Redesain Gedung Auditorium Sarsito Mangoenkusumo RRI Surakarta dengan Pendekatan Revitalisasi Cagar Budaya

 Today's traditional performing arts are starting to be pushed by modern cultural arts which are preferred by various groups. This is because the packaging of modern performing arts is more attractive when compared to traditional performing arts, so that especially young people, prefer modern...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Wahyu Prabowo, Tiara Rukmaya Dewi
Format: Article
Language:English
Published: Institut Teknologi Kalimantan 2023-05-01
Series:Specta
Subjects:
Online Access:https://journal.itk.ac.id/index.php/sjt/article/view/372
_version_ 1797814312141586432
author Wahyu Prabowo
Tiara Rukmaya Dewi
author_facet Wahyu Prabowo
Tiara Rukmaya Dewi
author_sort Wahyu Prabowo
collection DOAJ
description  Today's traditional performing arts are starting to be pushed by modern cultural arts which are preferred by various groups. This is because the packaging of modern performing arts is more attractive when compared to traditional performing arts, so that especially young people, prefer modern cultural arts. Traditional performing arts are the legacy of our ancestors who have the values ​​of human life. In addition, the packaging for a traditional performance is also interesting to see and appreciate as a regional traditional art. The RRI Surakarta auditorium building was established in 1958 and is a facility that is still in use today. This building is one of the venues for performing arts in Surakarta and has undergone several renovations. Its current condition has decreased in quality in terms of function. The RRI Surakarta building is a cultural heritage building so that efforts to preserve its physical aspects must refer to RI Law Number 11 of 2010 concerning Cultural Heritage. The preservation of this building needs more attention for the government and RRI itself. This conservation effort should be realized in the implementation of spatial planning as mandated in Law no. 26 of 2007 concerning Spatial Planning which explains that in spatial planning management must pay attention to various aspects, including cultural values ​​contained in historic areas. In a more micro scope, conservation efforts need to be made to buildings and the environment that are designated as cultural heritage, as mandated in Law no. 28 of 2002 concerning Buildings. This study will use a descriptive analytic method that uses a location image to determine the feasibility level. So that it will produce designs that are able to accommodate the needs of the modern era without neglecting its status as a cultural heritage.   Keywords: cultural heritage, redesign, auditorium, culture     Abstrak   Seni pertunjukan tradisional saat ini mulai terdesak oleh seni budaya modern yang lebih disukai oleh berbagai kalangan. Hal ini disebabkan kemasan seni pertunjukan modern lebih menarik jika dibandingkan dengan seni pertunjukan tradisional, sehingga sebagian masyarakat khususnya kaum muda lebih menyukai seni budaya modern. Seni pertunjukan tradisional merupakan peninggalan leluhur nenek moyang yang memiliki nilai-nilai kehidupan manusia. Selain itu, kemasan sebuah pertunjukan tradisional juga menarik untuk dilihat dan dihayati sebagai kesenian tradisional daerah. Gedung auditorium RRI Surakarta didirikan pada tahun 1958 dan merupakan fasilitas yang masih digunakan hingga sekarang. Gedung ini menjadi salah satu tempat pertunjukan kesenian yang ada di Surakarta dan telah mengalami beberapa kali renovasi namun kondisinya saat ini mengalami penurunan kualitas dari segi fungsi. Bangunan RRI Surakarta termasuk gedung cagar budaya sehingga upaya pelestarian aspek fisiknya harus mengacu pada UU RI Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya.  Kelestarian bangunan ini perlu mendapatkan perhatian lebih bagi pemerintah maupun pihak RRI sendiri. Upaya pelestarian ini sebaiknya diwujudkan dalam penyelenggaraan penataan ruang sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang menjelaskan bahwa dalam penyelenggaraan penataan ruang harus memperhatikan berbagai aspek, termasuk nilai budaya yang terkandung dalam kawasan bersejarah. Dalam lingkup yang lebih mikro, upaya pelestarian perlu dilakukan terhadap bangunan gedung dan lingkungan yang ditetapkan sebagai cagar budaya, sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif analitik yang menggunakan gambar lokasi untuk kemudian diketahui tingkat kelayakannya. Sehingga akan dihasilkan hasil desain yang mampu meangakomodasi kebutuhan pada era modern saat ini tanpa mengabaikan statusnya sebagai cagar budaya.   Kata Kunci: cagar budaya, redesain, auditorium, budaya
first_indexed 2024-03-13T08:05:47Z
format Article
id doaj.art-f1d2a3fc4d1d4e22bc4d208909efc42e
institution Directory Open Access Journal
issn 2549-2713
2622-9099
language English
last_indexed 2024-03-13T08:05:47Z
publishDate 2023-05-01
publisher Institut Teknologi Kalimantan
record_format Article
series Specta
spelling doaj.art-f1d2a3fc4d1d4e22bc4d208909efc42e2023-06-01T07:55:14ZengInstitut Teknologi KalimantanSpecta2549-27132622-90992023-05-017110.35718/specta.v7i1.372Redesain Gedung Auditorium Sarsito Mangoenkusumo RRI Surakarta dengan Pendekatan Revitalisasi Cagar BudayaWahyu Prabowo0Tiara Rukmaya Dewi1Universitas Tunas Pembangunan SurakartaInstitut Teknologi Kalimantan  Today's traditional performing arts are starting to be pushed by modern cultural arts which are preferred by various groups. This is because the packaging of modern performing arts is more attractive when compared to traditional performing arts, so that especially young people, prefer modern cultural arts. Traditional performing arts are the legacy of our ancestors who have the values ​​of human life. In addition, the packaging for a traditional performance is also interesting to see and appreciate as a regional traditional art. The RRI Surakarta auditorium building was established in 1958 and is a facility that is still in use today. This building is one of the venues for performing arts in Surakarta and has undergone several renovations. Its current condition has decreased in quality in terms of function. The RRI Surakarta building is a cultural heritage building so that efforts to preserve its physical aspects must refer to RI Law Number 11 of 2010 concerning Cultural Heritage. The preservation of this building needs more attention for the government and RRI itself. This conservation effort should be realized in the implementation of spatial planning as mandated in Law no. 26 of 2007 concerning Spatial Planning which explains that in spatial planning management must pay attention to various aspects, including cultural values ​​contained in historic areas. In a more micro scope, conservation efforts need to be made to buildings and the environment that are designated as cultural heritage, as mandated in Law no. 28 of 2002 concerning Buildings. This study will use a descriptive analytic method that uses a location image to determine the feasibility level. So that it will produce designs that are able to accommodate the needs of the modern era without neglecting its status as a cultural heritage.   Keywords: cultural heritage, redesign, auditorium, culture     Abstrak   Seni pertunjukan tradisional saat ini mulai terdesak oleh seni budaya modern yang lebih disukai oleh berbagai kalangan. Hal ini disebabkan kemasan seni pertunjukan modern lebih menarik jika dibandingkan dengan seni pertunjukan tradisional, sehingga sebagian masyarakat khususnya kaum muda lebih menyukai seni budaya modern. Seni pertunjukan tradisional merupakan peninggalan leluhur nenek moyang yang memiliki nilai-nilai kehidupan manusia. Selain itu, kemasan sebuah pertunjukan tradisional juga menarik untuk dilihat dan dihayati sebagai kesenian tradisional daerah. Gedung auditorium RRI Surakarta didirikan pada tahun 1958 dan merupakan fasilitas yang masih digunakan hingga sekarang. Gedung ini menjadi salah satu tempat pertunjukan kesenian yang ada di Surakarta dan telah mengalami beberapa kali renovasi namun kondisinya saat ini mengalami penurunan kualitas dari segi fungsi. Bangunan RRI Surakarta termasuk gedung cagar budaya sehingga upaya pelestarian aspek fisiknya harus mengacu pada UU RI Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya.  Kelestarian bangunan ini perlu mendapatkan perhatian lebih bagi pemerintah maupun pihak RRI sendiri. Upaya pelestarian ini sebaiknya diwujudkan dalam penyelenggaraan penataan ruang sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang menjelaskan bahwa dalam penyelenggaraan penataan ruang harus memperhatikan berbagai aspek, termasuk nilai budaya yang terkandung dalam kawasan bersejarah. Dalam lingkup yang lebih mikro, upaya pelestarian perlu dilakukan terhadap bangunan gedung dan lingkungan yang ditetapkan sebagai cagar budaya, sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. Penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif analitik yang menggunakan gambar lokasi untuk kemudian diketahui tingkat kelayakannya. Sehingga akan dihasilkan hasil desain yang mampu meangakomodasi kebutuhan pada era modern saat ini tanpa mengabaikan statusnya sebagai cagar budaya.   Kata Kunci: cagar budaya, redesain, auditorium, budaya https://journal.itk.ac.id/index.php/sjt/article/view/372Auditorium Culture Cultural Heritage Redesign Surakarta
spellingShingle Wahyu Prabowo
Tiara Rukmaya Dewi
Redesain Gedung Auditorium Sarsito Mangoenkusumo RRI Surakarta dengan Pendekatan Revitalisasi Cagar Budaya
Specta
Auditorium
Culture
Cultural Heritage
Redesign
Surakarta
title Redesain Gedung Auditorium Sarsito Mangoenkusumo RRI Surakarta dengan Pendekatan Revitalisasi Cagar Budaya
title_full Redesain Gedung Auditorium Sarsito Mangoenkusumo RRI Surakarta dengan Pendekatan Revitalisasi Cagar Budaya
title_fullStr Redesain Gedung Auditorium Sarsito Mangoenkusumo RRI Surakarta dengan Pendekatan Revitalisasi Cagar Budaya
title_full_unstemmed Redesain Gedung Auditorium Sarsito Mangoenkusumo RRI Surakarta dengan Pendekatan Revitalisasi Cagar Budaya
title_short Redesain Gedung Auditorium Sarsito Mangoenkusumo RRI Surakarta dengan Pendekatan Revitalisasi Cagar Budaya
title_sort redesain gedung auditorium sarsito mangoenkusumo rri surakarta dengan pendekatan revitalisasi cagar budaya
topic Auditorium
Culture
Cultural Heritage
Redesign
Surakarta
url https://journal.itk.ac.id/index.php/sjt/article/view/372
work_keys_str_mv AT wahyuprabowo redesaingedungauditoriumsarsitomangoenkusumorrisurakartadenganpendekatanrevitalisasicagarbudaya
AT tiararukmayadewi redesaingedungauditoriumsarsitomangoenkusumorrisurakartadenganpendekatanrevitalisasicagarbudaya