Kirab Temanten “Kemarau Kemarin Basah” Perspektif Peristiwa Pernikahan

ABSTRAK Berawal dari ketertarikan terhadap ritus pernikahan. Permasalahan yang disampaikan dalam karya ini lebih kepada makna substansi dan sudut pandang mengenai peristiwa pernikahan yang dilalui oleh pengkarya. Substansi dan sudut pandang tersebut berkaitan dengan pemaknaan setiap prosesi yang dil...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Paramudita Selvia Rengga Arbella
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Pusat Penerbitan ISI Surakarta 2019-08-01
Series:Gelar: Jurnal Seni Budaya
Subjects:
Online Access:https://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/gelar/article/view/2596
_version_ 1827918278106808320
author Paramudita Selvia Rengga Arbella
author_facet Paramudita Selvia Rengga Arbella
author_sort Paramudita Selvia Rengga Arbella
collection DOAJ
description ABSTRAK Berawal dari ketertarikan terhadap ritus pernikahan. Permasalahan yang disampaikan dalam karya ini lebih kepada makna substansi dan sudut pandang mengenai peristiwa pernikahan yang dilalui oleh pengkarya. Substansi dan sudut pandang tersebut berkaitan dengan pemaknaan setiap prosesi yang dilaksanakan menurut adat istiadat dan norma keagamaan yang berlaku di lingkungan pengkarya. Sehingga penyampaian substansi dan esensinya berakar pada budaya lokal. Sebuah pernikahan tentunya memiliki aturan-aturanya tersendiri, baik aturan dalam kepercayaan atau agama yang dianut, adat-istiadat, maupun aturan dalam negara. Sehingga menurut pengkarya perjalanan setiap prosesi yang sudah mentradisi sampai sekarang ini, seperti hanya menjalani suatu rangkaian koreografi yang dilakukan begitu saja dan kemudian selesai. Dari situ pengkarya merasa ragu, apakah prosesi tersebut dapat memberikan makna bagi pelakunya. Terlebih penjelasan-penjelasan yang bersifat mitos. Misalnya jika tidak menjalankan prosesi atau tidak memenuhi syarat tertentu akan berdampak negatif dan sebagainya. Dengan proses yang demikan, pengkarya menjadi paham bahwa ritus pernikahan mengandung banyak hal yang bisa dikritisi, digali, dan dikembangkan. Hal-hal tersebut seperti, rangkaian prosesi pernikahan, kemasan prosesi pernikahan, cara pandang terhadap pemaknaan prosesi pernikahan, dan bentuk penyampaiannya dalam dimensi seni pertunjukan.  Kata kunci: tradisi, ritus pernikahan, pertunjukan, kolaborasi. ABSTRACT  It is starting from an interest in marriage rite. The problems presented in this work are more about the           substance meaning and point of view regarding the marriage event that is passed by the writer (creator). The substance and point of view is related to the meaning of each procession carried out according to the customs and religious norms that is applied in the writer’s society. It means that the delivery of substance and essence is rooted in local culture. A marriage certainly has its own rules, according to the  beliefs or religion, customs, and rules of the country. According to the writer every procession that traditionally happens is like a series of choreography that must be done. the writer feels doubtful whether the procession can give any meaning to the brides, moreover, it is mythical explanations, for example, if the brides do not carry out the processions or do not meet the certain conditions, they will get a negative impact and others. For the reason, the writer learns that the marriage rite contains many things that can be criticized, explored, and developed. These things include, a series of wedding processions, wedding processions package, the ways of looking at the meaning of wedding procession, and the form of conveying to the dimensions of performing arts.  Keywords: tradition, marriage rites, performances, collaboration.
first_indexed 2024-03-13T03:41:05Z
format Article
id doaj.art-f87cb948c6bd4d919c7da0c2772f88a4
institution Directory Open Access Journal
issn 1410-9700
2655-9153
language Indonesian
last_indexed 2024-03-13T03:41:05Z
publishDate 2019-08-01
publisher Pusat Penerbitan ISI Surakarta
record_format Article
series Gelar: Jurnal Seni Budaya
spelling doaj.art-f87cb948c6bd4d919c7da0c2772f88a42023-06-23T07:50:27ZindPusat Penerbitan ISI SurakartaGelar: Jurnal Seni Budaya1410-97002655-91532019-08-0117111310.33153/glr.v17i1.25962327Kirab Temanten “Kemarau Kemarin Basah” Perspektif Peristiwa PernikahanParamudita Selvia Rengga Arbella0Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia SurakartaABSTRAK Berawal dari ketertarikan terhadap ritus pernikahan. Permasalahan yang disampaikan dalam karya ini lebih kepada makna substansi dan sudut pandang mengenai peristiwa pernikahan yang dilalui oleh pengkarya. Substansi dan sudut pandang tersebut berkaitan dengan pemaknaan setiap prosesi yang dilaksanakan menurut adat istiadat dan norma keagamaan yang berlaku di lingkungan pengkarya. Sehingga penyampaian substansi dan esensinya berakar pada budaya lokal. Sebuah pernikahan tentunya memiliki aturan-aturanya tersendiri, baik aturan dalam kepercayaan atau agama yang dianut, adat-istiadat, maupun aturan dalam negara. Sehingga menurut pengkarya perjalanan setiap prosesi yang sudah mentradisi sampai sekarang ini, seperti hanya menjalani suatu rangkaian koreografi yang dilakukan begitu saja dan kemudian selesai. Dari situ pengkarya merasa ragu, apakah prosesi tersebut dapat memberikan makna bagi pelakunya. Terlebih penjelasan-penjelasan yang bersifat mitos. Misalnya jika tidak menjalankan prosesi atau tidak memenuhi syarat tertentu akan berdampak negatif dan sebagainya. Dengan proses yang demikan, pengkarya menjadi paham bahwa ritus pernikahan mengandung banyak hal yang bisa dikritisi, digali, dan dikembangkan. Hal-hal tersebut seperti, rangkaian prosesi pernikahan, kemasan prosesi pernikahan, cara pandang terhadap pemaknaan prosesi pernikahan, dan bentuk penyampaiannya dalam dimensi seni pertunjukan.  Kata kunci: tradisi, ritus pernikahan, pertunjukan, kolaborasi. ABSTRACT  It is starting from an interest in marriage rite. The problems presented in this work are more about the           substance meaning and point of view regarding the marriage event that is passed by the writer (creator). The substance and point of view is related to the meaning of each procession carried out according to the customs and religious norms that is applied in the writer’s society. It means that the delivery of substance and essence is rooted in local culture. A marriage certainly has its own rules, according to the  beliefs or religion, customs, and rules of the country. According to the writer every procession that traditionally happens is like a series of choreography that must be done. the writer feels doubtful whether the procession can give any meaning to the brides, moreover, it is mythical explanations, for example, if the brides do not carry out the processions or do not meet the certain conditions, they will get a negative impact and others. For the reason, the writer learns that the marriage rite contains many things that can be criticized, explored, and developed. These things include, a series of wedding processions, wedding processions package, the ways of looking at the meaning of wedding procession, and the form of conveying to the dimensions of performing arts.  Keywords: tradition, marriage rites, performances, collaboration.https://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/gelar/article/view/2596tradisi, ritus pernikahan, pertunjukan, kolaborasi.
spellingShingle Paramudita Selvia Rengga Arbella
Kirab Temanten “Kemarau Kemarin Basah” Perspektif Peristiwa Pernikahan
Gelar: Jurnal Seni Budaya
tradisi, ritus pernikahan, pertunjukan, kolaborasi.
title Kirab Temanten “Kemarau Kemarin Basah” Perspektif Peristiwa Pernikahan
title_full Kirab Temanten “Kemarau Kemarin Basah” Perspektif Peristiwa Pernikahan
title_fullStr Kirab Temanten “Kemarau Kemarin Basah” Perspektif Peristiwa Pernikahan
title_full_unstemmed Kirab Temanten “Kemarau Kemarin Basah” Perspektif Peristiwa Pernikahan
title_short Kirab Temanten “Kemarau Kemarin Basah” Perspektif Peristiwa Pernikahan
title_sort kirab temanten kemarau kemarin basah perspektif peristiwa pernikahan
topic tradisi, ritus pernikahan, pertunjukan, kolaborasi.
url https://jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/gelar/article/view/2596
work_keys_str_mv AT paramuditaselviarenggaarbella kirabtemantenkemaraukemarinbasahperspektifperistiwapernikahan