Summary: | Lapangan panas bumi “Beta” terletak di bagian timur Pulau Ambon, Maluku. Sumur Beta-01 (76
mdpl, kedalaman 932,65 m) merupakan sumur pertama yang dibor di lapangan ini. Studi alterasi
hidrotermal bawah permukaan dilakukan dengan metode petrografi terhadap 24 sampel serbuk bor
dan 2 inti bor. Metode petrografi digunakan untuk mengetahui mineral -mineral hidrotermal yang
terbentuk yang kemudian diinterpretasi sebagai indikator permeabilitas, temperatur, dan fluida
hidrotermal masa lampau. Litologi bawah permukaan tersusun atas breksi tuf dengan sisipan tuf (0-360m) dan breksi andesit dengan sisipan lava andesit (360-932,65m). Batuan-batuan tersebut telah
teralterasi kuat dengan intensitas alterasi 0,5 hingga 1. Temperatur masa lampau diperkirakan
mencapai >240°C dengan ditemukannya mineral hidrotermal pengganti, yaitu epidot (240-340°C),
prehnit (250-350°C), dan aktinolit (280-340°C). Temperatur masa lampau berdasarkan analisis
XRD menunjukkan nilai yang berbeda dengan ditemukannya ilit/smektit, kaolinit, dan haloisit
(temperatur <220°C). Kehadiran adularia menunjukkan adanya permeabilitas tinggi pada masa
lampau. Walaupun permeabilitas berkurang karena pengendapan mineral seperti kuarsa dan kalsit,
adanya zona hilang sirkulasi saat pengeboran mengindikasikan adanya permeabilitas baru setelah
pengendapan mineral tersebut. Fluida panasbumi kemungkinan berupa fluida klorida netral,
sebagaimana ditunjukkan dengan stabilitas khlorit, epidot, zeolit, dan kuarsa. Paragenesa urat yang
terdiri dari tiga tahapan pengendapan yaitu anhidrit, kuarsa, kemudi an kalsit menunjukkan bahwa
fluida panas bumi di kedalaman merupakan fluida yang bersifat netral. Kehadiran anhidrit
menunjukkan proses netralisasi dan pemanasan kondensat asam yang mengalami perkolasi ke
bagian yang lebih dalam.
Kata kunci : Panas bumi, Ambon, Alterasi hidrotermal, Petrografi
|