Pengaruh Globalisasi Dan Hegemoni Pada Transformasi Musik Dol Di Kota Bengkulu

Transformasi memiliki arti perubahan bentuk dan secara lengkap merupakan perubahan fisik maupun nonfisik (bentuk, rupa, sifat, fungsi, dan lain-lain). Transformasi dimaksudkan baik perubahan yang masih menunjukkan benda asalnya maupun perubahan yang sudah tidak memperlihatkan kesamaan dengan benda...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Bambang Parmadie, A.A Ngurah Anom Kumbara, A.A Bagus Wirawan, I Gede Arya Sugiartha
Format: Article
Language:English
Published: Institut Seni Indonesia Denpasar 2018-02-01
Series:Mudra: Jurnal Seni Budaya
Subjects:
Online Access:https://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/mudra/article/view/240
_version_ 1797803634546704384
author Bambang Parmadie
A.A Ngurah Anom Kumbara
A.A Bagus Wirawan
I Gede Arya Sugiartha
author_facet Bambang Parmadie
A.A Ngurah Anom Kumbara
A.A Bagus Wirawan
I Gede Arya Sugiartha
author_sort Bambang Parmadie
collection DOAJ
description Transformasi memiliki arti perubahan bentuk dan secara lengkap merupakan perubahan fisik maupun nonfisik (bentuk, rupa, sifat, fungsi, dan lain-lain). Transformasi dimaksudkan baik perubahan yang masih menunjukkan benda asalnya maupun perubahan yang sudah tidak memperlihatkan kesamaan dengan benda asalnya. Arus globalisasi dan hegemoni yang terjadi pada perubahan musik Dol sebagai musikalitas ritual Tabot digunakan secara sengaja untuk hiburan, kreativitas seniman, pencitraan, pendidikan, dan pariwisata. Fenomena yang terjadi dalam waktu yang panjang dan bertahap-tahap, bersifat linier dan hierarkis, dari sakral ke sekuler atau profan (komodifikasi), dari idealisme tradisi ke idealisme industri dan pencitraan (ekonomi), dan dari tujuan ke pesanan (kreativitas). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Teori yang digunakan untuk menganalisis permasalahan yaitu teori hegemoni, teori budaya populer dan teori praktik sosial. Hasil penelitian pengaruh globalisasi dan hegemoni pada perubahan musik Dol dari sakral ke sekuler atau profan maupun sebaliknya yang terjadi dalam masyarakat Bengkulu menyebabkan perubahan (motivasi dan stimulasi) ini dapat diterima oleh masyarakat dan bisa menyatu dalam kehidupan bermasyarakat.  Pengaruh globalisasi dan hegemoni pada perubahan musik Dol menjadikan kesenian ini sebagai industri budaya, materi kreatifitas seniman, pariwisata, pencitraan dan inovasi pada pendidikan. Musik Dol tumbuh menjadi kebudayaan seni pertunjukan baru yang menggeser  keberadaan pesta rakyat ritual Tabot pada saat ini. Hal ini tampak jelas dalam perkembangan musik Dol semakin meluas secara kuantitas dan kreatifitas. Transformation signifies meaningful change in form and is a complete physical and nonphysical reconfiguration (form, likeness, nature, function, etc.). Transformation is representative of both intended change that is still indicative of the origins of an object and the changes that are not indicative of showing any similarity with the object in its original form. The dynamics of globalization and hegemony that have affected change in Dol music as Tabot ritual musicality is used deliberately for entertainment, artist's creativity, imaging, education, and tourism. Long-term and gradual phenomena are linear and hierarchical, from sacred to secular or profane (commodification), from idealism to industrial idealism and imaging (economy), and from purpose to order (creativity). The method used in this research is qualitative method. The theory used to analyze the problems of hegemony theory, popular culture theory and social practice theory. The result of the research of the influence of globalization and hegemony on the musical change of Dol from sacred to secular or profane and vice versa that happened in Bengkulu society caused change (motivation and stimulation) that is accepted by society and can be instrumental in united  society life. The influence of globalization and hegemony on the change of Dol music makes this art  take form as cultural industry, artistic creativity, tourism, imaging and innovation in education. So Dol music becomes an icon of Bengkulu Province and flourishes into a new performance art culture that shifts the existence of Tabot ritual folk feast. This is evident as the development of Dol music is widespread in quantity and creativity.
first_indexed 2024-03-13T05:23:49Z
format Article
id doaj.art-f1b691e7c18e42b186dcf4209d604da8
institution Directory Open Access Journal
issn 0854-3461
2541-0407
language English
last_indexed 2024-03-13T05:23:49Z
publishDate 2018-02-01
publisher Institut Seni Indonesia Denpasar
record_format Article
series Mudra: Jurnal Seni Budaya
spelling doaj.art-f1b691e7c18e42b186dcf4209d604da82023-06-15T09:29:30ZengInstitut Seni Indonesia DenpasarMudra: Jurnal Seni Budaya0854-34612541-04072018-02-0133110.31091/mudra.v33i1.240162Pengaruh Globalisasi Dan Hegemoni Pada Transformasi Musik Dol Di Kota BengkuluBambang Parmadie0A.A Ngurah Anom Kumbara1A.A Bagus Wirawan2I Gede Arya Sugiartha3Universitas Bengkulu Pascasarjana Doktoral Kajian Budaya Universitas UdayanaPascasarjana S3 Kajian Budaya FIB Universitas UdayanaPascasarjana S3 Kajian Budaya FIB Universitas UdayanaInstitut Seni Indonesia Denpasar Transformasi memiliki arti perubahan bentuk dan secara lengkap merupakan perubahan fisik maupun nonfisik (bentuk, rupa, sifat, fungsi, dan lain-lain). Transformasi dimaksudkan baik perubahan yang masih menunjukkan benda asalnya maupun perubahan yang sudah tidak memperlihatkan kesamaan dengan benda asalnya. Arus globalisasi dan hegemoni yang terjadi pada perubahan musik Dol sebagai musikalitas ritual Tabot digunakan secara sengaja untuk hiburan, kreativitas seniman, pencitraan, pendidikan, dan pariwisata. Fenomena yang terjadi dalam waktu yang panjang dan bertahap-tahap, bersifat linier dan hierarkis, dari sakral ke sekuler atau profan (komodifikasi), dari idealisme tradisi ke idealisme industri dan pencitraan (ekonomi), dan dari tujuan ke pesanan (kreativitas). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Teori yang digunakan untuk menganalisis permasalahan yaitu teori hegemoni, teori budaya populer dan teori praktik sosial. Hasil penelitian pengaruh globalisasi dan hegemoni pada perubahan musik Dol dari sakral ke sekuler atau profan maupun sebaliknya yang terjadi dalam masyarakat Bengkulu menyebabkan perubahan (motivasi dan stimulasi) ini dapat diterima oleh masyarakat dan bisa menyatu dalam kehidupan bermasyarakat.  Pengaruh globalisasi dan hegemoni pada perubahan musik Dol menjadikan kesenian ini sebagai industri budaya, materi kreatifitas seniman, pariwisata, pencitraan dan inovasi pada pendidikan. Musik Dol tumbuh menjadi kebudayaan seni pertunjukan baru yang menggeser  keberadaan pesta rakyat ritual Tabot pada saat ini. Hal ini tampak jelas dalam perkembangan musik Dol semakin meluas secara kuantitas dan kreatifitas. Transformation signifies meaningful change in form and is a complete physical and nonphysical reconfiguration (form, likeness, nature, function, etc.). Transformation is representative of both intended change that is still indicative of the origins of an object and the changes that are not indicative of showing any similarity with the object in its original form. The dynamics of globalization and hegemony that have affected change in Dol music as Tabot ritual musicality is used deliberately for entertainment, artist's creativity, imaging, education, and tourism. Long-term and gradual phenomena are linear and hierarchical, from sacred to secular or profane (commodification), from idealism to industrial idealism and imaging (economy), and from purpose to order (creativity). The method used in this research is qualitative method. The theory used to analyze the problems of hegemony theory, popular culture theory and social practice theory. The result of the research of the influence of globalization and hegemony on the musical change of Dol from sacred to secular or profane and vice versa that happened in Bengkulu society caused change (motivation and stimulation) that is accepted by society and can be instrumental in united  society life. The influence of globalization and hegemony on the change of Dol music makes this art  take form as cultural industry, artistic creativity, tourism, imaging and innovation in education. So Dol music becomes an icon of Bengkulu Province and flourishes into a new performance art culture that shifts the existence of Tabot ritual folk feast. This is evident as the development of Dol music is widespread in quantity and creativity. https://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/mudra/article/view/240TransformasiGlobalisasiHegemoniMusik Dol
spellingShingle Bambang Parmadie
A.A Ngurah Anom Kumbara
A.A Bagus Wirawan
I Gede Arya Sugiartha
Pengaruh Globalisasi Dan Hegemoni Pada Transformasi Musik Dol Di Kota Bengkulu
Mudra: Jurnal Seni Budaya
Transformasi
Globalisasi
Hegemoni
Musik Dol
title Pengaruh Globalisasi Dan Hegemoni Pada Transformasi Musik Dol Di Kota Bengkulu
title_full Pengaruh Globalisasi Dan Hegemoni Pada Transformasi Musik Dol Di Kota Bengkulu
title_fullStr Pengaruh Globalisasi Dan Hegemoni Pada Transformasi Musik Dol Di Kota Bengkulu
title_full_unstemmed Pengaruh Globalisasi Dan Hegemoni Pada Transformasi Musik Dol Di Kota Bengkulu
title_short Pengaruh Globalisasi Dan Hegemoni Pada Transformasi Musik Dol Di Kota Bengkulu
title_sort pengaruh globalisasi dan hegemoni pada transformasi musik dol di kota bengkulu
topic Transformasi
Globalisasi
Hegemoni
Musik Dol
url https://jurnal.isi-dps.ac.id/index.php/mudra/article/view/240
work_keys_str_mv AT bambangparmadie pengaruhglobalisasidanhegemonipadatransformasimusikdoldikotabengkulu
AT aangurahanomkumbara pengaruhglobalisasidanhegemonipadatransformasimusikdoldikotabengkulu
AT aabaguswirawan pengaruhglobalisasidanhegemonipadatransformasimusikdoldikotabengkulu
AT igedearyasugiartha pengaruhglobalisasidanhegemonipadatransformasimusikdoldikotabengkulu