Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan: Perubahan Keseimbangan Karbon Akibat Konversi Hutan Rawa Gambut di Kalimantan Barat

ABSTRAK Hutan rawa gambut tropika sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan pada ekosistem alaminya seperti penebangan vegetasi hutan dan pembakaran, drainase dan pengelolaan lahan. Hal ini disebabkan karena ekosistem gambut sangat tergantung pada bahan-bahan organik pembentuk gambut yang dipe...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Nusantara, Rossie Wiedya, Sudarmadji, ., Djohan, Tjut Sugandawaty/ T. S., Haryono, Eko
Format: Article
Language:English
Published: 2014
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/101156/1/proseeding%20Rossie%202014.pdf
_version_ 1797032852518338560
author Nusantara, Rossie Wiedya
Sudarmadji, .
Djohan, Tjut Sugandawaty/ T. S.
Haryono, Eko
author_facet Nusantara, Rossie Wiedya
Sudarmadji, .
Djohan, Tjut Sugandawaty/ T. S.
Haryono, Eko
author_sort Nusantara, Rossie Wiedya
collection UGM
description ABSTRAK Hutan rawa gambut tropika sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan pada ekosistem alaminya seperti penebangan vegetasi hutan dan pembakaran, drainase dan pengelolaan lahan. Hal ini disebabkan karena ekosistem gambut sangat tergantung pada bahan-bahan organik pembentuk gambut yang dipengaruhi oleh ketersediaan air, kanopi penutup dan masukan serasah. Konversi hutan rawa gambut menyebabkan perubahan ekosistem yang bersifat anaerobik menjadi aerobik sehingga mempercepat proses dekomposisi atau penguraian bahan organik dan pencucian hara tanah gambut. Kondisi tersebut berarti mempengaruhi keseimbangan karbon (C) global. Perubahan keseimbangan C tersebut berarti telah terjadi perubahan fungsi lahan gambut sebagai penyerap (sink) dan pemendam (sequestration) C menjadi pelepas (emission) CO2 ke atmosfer. Perubahan tersebut sebagai akibat dari keberadaan saluran drainase lebar dan dalam yang menyebabkan penurunan jeluk muka air tanah (water table depth). Akibatnya kondisi tanah gambut berubah dari anaerobik menjadi aerobik sehingga terjadi percepatan dekomposisi dan mineralisasi bahan organik tanah, sehingga terjadi penurunan kandungan C dan hara (nutrient) tanah gambut serta peningkatan emisi CO2 tanah. Kegiatan reklamasi pada ekosistem gambut alami dihadapkan pada perbenturan antara kepentingan pemanfaatan dan pelestariannya. Keseimbangan antara kedua kepentingan tersebut dapat membentuk sebuah pengelolaan lagan gambut keberlanjutan (sustainable peatland management). Pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan tersebut, antara lain: (i) pengelolaan air (water management); (ii) peningkatan C-organik tanah, scera lagsung dengan meningkatkan masukan sumber bahan organik dan/atau penurunan kecepatan deomposisi; (iii) model hidrologikal (hydrological modelling) sebagai kunci untuk penggunaan lahan bijaksana (wise use); (iv) penguatan peraturan perundang-undangan, pengawasan dan pengelolaan lahan gambut. Kata kunci: alih fungsi hutan rawa gambut, jeluk muka air tanah, dekomposisi dan mineralisasi bahan organik tanah, pengelolaan lahan gambut keberlanjutan. ABSTRACT Tropical peat swamp forests are very sensitive to changes in natural ecosystems such as forest and burning vegetation clearance, drainage and land management. This is caused by peatland ecosystems is highly dependent on the organic materials forming peat is influenced by water avaibility, canopy cover and litter inputs. Conversion of peat swamp forest ecosystem changes that are causing anaerobic to aerobic thus speeding up the process of decomposition or decomposition of organic matter and nutrient leaching soils. These conditions mean affect the carbon balance (C) globally. Changes in the C balance means there has been a change in the function of peatlands as sink and sequestration C to CO2 emission to the atmosphere. The changes are as a result of the existence of a wide drainage channel and causes a decrease in the water table depth. As a result of peat soil conditions change from anaerobic to aerobic resulting in accelerated decomposition and mineralization of soil organic matter, resulting in a decrease in the content of C and nutrients peat soils and increased soil CO2 emission. Reclamation activities on the natural peatland ecosystems clash between utilization and conservation interests. The balance between the two interests can form a sustainable peatland management. Approaches in the management of, amaong other things: (i) water management; (ii) an increase in soil organic C, directly by increasing the input source of organic matter and/ or decrease the speed of decomposition; (iii) hydrological models as a key for wise land use; (iv) strengthening of legislation, supervision and management of peatlands. Keywords: conversion of peat swamp forest, water-table depth, soil organic matter decomposition and mineralization, sustainable peatland management.
first_indexed 2024-03-13T22:44:58Z
format Article
id oai:generic.eprints.org:101156
institution Universiti Gadjah Mada
language English
last_indexed 2024-03-13T22:44:58Z
publishDate 2014
record_format dspace
spelling oai:generic.eprints.org:1011562015-02-25T07:22:24Z https://repository.ugm.ac.id/101156/ Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan: Perubahan Keseimbangan Karbon Akibat Konversi Hutan Rawa Gambut di Kalimantan Barat Nusantara, Rossie Wiedya Sudarmadji, . Djohan, Tjut Sugandawaty/ T. S. Haryono, Eko Agricultural Land Management Forestry Sciences ABSTRAK Hutan rawa gambut tropika sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan pada ekosistem alaminya seperti penebangan vegetasi hutan dan pembakaran, drainase dan pengelolaan lahan. Hal ini disebabkan karena ekosistem gambut sangat tergantung pada bahan-bahan organik pembentuk gambut yang dipengaruhi oleh ketersediaan air, kanopi penutup dan masukan serasah. Konversi hutan rawa gambut menyebabkan perubahan ekosistem yang bersifat anaerobik menjadi aerobik sehingga mempercepat proses dekomposisi atau penguraian bahan organik dan pencucian hara tanah gambut. Kondisi tersebut berarti mempengaruhi keseimbangan karbon (C) global. Perubahan keseimbangan C tersebut berarti telah terjadi perubahan fungsi lahan gambut sebagai penyerap (sink) dan pemendam (sequestration) C menjadi pelepas (emission) CO2 ke atmosfer. Perubahan tersebut sebagai akibat dari keberadaan saluran drainase lebar dan dalam yang menyebabkan penurunan jeluk muka air tanah (water table depth). Akibatnya kondisi tanah gambut berubah dari anaerobik menjadi aerobik sehingga terjadi percepatan dekomposisi dan mineralisasi bahan organik tanah, sehingga terjadi penurunan kandungan C dan hara (nutrient) tanah gambut serta peningkatan emisi CO2 tanah. Kegiatan reklamasi pada ekosistem gambut alami dihadapkan pada perbenturan antara kepentingan pemanfaatan dan pelestariannya. Keseimbangan antara kedua kepentingan tersebut dapat membentuk sebuah pengelolaan lagan gambut keberlanjutan (sustainable peatland management). Pendekatan-pendekatan dalam pengelolaan tersebut, antara lain: (i) pengelolaan air (water management); (ii) peningkatan C-organik tanah, scera lagsung dengan meningkatkan masukan sumber bahan organik dan/atau penurunan kecepatan deomposisi; (iii) model hidrologikal (hydrological modelling) sebagai kunci untuk penggunaan lahan bijaksana (wise use); (iv) penguatan peraturan perundang-undangan, pengawasan dan pengelolaan lahan gambut. Kata kunci: alih fungsi hutan rawa gambut, jeluk muka air tanah, dekomposisi dan mineralisasi bahan organik tanah, pengelolaan lahan gambut keberlanjutan. ABSTRACT Tropical peat swamp forests are very sensitive to changes in natural ecosystems such as forest and burning vegetation clearance, drainage and land management. This is caused by peatland ecosystems is highly dependent on the organic materials forming peat is influenced by water avaibility, canopy cover and litter inputs. Conversion of peat swamp forest ecosystem changes that are causing anaerobic to aerobic thus speeding up the process of decomposition or decomposition of organic matter and nutrient leaching soils. These conditions mean affect the carbon balance (C) globally. Changes in the C balance means there has been a change in the function of peatlands as sink and sequestration C to CO2 emission to the atmosphere. The changes are as a result of the existence of a wide drainage channel and causes a decrease in the water table depth. As a result of peat soil conditions change from anaerobic to aerobic resulting in accelerated decomposition and mineralization of soil organic matter, resulting in a decrease in the content of C and nutrients peat soils and increased soil CO2 emission. Reclamation activities on the natural peatland ecosystems clash between utilization and conservation interests. The balance between the two interests can form a sustainable peatland management. Approaches in the management of, amaong other things: (i) water management; (ii) an increase in soil organic C, directly by increasing the input source of organic matter and/ or decrease the speed of decomposition; (iii) hydrological models as a key for wise land use; (iv) strengthening of legislation, supervision and management of peatlands. Keywords: conversion of peat swamp forest, water-table depth, soil organic matter decomposition and mineralization, sustainable peatland management. 2014-10-16 Article PeerReviewed application/pdf en https://repository.ugm.ac.id/101156/1/proseeding%20Rossie%202014.pdf Nusantara, Rossie Wiedya and Sudarmadji, . and Djohan, Tjut Sugandawaty/ T. S. and Haryono, Eko (2014) Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan: Perubahan Keseimbangan Karbon Akibat Konversi Hutan Rawa Gambut di Kalimantan Barat. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingungan. Program Studi Ilmu Lingkungan, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang. 16 Oktober 2014. pp. 435-440. ISSN 978-602-17001-2-9
spellingShingle Agricultural Land Management
Forestry Sciences
Nusantara, Rossie Wiedya
Sudarmadji, .
Djohan, Tjut Sugandawaty/ T. S.
Haryono, Eko
Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan: Perubahan Keseimbangan Karbon Akibat Konversi Hutan Rawa Gambut di Kalimantan Barat
title Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan: Perubahan Keseimbangan Karbon Akibat Konversi Hutan Rawa Gambut di Kalimantan Barat
title_full Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan: Perubahan Keseimbangan Karbon Akibat Konversi Hutan Rawa Gambut di Kalimantan Barat
title_fullStr Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan: Perubahan Keseimbangan Karbon Akibat Konversi Hutan Rawa Gambut di Kalimantan Barat
title_full_unstemmed Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan: Perubahan Keseimbangan Karbon Akibat Konversi Hutan Rawa Gambut di Kalimantan Barat
title_short Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan: Perubahan Keseimbangan Karbon Akibat Konversi Hutan Rawa Gambut di Kalimantan Barat
title_sort pengelolaan lahan gambut berkelanjutan perubahan keseimbangan karbon akibat konversi hutan rawa gambut di kalimantan barat
topic Agricultural Land Management
Forestry Sciences
url https://repository.ugm.ac.id/101156/1/proseeding%20Rossie%202014.pdf
work_keys_str_mv AT nusantararossiewiedya pengelolaanlahangambutberkelanjutanperubahankeseimbangankarbonakibatkonversihutanrawagambutdikalimantanbarat
AT sudarmadji pengelolaanlahangambutberkelanjutanperubahankeseimbangankarbonakibatkonversihutanrawagambutdikalimantanbarat
AT djohantjutsugandawatyts pengelolaanlahangambutberkelanjutanperubahankeseimbangankarbonakibatkonversihutanrawagambutdikalimantanbarat
AT haryonoeko pengelolaanlahangambutberkelanjutanperubahankeseimbangankarbonakibatkonversihutanrawagambutdikalimantanbarat