Damai atau Perang? Faktor-faktor Penyebab Perilaku Agresi pada Budaya Perang Suku Masyarakat Tradisional di Papua

Fenomena perang suku yang dilakukan Masyarakat Tradisional di Papua sudah lama terjadi. Perang suku merupakan jalan terakhir yang diambil ketika penyelesaian suatu masalah secara musyawarah tidak dapat diselesaikan atau pihak yang berkonflik memang “musuh†secara permanen. Tindakan yang dilakukan...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Ida Ayu Nursanti, Jatie Kusmiati Kusna Pudjibudojo
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Universitas Medan Area 2021-06-01
Series:Jurnal Diversita
Subjects:
Online Access:https://ojs.uma.ac.id/index.php/diversita/article/view/4613
_version_ 1797324514673033216
author Ida Ayu Nursanti
Jatie Kusmiati Kusna Pudjibudojo
author_facet Ida Ayu Nursanti
Jatie Kusmiati Kusna Pudjibudojo
author_sort Ida Ayu Nursanti
collection DOAJ
description Fenomena perang suku yang dilakukan Masyarakat Tradisional di Papua sudah lama terjadi. Perang suku merupakan jalan terakhir yang diambil ketika penyelesaian suatu masalah secara musyawarah tidak dapat diselesaikan atau pihak yang berkonflik memang “musuh†secara permanen. Tindakan yang dilakukan dalam perang suku tersebut merupakan perilaku agresi. Perilaku agresi ialah perilaku yang bertujuan guna melukai orang lain baik secara fisik maupun verbal. Berdasarkan hasil studi literatur ditemukan bahwa penyebab perilaku agresi pada budaya perang suku adalah karena faktor internal, eksternal, stressor lingkungan dan situasiasional. Pada faktor internal, perilaku agresi muncul akibat masalah yang mengancam harga diri, kemudian masalah ini disosialisasikan dengan muatan emosi sehingga memicu perang suku. Pada faktor eksternal telihat bahwa sejak anak-anak, masyarakat tradisional sudah belajar berperang dari lingkungan sosialnya dan mendapatkan penguatan positif ataupun negative yang turut meningkatkan perilaku agresi. Pada kondisi stressor lingkungan, perilaku agresi muncul akibat kompetisi populasi terhadap sumber daya yang terbatas. Pada faktor situasional dijelaskan bahwa perilaku agresi disebabkan oleh miras, provokasi konflik politik dan lain-lain. Keseluruhan faktor di atas tidak akan terwujud dalam perilaku agresi apabila tidak ada faktor pemicu yang dianggap oleh masyarakat tradisional telah merugikan aspek social-ekonomi atau melanggar norma adat yang berlaku.
first_indexed 2024-03-08T05:57:11Z
format Article
id doaj.art-f478fad1bba74e499123306a2adcd617
institution Directory Open Access Journal
issn 2461-1263
2580-6793
language Indonesian
last_indexed 2024-03-08T05:57:11Z
publishDate 2021-06-01
publisher Universitas Medan Area
record_format Article
series Jurnal Diversita
spelling doaj.art-f478fad1bba74e499123306a2adcd6172024-02-05T02:11:03ZindUniversitas Medan AreaJurnal Diversita2461-12632580-67932021-06-017112113210.31289/diversita.v7i1.46133999Damai atau Perang? Faktor-faktor Penyebab Perilaku Agresi pada Budaya Perang Suku Masyarakat Tradisional di PapuaIda Ayu Nursanti0Jatie Kusmiati Kusna Pudjibudojo1Universitas SurabayaUniversitas SurabayaFenomena perang suku yang dilakukan Masyarakat Tradisional di Papua sudah lama terjadi. Perang suku merupakan jalan terakhir yang diambil ketika penyelesaian suatu masalah secara musyawarah tidak dapat diselesaikan atau pihak yang berkonflik memang “musuh†secara permanen. Tindakan yang dilakukan dalam perang suku tersebut merupakan perilaku agresi. Perilaku agresi ialah perilaku yang bertujuan guna melukai orang lain baik secara fisik maupun verbal. Berdasarkan hasil studi literatur ditemukan bahwa penyebab perilaku agresi pada budaya perang suku adalah karena faktor internal, eksternal, stressor lingkungan dan situasiasional. Pada faktor internal, perilaku agresi muncul akibat masalah yang mengancam harga diri, kemudian masalah ini disosialisasikan dengan muatan emosi sehingga memicu perang suku. Pada faktor eksternal telihat bahwa sejak anak-anak, masyarakat tradisional sudah belajar berperang dari lingkungan sosialnya dan mendapatkan penguatan positif ataupun negative yang turut meningkatkan perilaku agresi. Pada kondisi stressor lingkungan, perilaku agresi muncul akibat kompetisi populasi terhadap sumber daya yang terbatas. Pada faktor situasional dijelaskan bahwa perilaku agresi disebabkan oleh miras, provokasi konflik politik dan lain-lain. Keseluruhan faktor di atas tidak akan terwujud dalam perilaku agresi apabila tidak ada faktor pemicu yang dianggap oleh masyarakat tradisional telah merugikan aspek social-ekonomi atau melanggar norma adat yang berlaku.https://ojs.uma.ac.id/index.php/diversita/article/view/4613masyarakat tradisionalperilaku agresiperang suku
spellingShingle Ida Ayu Nursanti
Jatie Kusmiati Kusna Pudjibudojo
Damai atau Perang? Faktor-faktor Penyebab Perilaku Agresi pada Budaya Perang Suku Masyarakat Tradisional di Papua
Jurnal Diversita
masyarakat tradisional
perilaku agresi
perang suku
title Damai atau Perang? Faktor-faktor Penyebab Perilaku Agresi pada Budaya Perang Suku Masyarakat Tradisional di Papua
title_full Damai atau Perang? Faktor-faktor Penyebab Perilaku Agresi pada Budaya Perang Suku Masyarakat Tradisional di Papua
title_fullStr Damai atau Perang? Faktor-faktor Penyebab Perilaku Agresi pada Budaya Perang Suku Masyarakat Tradisional di Papua
title_full_unstemmed Damai atau Perang? Faktor-faktor Penyebab Perilaku Agresi pada Budaya Perang Suku Masyarakat Tradisional di Papua
title_short Damai atau Perang? Faktor-faktor Penyebab Perilaku Agresi pada Budaya Perang Suku Masyarakat Tradisional di Papua
title_sort damai atau perang faktor faktor penyebab perilaku agresi pada budaya perang suku masyarakat tradisional di papua
topic masyarakat tradisional
perilaku agresi
perang suku
url https://ojs.uma.ac.id/index.php/diversita/article/view/4613
work_keys_str_mv AT idaayunursanti damaiatauperangfaktorfaktorpenyebabperilakuagresipadabudayaperangsukumasyarakattradisionaldipapua
AT jatiekusmiatikusnapudjibudojo damaiatauperangfaktorfaktorpenyebabperilakuagresipadabudayaperangsukumasyarakattradisionaldipapua