Summary: | Telah dilakukan kajian geokimia terhadap erupsi Gunung Merapi dan
Gunung Kelud. Kajian dilakukan berdasar perbedaan karakter erupsi yang bersifat
eksplosif dan efusif. Salah satu faktor penyebab perbedaan karakter erupsi adalah
komposisi kimia magma. Kajian geokimia yang dilakukan meliputi geokimia
batuan, air, maupun gas.
Mineral batuan yang terkandung dalam sampel material hasil erupsi
eksplosif maupun efusif, mempunyai komponen utama yang sama yaitu
plagioklas, piroksen (ortopiroksen dan klinopiroksen), hornblend, fragmen litik,
opak dan gelas, tetapi terdapat perbedaan secara tekstur. Material erupsi yang
bersifat eksplosif mempunyai ukuran mineral yang lebih kecil dan bersifat
vesiculer yang menunjukkan tingginya gas, sedangkan mineral erupsi efusif
bertekstur aliran. Zoning normal bersama-sama dengan zoning oskilatori pada
mineral plagioklas serta konsentrasi SiO2 dan MgO pada proses kristalisasi
piroksen yang tidak konsisten menunjukkan adanya magma mixing yang memicu
terjadinya erupsi eksplosif.
Hasil analisis unsur mayor batuan menunjukkan rentang SiO2 yang lebih
luas pada erupsi eksplosif dan sedikit terjadi pergeseran nilai yang berimplikasi
terhadap nilai densitas dan viskositas. Komposisi oksida-oksida yang lain seperti
MgO, FeO, Al2O3, CaO, NaO, dan K2O menunjukkan adanya kecenderungan
yang konsisten terhadap fraksinasi kristal. Hasil analisis unsur trace dan tanah
jarang (Rare Earth Elements, REE), yaitu rasio Zr/SiO2, Ba/Sr, La/Yb, serta
Dy/Yb pada erupsi eksplosif terdapat indikasi adanya saturasi fluida yang memicu
erupsi eksplosif.
Magma yang terinklusi di dalam batuan hasil erupsi (Melt inclusion, MI)
mengandung gelembung/gas dengan komponen utama CO2 dan H2O. Erupsi
eksplosif memberikan dua tipe MI yaitu bersifat homogen dan heterogen, tetapi
erupsi efusif menghasilkan MI bersifat homogen. Berdasarkan komposisi MI,
massa dasar, dan whole rock menunjukkan bahwa entrapment inclusion terjadi
dalam waktu belum lama dan/atau mengalami proses pendinginan yang cepat.
Emisi gas vulkanik, gas CO2, HCl, SO2, dan H2S mengalami peningkatan
laju emisi yang disertai dengan penurunan laju emisi H2O pada erupsi eksplosif.
Pada erupsi efusif, pertumbuhan kubah lava berkorelasi dengan naiknya
konsentrasi HCl dan rasio CO2/H2O. Selain itu gas SO2 yang teremisikan
berkorelasi dengan guguran sebelum adanya gempa MP. Gas-gas yang
teremisikan yang terperangkap di dalam air danau kawah menyebabkan keasaman
dan laju kenaikan temperatur yang lebih tinggi pada erupsi eksplosif dari pada
erupsi efusif.
|