Kajian perkembangan ruang publik bersejarah di pusat kota (Studi kasus: Taman Sriwedari sebagai Kebun Raja di Kota Surakarta)

Kota Surakarta mengalami perkembangan pembangunan kota yang dipengaruhi oleh perubahan sistem pemerintahan. Hal tersebut masih dapat dirasakan melalui keberadaan aset-aset khususnya peninggalan bersejarah yang merepresentasikan beberapa masa pemerintahan. Taman Sriwedari merupakan ruang publik berse...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Niken Dwi Swastika, Istijabatul Aliyah, Galing Yudana
Format: Article
Language:Indonesian
Published: Universitas Sebelas Maret 2022-01-01
Series:Region: Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif
Subjects:
Online Access:https://jurnal.uns.ac.id/region/article/view/34239
Description
Summary:Kota Surakarta mengalami perkembangan pembangunan kota yang dipengaruhi oleh perubahan sistem pemerintahan. Hal tersebut masih dapat dirasakan melalui keberadaan aset-aset khususnya peninggalan bersejarah yang merepresentasikan beberapa masa pemerintahan. Taman Sriwedari merupakan ruang publik bersejarah yang berawal dari konsep taman kota (Kebon Rojo) pada masa pemerintahan Kasunanan Surakarta Hadiningrat, kepemimpinan Paku Buwono X pada tahun 1901. Kemudian hingga saat ini, kawasan Taman Sriwedari telah mengalami perkembangan pada penggunaan ruang yang cukup signifikan sejak pertama kali dibangun, salah satunya adalah pembangunan masjid raya yang sedang berlangsung sebagai salah satu upaya revitalisasi oleh pemerintah. Berkaitan dengan revitalisasi ruang bersejarah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Taman Sriwedari berkembang, antara lain; 1) perubahan penggunaan ruang, 2) fenomena yang melatarbelakangi, serta 3) bagaimana hal tersebut mempengaruhi aktivitas. Penelitian ini menggunakan metode penulisan sejarah dan pemetaan secara spasial dengan pendekatan naratif yang diinterpretasi dalam pembagian periode perkembangan, yaitu periode 1901-1945, periode 1946-1984, dan periode 1984-saat ini. Temuan menunjukkan penggunaan ruang dan aktivitas yang ada saat ini sudah berbeda dari konsep awal pembangunan Kebon Raja. Periode pertama menunjukkan Taman Sriwedari dengan konsep taman kota di bawah pengelolaan Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Kemudian, periode kedua mulai terjadi perubahan dengan masuknya aktivitas komersial dan hilangnya salah satu atraksi ruang publik. Pada periode ketiga perubahan fungsi-fungsi ruang semakin signifikan terkait dengan kebijakan kerja sama pihak ketiga (aktivitas swasta semi privat yang mulai menghilangkan fasad asli taman). Diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan dalam upaya pemerintah untuk menghidupkan kembali ruang publik bersejarah melalui revitalisasi tanpa mengabaikan karakteristik penggunaan ruang sebelumnya.
ISSN:2598-019X