Model Pemanfaatan Bangunan Tradisional Jawa Sebagai Salah Satu Objek Wisata Budaya (Kasus di Kampung Kauman Yogyakarta)

Nama "Kauman" berarti tempat berdiamnya sekelompok ahli agama, di mana kampung tersebut berkaitan erat dengan keberadaan Kraton Kasultanan Yogyakarta. Kraton ini berdiri sekitar tahun 1755, berpatokan terjadinya perjanjian Giyanti yang membagi Kerajaan Mataram menjadi dua, yaitu Kasultana...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Muhammad Chawari
Format: Article
Language:English
Published: Balai Arkeologi Yogyakarta 2004-05-01
Series:Berkala Arkeologi
Subjects:
Online Access:https://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id/index.php/berkalaarkeologi/article/view/899
Description
Summary:Nama "Kauman" berarti tempat berdiamnya sekelompok ahli agama, di mana kampung tersebut berkaitan erat dengan keberadaan Kraton Kasultanan Yogyakarta. Kraton ini berdiri sekitar tahun 1755, berpatokan terjadinya perjanjian Giyanti yang membagi Kerajaan Mataram menjadi dua, yaitu Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. Sementara itu, berdirinya Kampung Kauman tidak jauh berbeda waktunya dengan pendirian Kraton Yogyakarta tersebut, sebab Masjid Besar yang terletak di Kampung Kauman didirikan pada tahun 1773. Dengan demikian keberadaan kampung ini tentunya tidak berbeda jauh dengan berdirinya Masjid Besar tersebut.
ISSN:0216-1419
2548-7132