polyoxyetilen
url http://ejournal.undip.ac.id/index.php/reaktor/article/view/1522
work_keys_str_mv AT eryfatarinapurwaningtyas pembuatansurfaktanpolyoxyethylenedariminyaksawit
AT bambangpramudono pembuatansurfaktanpolyoxyethylenedariminyaksawit