KEMUNGKINAN PENGELUARAN KAYU DENGAN SISTEM KANAL DI HUTAN RAWA: Kasus di suatu perusahaan hutan di Riau

Pengeluaran kayu dengan menggunakan sistem ongkak atau kuda-kuda menghabiskan banyak batang kayu untuk konstruksi jalannya sehingga mengancam kelestarian sumberdaya hutan. Tulisan ini mengetengahkan hasil penelitian mengenai produktivitas dan biaya pembuatan kanal serta kerusakan tegakan tinggal aki...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Dulsalam Dulsalam, Sona Suhartana, Maman M Idris
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Forest Product Research and Development Center 2017-08-01
Series:Jurnal Penelitian Hasil Hutan (Journal of Forest Products Research)
Subjects:
Online Access:http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/index.php/JPHH/article/view/3895
Description
Summary:Pengeluaran kayu dengan menggunakan sistem ongkak atau kuda-kuda menghabiskan banyak batang kayu untuk konstruksi jalannya sehingga mengancam kelestarian sumberdaya hutan. Tulisan ini mengetengahkan hasil penelitian mengenai produktivitas dan biaya pembuatan kanal serta kerusakan tegakan tinggal akibat pembuatan kanal. Melalui sistem kanal diharapkan kelestarian sumberdaya hutan dapat terjamin. Penelitian telah dilakukan di satu perusahaan hutan di Riau pada tahun 1995. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui kemungkinan pengeluaran kayu dengan sistem kanal di hutan rawa ditinjau dari segi teknis dan lingkungan. Data yang dikumpulkan adalah dimensi kanal, jumlah tenaga kerja, waktu kerja efektif. upah tenaga kerja dan kerusakan tegakan tinggal. Hasil penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut: I. Pembuatan kanal secara manual di hutan rawa dapat dilakukan oleh satu regu kerja yang terdiri dari 6 orang dengan alat tradisional. 2. Ukuran kanal di hutan rawa dalam penelitian ini adalah lebar 2 m dan dalam I m dan panjang 1OO m. Untuk keperluan praktek pengeluaran kayu, dalamnya kanal disesuaikan dengan genangan air, yaitu genangan air minimal I meter. 3. Waktu kerja pembuatan kanal secara manual adalah kurang lebih 7 jam per hari sedang biaya upah dalam pembuatan kanal tersebut adalah Rp 120. 00 / regu atau Rp 20. 000/ orang. 4. Produktivitas pembuatan kanal per regu berkisar antara 5. 72 -11. 72 m3/jam- regu kerja dengan rata-rata 9, 71 m3/ jam-regu kerja atau berkisar antara 2.86 - 5. 71 m /jam regu kerja dengan rata-rata 4,86 m /jam- regu kerja. Sedangkan produktivitas pembuatan kanal per orang berkisar antara 0.95 -1,90 m3/ jam- orang dengan rata- rata 1,60 m3/jam - orang atau antara 0.48 - 0,98 m/ Jam - orang dengan rata-rata 0,81 m /jam - orang. 5. Biaya pembuatan kanal secara manual berkisar antara Rp 2.996 - Rp 3.002 / m3 dengan rata-rata Rp 3.000/ m3 atau antara Rp 5.952 - Rp 6.024/m dengan rata-rata Rp 6.006 m. 6. Rata-rata biaya pembuatan kanal hasil penelitian lebih rendah bila dibanding dengan biaya pembuatan kanal oleh masyarakat setempat akan tetapi lebih tinggi (Rp 6.006 /m) bila dibanding dengan biaya pembuatan kanal di Kecamatan Tanjung Satai, Propinsi Kalimantan Barat (Rp 2.500/ m ). 7. Kerusakan tegakan tinggal akibat pembuatan kanal secara manual untuk tingkat semai, pancang, tiang dan pohon bertuntt-turut berkisar anrara 95,0- 97,0 % dengan rata-rata 95,8 % . antara 83.0 - 84.5 % dengan rata-rata 83.8 %. antara 43,3 - 64,3 % dengan rata·rata 47.8 %, dan antara 5.0 11.5 % dengan rata-rata 8,3 %. Dalam jangka panjang kerusakan tegakan tinggal akibat pembuatan kanal Jauh lebih kecil dibanding dengan kerusakan tegakan tinggal akibat pembuatan Jalan rel, yaitu secara berurutan 8,3 % dibanding 27.3 %. 8. Penggunaan sistem kanal umuk pengeluaran kayu di hutan rawa mempunyai prospek yang menjanjikan ditinjau dari segi teknis, ekonomis dan lingkungan.
ISSN:0216-4329
2442-8957