Kaj ian Geokimia Erupsi Gunung Merapi dan Gunung Kelud
Telah dilakukan kajian geokimia terhadap erupsi Gunung Merapi dan Gunung Kelud. Kajian dilakukan berdasar perbedaan karakter erupsi yang bersifat eksplosif dan efusif. Salah satu faktor penyebab perbedaan karakter erupsi adalah komposisi kimia magma. Kajian geokimia yang dilakukan meliputi geokimia...
Main Authors: | , |
---|---|
Format: | Thesis |
Published: |
[Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada
2013
|
Subjects: |
_version_ | 1826047597439090688 |
---|---|
author | , Hanik Humaida , Prof. Dr. Narsito. |
author_facet | , Hanik Humaida , Prof. Dr. Narsito. |
author_sort | , Hanik Humaida |
collection | UGM |
description | Telah dilakukan kajian geokimia terhadap erupsi Gunung Merapi dan
Gunung Kelud. Kajian dilakukan berdasar perbedaan karakter erupsi yang bersifat
eksplosif dan efusif. Salah satu faktor penyebab perbedaan karakter erupsi adalah
komposisi kimia magma. Kajian geokimia yang dilakukan meliputi geokimia
batuan, air, maupun gas.
Mineral batuan yang terkandung dalam sampel material hasil erupsi
eksplosif maupun efusif, mempunyai komponen utama yang sama yaitu
plagioklas, piroksen (ortopiroksen dan klinopiroksen), hornblend, fragmen litik,
opak dan gelas, tetapi terdapat perbedaan secara tekstur. Material erupsi yang
bersifat eksplosif mempunyai ukuran mineral yang lebih kecil dan bersifat
vesiculer yang menunjukkan tingginya gas, sedangkan mineral erupsi efusif
bertekstur aliran. Zoning normal bersama-sama dengan zoning oskilatori pada
mineral plagioklas serta konsentrasi SiO2 dan MgO pada proses kristalisasi
piroksen yang tidak konsisten menunjukkan adanya magma mixing yang memicu
terjadinya erupsi eksplosif.
Hasil analisis unsur mayor batuan menunjukkan rentang SiO2 yang lebih
luas pada erupsi eksplosif dan sedikit terjadi pergeseran nilai yang berimplikasi
terhadap nilai densitas dan viskositas. Komposisi oksida-oksida yang lain seperti
MgO, FeO, Al2O3, CaO, NaO, dan K2O menunjukkan adanya kecenderungan
yang konsisten terhadap fraksinasi kristal. Hasil analisis unsur trace dan tanah
jarang (Rare Earth Elements, REE), yaitu rasio Zr/SiO2, Ba/Sr, La/Yb, serta
Dy/Yb pada erupsi eksplosif terdapat indikasi adanya saturasi fluida yang memicu
erupsi eksplosif.
Magma yang terinklusi di dalam batuan hasil erupsi (Melt inclusion, MI)
mengandung gelembung/gas dengan komponen utama CO2 dan H2O. Erupsi
eksplosif memberikan dua tipe MI yaitu bersifat homogen dan heterogen, tetapi
erupsi efusif menghasilkan MI bersifat homogen. Berdasarkan komposisi MI,
massa dasar, dan whole rock menunjukkan bahwa entrapment inclusion terjadi
dalam waktu belum lama dan/atau mengalami proses pendinginan yang cepat.
Emisi gas vulkanik, gas CO2, HCl, SO2, dan H2S mengalami peningkatan
laju emisi yang disertai dengan penurunan laju emisi H2O pada erupsi eksplosif.
Pada erupsi efusif, pertumbuhan kubah lava berkorelasi dengan naiknya
konsentrasi HCl dan rasio CO2/H2O. Selain itu gas SO2 yang teremisikan
berkorelasi dengan guguran sebelum adanya gempa MP. Gas-gas yang
teremisikan yang terperangkap di dalam air danau kawah menyebabkan keasaman
dan laju kenaikan temperatur yang lebih tinggi pada erupsi eksplosif dari pada
erupsi efusif. |
first_indexed | 2024-03-13T23:13:20Z |
format | Thesis |
id | oai:generic.eprints.org:126286 |
institution | Universiti Gadjah Mada |
last_indexed | 2024-03-13T23:13:20Z |
publishDate | 2013 |
publisher | [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada |
record_format | dspace |
spelling | oai:generic.eprints.org:1262862016-03-04T08:38:39Z https://repository.ugm.ac.id/126286/ Kaj ian Geokimia Erupsi Gunung Merapi dan Gunung Kelud , Hanik Humaida , Prof. Dr. Narsito. ETD Telah dilakukan kajian geokimia terhadap erupsi Gunung Merapi dan Gunung Kelud. Kajian dilakukan berdasar perbedaan karakter erupsi yang bersifat eksplosif dan efusif. Salah satu faktor penyebab perbedaan karakter erupsi adalah komposisi kimia magma. Kajian geokimia yang dilakukan meliputi geokimia batuan, air, maupun gas. Mineral batuan yang terkandung dalam sampel material hasil erupsi eksplosif maupun efusif, mempunyai komponen utama yang sama yaitu plagioklas, piroksen (ortopiroksen dan klinopiroksen), hornblend, fragmen litik, opak dan gelas, tetapi terdapat perbedaan secara tekstur. Material erupsi yang bersifat eksplosif mempunyai ukuran mineral yang lebih kecil dan bersifat vesiculer yang menunjukkan tingginya gas, sedangkan mineral erupsi efusif bertekstur aliran. Zoning normal bersama-sama dengan zoning oskilatori pada mineral plagioklas serta konsentrasi SiO2 dan MgO pada proses kristalisasi piroksen yang tidak konsisten menunjukkan adanya magma mixing yang memicu terjadinya erupsi eksplosif. Hasil analisis unsur mayor batuan menunjukkan rentang SiO2 yang lebih luas pada erupsi eksplosif dan sedikit terjadi pergeseran nilai yang berimplikasi terhadap nilai densitas dan viskositas. Komposisi oksida-oksida yang lain seperti MgO, FeO, Al2O3, CaO, NaO, dan K2O menunjukkan adanya kecenderungan yang konsisten terhadap fraksinasi kristal. Hasil analisis unsur trace dan tanah jarang (Rare Earth Elements, REE), yaitu rasio Zr/SiO2, Ba/Sr, La/Yb, serta Dy/Yb pada erupsi eksplosif terdapat indikasi adanya saturasi fluida yang memicu erupsi eksplosif. Magma yang terinklusi di dalam batuan hasil erupsi (Melt inclusion, MI) mengandung gelembung/gas dengan komponen utama CO2 dan H2O. Erupsi eksplosif memberikan dua tipe MI yaitu bersifat homogen dan heterogen, tetapi erupsi efusif menghasilkan MI bersifat homogen. Berdasarkan komposisi MI, massa dasar, dan whole rock menunjukkan bahwa entrapment inclusion terjadi dalam waktu belum lama dan/atau mengalami proses pendinginan yang cepat. Emisi gas vulkanik, gas CO2, HCl, SO2, dan H2S mengalami peningkatan laju emisi yang disertai dengan penurunan laju emisi H2O pada erupsi eksplosif. Pada erupsi efusif, pertumbuhan kubah lava berkorelasi dengan naiknya konsentrasi HCl dan rasio CO2/H2O. Selain itu gas SO2 yang teremisikan berkorelasi dengan guguran sebelum adanya gempa MP. Gas-gas yang teremisikan yang terperangkap di dalam air danau kawah menyebabkan keasaman dan laju kenaikan temperatur yang lebih tinggi pada erupsi eksplosif dari pada erupsi efusif. [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada 2013 Thesis NonPeerReviewed , Hanik Humaida and , Prof. Dr. Narsito. (2013) Kaj ian Geokimia Erupsi Gunung Merapi dan Gunung Kelud. UNSPECIFIED thesis, UNSPECIFIED. http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=view&typ=html&buku_id=66503 |
spellingShingle | ETD , Hanik Humaida , Prof. Dr. Narsito. Kaj ian Geokimia Erupsi Gunung Merapi dan Gunung Kelud |
title | Kaj ian Geokimia Erupsi Gunung Merapi dan Gunung Kelud |
title_full | Kaj ian Geokimia Erupsi Gunung Merapi dan Gunung Kelud |
title_fullStr | Kaj ian Geokimia Erupsi Gunung Merapi dan Gunung Kelud |
title_full_unstemmed | Kaj ian Geokimia Erupsi Gunung Merapi dan Gunung Kelud |
title_short | Kaj ian Geokimia Erupsi Gunung Merapi dan Gunung Kelud |
title_sort | kaj ian geokimia erupsi gunung merapi dan gunung kelud |
topic | ETD |
work_keys_str_mv | AT hanikhumaida kajiangeokimiaerupsigunungmerapidangunungkelud AT profdrnarsito kajiangeokimiaerupsigunungmerapidangunungkelud |