Eksistensi Perempuan dalam Novel Mudhakkirāt Ṭabībah Karya El Saadawi dan Layar Terkembang Karya Alisjahbana

Abstrak Penelitian ini menemukan bahwa eksistensi diri bukan merupakan kodrati bawaan sejak lahir, namun dibentuk dari kesadaran pribadi yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Kesimpulan besar penelitian ini sekaligus juga membuktikan bahwa karya sastra bukanlah sebuah benda budaya otonom yang b...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Deffi Syahfitri Ritonga
Format: Article
Language:Arabic
Published: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2016-07-01
Series:Buletin Al-Turas
Subjects:
Online Access:http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-turats/article/view/4048
Description
Summary:Abstrak Penelitian ini menemukan bahwa eksistensi diri bukan merupakan kodrati bawaan sejak lahir, namun dibentuk dari kesadaran pribadi yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Kesimpulan besar penelitian ini sekaligus juga membuktikan bahwa karya sastra bukanlah sebuah benda budaya otonom yang berdiri sendiri, melainkan sebuah penggambaran dialektika panjang dengan banyak unsur  kehidupan dan keilmuan. Misalnya budaya, agama, dan kehidupan sosial, yang memungkinkan terjadinya kemiripan antara karya sastra suatu negara dengan karya sastra negara lainnya. --- Abstract The study found that the self-existence is not an innate, but it is constructed from the personal consciousness influenced by the social environment. A major conclusion of this research while also proving that a literary work is not an autonomous cultural objects that stand alone, but rather a portrayal of a long dialectic with many elements of life and science. For example, cultures, religions, and social life, which allow the occurrence of similarities between a country's literature with literary works in other countries. DOI : 10.5281/zenodo.556800
ISSN:0853-1692
2579-5848