Mode I Non-Linear Fracture Model: Cases on Concrete and Fiber Reinforced Concrete
Model fraktur ragam I non-linier telah banyak digunakan untuk memperoleh faktor intensitas tegangan KS Ic dan perpindahan bukaan ujung retak CTODc sebagai kriteria fraktur untuk beton dan beton serat. Beberapa model fraktur ragam I non-linier terdahulu antara lain Model Retak Fiktif oleh Hillerborg,...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
Universitas Kristen Maranatha
2019-03-01
|
Series: | Jurnal Teknik Sipil |
Subjects: | |
Online Access: | https://journal.maranatha.edu/index.php/jts/article/view/1305 |
Summary: | Model fraktur ragam I non-linier telah banyak digunakan untuk memperoleh faktor intensitas
tegangan KS
Ic dan perpindahan bukaan ujung retak CTODc sebagai kriteria fraktur untuk beton dan
beton serat. Beberapa model fraktur ragam I non-linier terdahulu antara lain Model Retak Fiktif oleh
Hillerborg, (1976), Model Pita Retak oleh Bazant (1983, 1986), Model Dua-Parameter oleh Jenq dan
Shah (1986), Model Penjalaran Retak Mode I oleh Zhang dan Li (2005), dan Model Kerusakan Non-
Lokal oleh Ferrara dan Prisco (2005). Tulisan ini mengimplementasikan model fraktur ragam I nonlinier
pada 2 kasus. Kasus pertama diimplementasikan pad beton sedangkan kasus kedua
diimplementasikan pada beton serat. Kedua kasus tersebut akan memperoleh nilai faktor intensitas
tegangan KS
Ic dan perpindahan bukaan ujung retak CTODc. Kasus 1 adalah kasus benda uji balok
beton bertakik model fraktur ragam I non-linier dan kasus 2 adalah beton serat tak hingga model
fraktur ragam I non-linier. Kasus 1 menghasilkan nilai faktor intensitas tegangan KS
Ic sebesar 15.078
MPa mm-1/2 dan perpindahan bukaan ujung retak CTODc sebesar 0.023 mm. Kasus 1 menghasilkan
nilai faktor intensitas tegangan KS
Ic sebesar 3.917.10-4 MPa mm-1/2 dan perpindahan bukaan ujung retak CTODc sebesar –1.994.10-4 mm. Secara umum, keberadaan serat sangat mempengaruhi solusi
analitis. Tulisan ini memperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Model fraktur ragam I non-linier
dapat digunakan untuk memperoleh faktor intensitas tegangan KS
Ic dan perpindahan bukaan ujung
retak CTODc sebagai kriteria fraktur untuk beton dan beton serat, (2) Perilaku fraktur beton serat
adalah spesifik dibandingkan beton karena adanya fenomena penjembatanan serat, (3) Dalam
perhitungan hasil faktor intensitas tegangan KS
Ic dan perpindahan bukaan ujung retak CTODc akan
berlebihan bila traksi serat diabaikan dan kurang bila Zona Proses Fraktur diabaikan, (4) Akan sangat
baik bila mengkombinasikan Kasus 1 dan Kasus 2 bersama-sama untuk memperoleh nilai faktor
intensitas tegangan KS
Ic dan perpindahan bukaan ujung retak CTODc dengan memperhatikan
keberadaan serat dalam komposit matriks berserat. |
---|---|
ISSN: | 1411-9331 2549-7219 |