Audit Tata laksana Meningitis Bakterialis pada Anak di RSUP Dr. Sardjito
Latar belakang. Angka kematian dan disabilitas pasien meningitis bakterialis masih cukup tinggi serta berhubungan dengan kualitas pelayanan. Audit medis perlu dilakukan sebagai salah satu upaya meningkatkan patient safety. Tujuan. Mengetahui kesesuaian antara praktik tata laksana meningitis bakteria...
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
2016-11-01
|
Series: | Sari Pediatri |
Subjects: | |
Online Access: | https://saripediatri.org/index.php/sari-pediatri/article/view/187 |
Summary: | Latar belakang. Angka kematian dan disabilitas pasien meningitis bakterialis masih cukup tinggi serta berhubungan dengan kualitas pelayanan. Audit medis perlu dilakukan sebagai salah satu upaya meningkatkan patient safety.
Tujuan. Mengetahui kesesuaian antara praktik tata laksana meningitis bakterialis pada anak yang dirawat di bangsal anak RSUP Dr. Sardjito dengan pedoman pelayanan medis berdasarkan standar pelayanan medis (SPM) RSUP Dr. Sardjito 2005 dan (Pedoman Pelayanan Medis) PPM IDAI 2010.
Metode. Audit retrospektif dengan menggunakan pedoman audit berdasarkan SPM RSUP Dr. Sardjito tahun 2005 dan PPM IDAI tahun 2010. Subjek penelitian adalah anak usia 1 bulan-18 tahun dengan diagnosis meningitis bakterialis yang dirawat di bangsal anak RSUP Dr. Sardjito pada 1 Januari 2011 sampai dengan 31 Mei 2013.
Hasil. Terdapat 114 anak dengan diagnosis meningitis bakterialis. Rata-rata lama waktu penanganan di UGD adalah 89 menit dengan median 78 menit. Median lama waktu dilakukannya pungsi lumbal sejak pasien masuk adalah 4,5 jam (rata-rata 13,9 jam, rentang interkuartil 2,3–18,2 jam). Enampuluh dua pasien (54,4%; 95%CI: 49,7-59, 1%) yang mendapatkan antibiotik dosis intrakranial dalam waktu 6 jam sejak pasien masuk. Namun, defisiensi ini tidak terbukti memengaruhi outcome kematian (OR: 0,7; 95%CI: 0,18-3,0; p=0,480) maupun terjadinya sekuel (OR: 1,1; 95%CI: 0,4-2,5; p=0,839). Pemeriksaan uji fungsi pendengaran dengan Brainstem Evoked Respons Audiometri (BERA) hanya dilakukan pada 26/63 (41,3%; 95%CI: 29,1-53,5%) pasien.
Kesimpulan. Belum semua kasus tata laksana meningitis bakterialis memenuhi standar mutu sesuai pedoman. Perlu diadakan pelatihan atau workshop tata laksana meningitis bakterialis pada anak di RSUP Dr. Sardjito. |
---|---|
ISSN: | 0854-7823 2338-5030 |