Masyarakat Powerless Dan Derita Kerusakan Lingkungan

Environmental damage is one of the phenomenon described in the Neo-Malthusian perspective, due to the increasing population. If not addressed, is predicted to further exacerbate the damage. Basically environmental damage it’s not only because of increasing the poputalion, but the exploitation and ex...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Dian Kurnia Anggreta
Format: Article
Language:English
Published: STKIP PGRI Sumatera Barat 2015-12-01
Series:Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
Subjects:
Online Access:http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/jurnal-mamangan/article/view/1309
_version_ 1811192761519439872
author Dian Kurnia Anggreta
author_facet Dian Kurnia Anggreta
author_sort Dian Kurnia Anggreta
collection DOAJ
description Environmental damage is one of the phenomenon described in the Neo-Malthusian perspective, due to the increasing population. If not addressed, is predicted to further exacerbate the damage. Basically environmental damage it’s not only because of increasing the poputalion, but the exploitation and exploration activities, making capital accumulation that have a stake big enough. Environmental demage would occur relatively quickly. This article discusses the topic of conflict society between the company, due to environmental degradation that often occur, such as air pollution, soil and water, as a result of capital accumulation activities of industrial enterprises, plantation and mines. Quite often the people who are in a position to share the anguish powerless, even avicted from her own place. The method used literature, which examines issues of environmental damage is felt by the public. Kerusakan lingkungan merupakan salah satu fenomena yang dijelaskan dalam aliran Neo-Malthusian, disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk. Jika tidak segera diatasi, diprediksi semakin memperburuk kerusakan tersebut. Pada dasarnya bukan hanya peningkatan jumlah penduduk saja yang menjadi penyebab kerusakan lingkungan, namun kegiatan eksploitasi dan ekprolasi dengan tujuan akumulasi kapitallah yang memiliki andil cukup besar. Dan kerusakan lingkungan tersebut terjadi dalam waktu relatif cepat. Tulisan ini menguraikan konflik masyarakat dengan perusahaan akibat kerusakan lingkungan yang kerap terjadi, seperti pencemaran udara, tanah dan air, akibat dari aktifitas akumulasi kapital perusahaan industri, perkebunan dan tambang. Tak jarang masyarakat yang berada pada posisi powerless turut menanggung derita, bahka terusir dari tempat tinggal sendiri. Metode yang digunakan studi literatur, yang mengupas berbagai persoalan kerusakan lingkungan yang dirasakan masyarakat.
first_indexed 2024-04-11T23:57:57Z
format Article
id doaj.art-f809fa26258646e5a551e64f9d4850c6
institution Directory Open Access Journal
issn 2301-8496
2503-1570
language English
last_indexed 2024-04-11T23:57:57Z
publishDate 2015-12-01
publisher STKIP PGRI Sumatera Barat
record_format Article
series Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
spelling doaj.art-f809fa26258646e5a551e64f9d4850c62022-12-22T03:56:19ZengSTKIP PGRI Sumatera BaratJurnal Ilmu Sosial Mamangan2301-84962503-15702015-12-014214415010.22202/mamangan.1309465Masyarakat Powerless Dan Derita Kerusakan LingkunganDian Kurnia Anggreta0Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera BaratEnvironmental damage is one of the phenomenon described in the Neo-Malthusian perspective, due to the increasing population. If not addressed, is predicted to further exacerbate the damage. Basically environmental damage it’s not only because of increasing the poputalion, but the exploitation and exploration activities, making capital accumulation that have a stake big enough. Environmental demage would occur relatively quickly. This article discusses the topic of conflict society between the company, due to environmental degradation that often occur, such as air pollution, soil and water, as a result of capital accumulation activities of industrial enterprises, plantation and mines. Quite often the people who are in a position to share the anguish powerless, even avicted from her own place. The method used literature, which examines issues of environmental damage is felt by the public. Kerusakan lingkungan merupakan salah satu fenomena yang dijelaskan dalam aliran Neo-Malthusian, disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk. Jika tidak segera diatasi, diprediksi semakin memperburuk kerusakan tersebut. Pada dasarnya bukan hanya peningkatan jumlah penduduk saja yang menjadi penyebab kerusakan lingkungan, namun kegiatan eksploitasi dan ekprolasi dengan tujuan akumulasi kapitallah yang memiliki andil cukup besar. Dan kerusakan lingkungan tersebut terjadi dalam waktu relatif cepat. Tulisan ini menguraikan konflik masyarakat dengan perusahaan akibat kerusakan lingkungan yang kerap terjadi, seperti pencemaran udara, tanah dan air, akibat dari aktifitas akumulasi kapital perusahaan industri, perkebunan dan tambang. Tak jarang masyarakat yang berada pada posisi powerless turut menanggung derita, bahka terusir dari tempat tinggal sendiri. Metode yang digunakan studi literatur, yang mengupas berbagai persoalan kerusakan lingkungan yang dirasakan masyarakat.http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/jurnal-mamangan/article/view/1309Masyarakat Powerless, Kerusakan Lingkungan, Konflik
spellingShingle Dian Kurnia Anggreta
Masyarakat Powerless Dan Derita Kerusakan Lingkungan
Jurnal Ilmu Sosial Mamangan
Masyarakat Powerless, Kerusakan Lingkungan, Konflik
title Masyarakat Powerless Dan Derita Kerusakan Lingkungan
title_full Masyarakat Powerless Dan Derita Kerusakan Lingkungan
title_fullStr Masyarakat Powerless Dan Derita Kerusakan Lingkungan
title_full_unstemmed Masyarakat Powerless Dan Derita Kerusakan Lingkungan
title_short Masyarakat Powerless Dan Derita Kerusakan Lingkungan
title_sort masyarakat powerless dan derita kerusakan lingkungan
topic Masyarakat Powerless, Kerusakan Lingkungan, Konflik
url http://ejournal.stkip-pgri-sumbar.ac.id/index.php/jurnal-mamangan/article/view/1309
work_keys_str_mv AT diankurniaanggreta masyarakatpowerlessdanderitakerusakanlingkungan