Sekolah Lapang Pengelolaan Hama Terpadu (SLPHT) di Desa Sumber Agung Bengkulu Utara

Produktivitas lahan sawah beririgasi di Desa Sumber Agung, Bengkulu Utara masih rendah. Petani mempraktekkan budidaya padi secara konvensional dengan masukan pupuk dan pestisida kimia. Sekolah lapang pengelolaan hama terpadu (SLPHT) dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan tentang ekosistem tanaman...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Dwinardi Apriyanto, Tunjung Pamekas, Nadrawati
Format: Article
Language:English
Published: UNIB Press 2022-12-01
Series:Dharma Raflesia
Subjects:
Online Access:https://ejournal.unib.ac.id/dharmaraflesia/article/view/21471
Description
Summary:Produktivitas lahan sawah beririgasi di Desa Sumber Agung, Bengkulu Utara masih rendah. Petani mempraktekkan budidaya padi secara konvensional dengan masukan pupuk dan pestisida kimia. Sekolah lapang pengelolaan hama terpadu (SLPHT) dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan tentang ekosistem tanaman dan produktivitas padi sawah, dan mengurangi penggunaan pestisida kimia. Kegiatan dilakukan pada demplot seluas +7.500 m2, untuk membandingkan sistem pengelolaan hama terpadu (PHT) dengan sistem konvensional. Petani peserta SLPHT dilatih melakukan pengamatan ekosistem tanaman setiap minggu selama satu musim tanam (11 kali pertemuan). Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan petani tentang ekosistem padi dan pengelolaan tanaman sehat dan hama penyakit tanaman hampir dua kali lipat dengan skor nilai dari 42.72 menjadi 83.52. Aplikasi pestisida nabati dan agensia hayati dilakukan pada petak PHT sebanyak 3 kali,  sedangkan aplikasi pada petak konvensional sebanyak 8 kali dengan menggunakan pestisida kimia. Serangan dari hama burung pipit yang tidak bisa ditanggulangi menyebabkan produktivitas rendah. Hasil ubinan gabah kering panen (GKP) pada petak PHT adalah 2.3 + 0.36 kg (setara 2.172 ton per Ha) sedangkan pada petak konvensional 2.06 + 0.38 kg (setara 1.94 per Ha).
ISSN:1693-8046
2615-4544