EVALUASI INTERAKSI KUERSETIN DAN DOKSORUBISIN TERHADAP SITOTOKSISITAS DAN APOPTOSIS PADA SEL MCF-7

Latar belakang: Penggunaan kemoterapi mencapai 98% pada penderita kanker payudara, dan 63% diantaranya menggunakan kombinasi dengan doksorubisin. Namun efektivitas pemberian doksorubisin mengalami penurunan akibat terjadinya resistensi sel kanker. Salah satu bahan alam yang terbukti dapat mengurangi...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: PURBA, ABDUL KHAIRUL RIZKI
Format: Thesis
Published: [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada 2012
Subjects:
Description
Summary:Latar belakang: Penggunaan kemoterapi mencapai 98% pada penderita kanker payudara, dan 63% diantaranya menggunakan kombinasi dengan doksorubisin. Namun efektivitas pemberian doksorubisin mengalami penurunan akibat terjadinya resistensi sel kanker. Salah satu bahan alam yang terbukti dapat mengurangi resistensi antikanker adalah kuersetin. Kuersetin berinteraksi dengan doksorubisin melalui mekanisme kompetisi terhadap aktivitas transporter P-gp. Namun belum pernah dilakukan penelitian mengenai interaksi antara doksorubisin dan kuersetin. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji interaksi kuersetin dan doksorubisin terhadap sitotoksisitas pada sel MCF-7. Metode penelitian: Jenis penelitian ini adalah eksperimen kuasi dengan the post test with control group design. Aktivitas sitotoksik dilakukan dengan metode MTT. Mekanisme interaksi antara doksorubisin dan kuersetin dievaluasi dengan metode The Loewe additivity yang meliputi curve-shift analysis, isobologram, combination index, dan universal surface response analysis. Hasil: Doksorubisin dan kuersetin memiliki efek dalam menghambat pertumbuhan sel MCF-7 secara signifikan. Doksorubisin dan kuersetin berturut memiliki IC50 sebesar 21µM dan 103µM. Peningkatan atau penurunan persentase penghambatan sel oleh doksorubisin dan kuersetin bersifat dose dependent. Interaksi doskorubisin dan kuersetin pada uji sitotoksik sel MCF-7 bersifat sinergi minimal pada konsentrasi yang menghasilkan 50% efek maksimum, dan bersifat antagonis pada konsentrasi yang menimbulkan efek dibawah 30% efek maksimum, sedangkan interaksi yang bersifat aditif pada konsentrasi yang menimbulkan efek 40% efek maksimum. Kesimpulan: Kuersetin mempengaruhi efek sitotoksik doksorubisin pada sel MCF-7 melalui interaksi yang bersifat dose dependent. Interaksi ini bersifat sinergi pada konsentrasi kuersetin yang tinggi. Sebaliknya kuersetin dengan konsentrasi rendah dapat menyebabkan interaksi yang bersifat antagonis.