Combination of Biocontrol Agents to Control Shallot Disease in The Field

Produksi bawang merah di Indonesia menghadapi permasalahan hama dan penyakit yang berat.  Penggunaan pestisida menjadi andalan petani hingga saat ini untuk pengendalian hama dan penyakit tersebut. Beberapa agens biokontrol hama dan patogen bawang merah terbukti efektif secara individual, namun belu...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Suryo Wiyono, Widodo Widodo, Thamrin Khamidi, Sobir Sobir
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Perhimpunan Fitopatologi Indonesia 2023-06-01
Series:Jurnal Fitopatologi Indonesia
Subjects:
Online Access:https://journal.ipb.ac.id/index.php/jfiti/article/view/46822
_version_ 1797794669090832384
author Suryo Wiyono
Widodo Widodo
Thamrin Khamidi
Sobir Sobir
author_facet Suryo Wiyono
Widodo Widodo
Thamrin Khamidi
Sobir Sobir
author_sort Suryo Wiyono
collection DOAJ
description Produksi bawang merah di Indonesia menghadapi permasalahan hama dan penyakit yang berat.  Penggunaan pestisida menjadi andalan petani hingga saat ini untuk pengendalian hama dan penyakit tersebut. Beberapa agens biokontrol hama dan patogen bawang merah terbukti efektif secara individual, namun belum terintegrasi di lapangan. Tujuan penelitian ialah mengevaluasi kombinasi agens biokontrol dengan efektivitas terbaik untuk menekan insidensi penyakit utama bawang merah di lapangan. Percobaan lapangan dilakukan di Tegal, Jawa Tengah, salah satu sentra penghasil bawang merah di Indonesia. Perlakuan yang diuji ialah kombinasi Fusarium  nonpatogenik (FNP) + plant growth promoting rhizobacteria (PGPR)+ khamir antagonis (KA),  FNP +  KA, PGPR + KA,  FNP+PGPR,  fungisida sintetik,  dan  tanpa perlakuan (kontrol).  Penelitian disusun dalam rancangan acak kelompok dengan empat ulangan sebagai blok. Semua perlakuan kombinasi agens pengendali hayati dan fungisida sintetik menunjukkan perbedaan nyata dengan perlakuan kontrol dalam menekan penyakit busuk batang (Fusarium oxysporum f. sp. cepae) dan bercak ungu (Alternaria porri), tetapi tidak berbeda nyata antarperlakuan.  Produktivitas bawang merah dengan perlakuan agens pengendali hayati memiliki bobot umbi segar yang cukup tinggi. Tanaman dengan perlakuan agens hayati PGPR + KA dan FNP + PGPR memiliki bobot umbi segar yang paling tinggi di antara perlakuan agens pengendali hayati lainnya.  Penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi kombinasi agens pengendali hayati berpotensi menekan penyakit bawang merah di lapangan.
first_indexed 2024-03-13T03:05:16Z
format Article
id doaj.art-f6c96c41c0a943ffb821ac26a3969034
institution Directory Open Access Journal
issn 0215-7950
2339-2479
language Indonesian
last_indexed 2024-03-13T03:05:16Z
publishDate 2023-06-01
publisher Perhimpunan Fitopatologi Indonesia
record_format Article
series Jurnal Fitopatologi Indonesia
spelling doaj.art-f6c96c41c0a943ffb821ac26a39690342023-06-27T06:23:29ZindPerhimpunan Fitopatologi IndonesiaJurnal Fitopatologi Indonesia0215-79502339-24792023-06-0118610.14692/jfi.18.6.248-254Combination of Biocontrol Agents to Control Shallot Disease in The FieldSuryo WiyonoWidodo Widodo0Thamrin Khamidi1Sobir Sobir2Institut Pertanian BogorUPTD Perlindungan Tanaman Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kab TegalInstitut Pertanian Bogor Produksi bawang merah di Indonesia menghadapi permasalahan hama dan penyakit yang berat.  Penggunaan pestisida menjadi andalan petani hingga saat ini untuk pengendalian hama dan penyakit tersebut. Beberapa agens biokontrol hama dan patogen bawang merah terbukti efektif secara individual, namun belum terintegrasi di lapangan. Tujuan penelitian ialah mengevaluasi kombinasi agens biokontrol dengan efektivitas terbaik untuk menekan insidensi penyakit utama bawang merah di lapangan. Percobaan lapangan dilakukan di Tegal, Jawa Tengah, salah satu sentra penghasil bawang merah di Indonesia. Perlakuan yang diuji ialah kombinasi Fusarium  nonpatogenik (FNP) + plant growth promoting rhizobacteria (PGPR)+ khamir antagonis (KA),  FNP +  KA, PGPR + KA,  FNP+PGPR,  fungisida sintetik,  dan  tanpa perlakuan (kontrol).  Penelitian disusun dalam rancangan acak kelompok dengan empat ulangan sebagai blok. Semua perlakuan kombinasi agens pengendali hayati dan fungisida sintetik menunjukkan perbedaan nyata dengan perlakuan kontrol dalam menekan penyakit busuk batang (Fusarium oxysporum f. sp. cepae) dan bercak ungu (Alternaria porri), tetapi tidak berbeda nyata antarperlakuan.  Produktivitas bawang merah dengan perlakuan agens pengendali hayati memiliki bobot umbi segar yang cukup tinggi. Tanaman dengan perlakuan agens hayati PGPR + KA dan FNP + PGPR memiliki bobot umbi segar yang paling tinggi di antara perlakuan agens pengendali hayati lainnya.  Penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi kombinasi agens pengendali hayati berpotensi menekan penyakit bawang merah di lapangan. https://journal.ipb.ac.id/index.php/jfiti/article/view/46822Alternaria porriFusarium non patogenFusarium oxysporum f. sp. cepaepengendalian hayatiPGPR
spellingShingle Suryo Wiyono
Widodo Widodo
Thamrin Khamidi
Sobir Sobir
Combination of Biocontrol Agents to Control Shallot Disease in The Field
Jurnal Fitopatologi Indonesia
Alternaria porri
Fusarium non patogen
Fusarium oxysporum f. sp. cepae
pengendalian hayati
PGPR
title Combination of Biocontrol Agents to Control Shallot Disease in The Field
title_full Combination of Biocontrol Agents to Control Shallot Disease in The Field
title_fullStr Combination of Biocontrol Agents to Control Shallot Disease in The Field
title_full_unstemmed Combination of Biocontrol Agents to Control Shallot Disease in The Field
title_short Combination of Biocontrol Agents to Control Shallot Disease in The Field
title_sort combination of biocontrol agents to control shallot disease in the field
topic Alternaria porri
Fusarium non patogen
Fusarium oxysporum f. sp. cepae
pengendalian hayati
PGPR
url https://journal.ipb.ac.id/index.php/jfiti/article/view/46822
work_keys_str_mv AT suryowiyono combinationofbiocontrolagentstocontrolshallotdiseaseinthefield
AT widodowidodo combinationofbiocontrolagentstocontrolshallotdiseaseinthefield
AT thamrinkhamidi combinationofbiocontrolagentstocontrolshallotdiseaseinthefield
AT sobirsobir combinationofbiocontrolagentstocontrolshallotdiseaseinthefield