UMUR FORMASI KEBO BUTAK BERDASARKAN NANOFOSIL GAMPINGAN DAERAH BAYAT, KAB. KLATEN, PROVINSI JAWA TENGAH

Banyaknya perbedaan pendapat mengenai umur pengendapan Formasi Kebo Butak di daerah Bayat membuat daerah ini menarik untuk diteliti. Formasi Kebo Butak telah diketahui berumur Oligosen akhir – Miosen awal dengan menggunakan fosil foraminifera, namun penelitian terbaru melaporkan Formasi Kebo Buta...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Rikzan Norma Saputra, Rikzan Norma Saputra, Akmaluddin, Akmaluddin
Format: Article
Language:English
Published: Jurusan Teknik Geologi 2014
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/135168/1/874-885%20M4P-0.pdf
_version_ 1826049339942764544
author Rikzan Norma Saputra, Rikzan Norma Saputra
Akmaluddin, Akmaluddin
author_facet Rikzan Norma Saputra, Rikzan Norma Saputra
Akmaluddin, Akmaluddin
author_sort Rikzan Norma Saputra, Rikzan Norma Saputra
collection UGM
description Banyaknya perbedaan pendapat mengenai umur pengendapan Formasi Kebo Butak di daerah Bayat membuat daerah ini menarik untuk diteliti. Formasi Kebo Butak telah diketahui berumur Oligosen akhir – Miosen awal dengan menggunakan fosil foraminifera, namun penelitian terbaru melaporkan Formasi Kebo Butak sudah diendapkan sejak Eosen Tengah (zona P11). Perbedaan umur yang sangat kontras tersebut dirasakan perlu untuk melihat kembali umur Formasi Kebo Butak dengan metode mikrofosil yang lain. Penilitian ini bertujuan untuk mengevaluasi umur pengendapan Formasi Kebo Butak dengan menggunakan nanofosil gampingan dengan mengambil sampel pada lokasi yang sama dengan peneliti terdahulu yang menggunakan foraminifera. Penelitian mengambil lokasi pada jalur Tegalrejo-Cermo (Baturagung) dan Karangnongko Desa Jarum. Hasil pengamatan nanofosil gampingan pada jalur Tegalrejo memperlihatkan kelimpahan spesies Cyclicargolithus floridanus, Sphenolithus ciperoensis dan Dictyococcites bisecta yang masuk ke dalam zona NN1 (Miosen awal). Jalur Cermo yang merupakan kemenerusan jalur Tegelrejo memperlihatkan kehadiran Discoaster druggii yang merupakan penciri untuk zona NN2. Jalur Karangnongko atau peneliti terdahulu menganggap sebagai jalur Kalinampu yang dinyatakan berumur Eosen Tengah oleh peneliti terdahulu, ternyata menghasilkan umur Miosen Awal atau zona NN1 yang dicirikan melimpahnya spesies Sphenolithus conicus. Lapisan terbawah dari jalur Karangnongko memperlihatkan kemunculan Sphenolithus heteromorphus dan Sphenolithus belemnos yang merupakan penciri umur NN4. Adanya umur batuan yang tua (NN1) menindih lapisan batuan muda (NN4) yang terjadi di Jalur Karangnongko merupakan bukti adanya sesar naik Baturagung. Hasil pengamatan nanofosil di daerah penelitian menunjukkan pengendapan Formasi Kebo Butak terjadi pada Miosen awal atau pada zona NN1-NN4. Hal ini memperlihatkan bahwa awal pengendapan Formasi Kebo Butak jauh lebih muda yaitu Miosen Atas, dalam penelitian ini juga tidak ditemukan adanya indikasi spesies yang berumur Eosen Tengah seperti yang telah disampaikan oleh peneliti terdahulu. Kata kunci: Biostratigrafi, Nannofosil, Formasi Kebo Butak, Pegunungan Selatan
first_indexed 2024-03-13T23:44:25Z
format Article
id oai:generic.eprints.org:135168
institution Universiti Gadjah Mada
language English
last_indexed 2024-03-13T23:44:25Z
publishDate 2014
publisher Jurusan Teknik Geologi
record_format dspace
spelling oai:generic.eprints.org:1351682015-09-04T01:58:40Z https://repository.ugm.ac.id/135168/ UMUR FORMASI KEBO BUTAK BERDASARKAN NANOFOSIL GAMPINGAN DAERAH BAYAT, KAB. KLATEN, PROVINSI JAWA TENGAH Rikzan Norma Saputra, Rikzan Norma Saputra Akmaluddin, Akmaluddin Geology Banyaknya perbedaan pendapat mengenai umur pengendapan Formasi Kebo Butak di daerah Bayat membuat daerah ini menarik untuk diteliti. Formasi Kebo Butak telah diketahui berumur Oligosen akhir – Miosen awal dengan menggunakan fosil foraminifera, namun penelitian terbaru melaporkan Formasi Kebo Butak sudah diendapkan sejak Eosen Tengah (zona P11). Perbedaan umur yang sangat kontras tersebut dirasakan perlu untuk melihat kembali umur Formasi Kebo Butak dengan metode mikrofosil yang lain. Penilitian ini bertujuan untuk mengevaluasi umur pengendapan Formasi Kebo Butak dengan menggunakan nanofosil gampingan dengan mengambil sampel pada lokasi yang sama dengan peneliti terdahulu yang menggunakan foraminifera. Penelitian mengambil lokasi pada jalur Tegalrejo-Cermo (Baturagung) dan Karangnongko Desa Jarum. Hasil pengamatan nanofosil gampingan pada jalur Tegalrejo memperlihatkan kelimpahan spesies Cyclicargolithus floridanus, Sphenolithus ciperoensis dan Dictyococcites bisecta yang masuk ke dalam zona NN1 (Miosen awal). Jalur Cermo yang merupakan kemenerusan jalur Tegelrejo memperlihatkan kehadiran Discoaster druggii yang merupakan penciri untuk zona NN2. Jalur Karangnongko atau peneliti terdahulu menganggap sebagai jalur Kalinampu yang dinyatakan berumur Eosen Tengah oleh peneliti terdahulu, ternyata menghasilkan umur Miosen Awal atau zona NN1 yang dicirikan melimpahnya spesies Sphenolithus conicus. Lapisan terbawah dari jalur Karangnongko memperlihatkan kemunculan Sphenolithus heteromorphus dan Sphenolithus belemnos yang merupakan penciri umur NN4. Adanya umur batuan yang tua (NN1) menindih lapisan batuan muda (NN4) yang terjadi di Jalur Karangnongko merupakan bukti adanya sesar naik Baturagung. Hasil pengamatan nanofosil di daerah penelitian menunjukkan pengendapan Formasi Kebo Butak terjadi pada Miosen awal atau pada zona NN1-NN4. Hal ini memperlihatkan bahwa awal pengendapan Formasi Kebo Butak jauh lebih muda yaitu Miosen Atas, dalam penelitian ini juga tidak ditemukan adanya indikasi spesies yang berumur Eosen Tengah seperti yang telah disampaikan oleh peneliti terdahulu. Kata kunci: Biostratigrafi, Nannofosil, Formasi Kebo Butak, Pegunungan Selatan Jurusan Teknik Geologi 2014-10-16 Article PeerReviewed application/pdf en https://repository.ugm.ac.id/135168/1/874-885%20M4P-0.pdf Rikzan Norma Saputra, Rikzan Norma Saputra and Akmaluddin, Akmaluddin (2014) UMUR FORMASI KEBO BUTAK BERDASARKAN NANOFOSIL GAMPINGAN DAERAH BAYAT, KAB. KLATEN, PROVINSI JAWA TENGAH. PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-7 Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, 30 – 31 Oktober 2014.
spellingShingle Geology
Rikzan Norma Saputra, Rikzan Norma Saputra
Akmaluddin, Akmaluddin
UMUR FORMASI KEBO BUTAK BERDASARKAN NANOFOSIL GAMPINGAN DAERAH BAYAT, KAB. KLATEN, PROVINSI JAWA TENGAH
title UMUR FORMASI KEBO BUTAK BERDASARKAN NANOFOSIL GAMPINGAN DAERAH BAYAT, KAB. KLATEN, PROVINSI JAWA TENGAH
title_full UMUR FORMASI KEBO BUTAK BERDASARKAN NANOFOSIL GAMPINGAN DAERAH BAYAT, KAB. KLATEN, PROVINSI JAWA TENGAH
title_fullStr UMUR FORMASI KEBO BUTAK BERDASARKAN NANOFOSIL GAMPINGAN DAERAH BAYAT, KAB. KLATEN, PROVINSI JAWA TENGAH
title_full_unstemmed UMUR FORMASI KEBO BUTAK BERDASARKAN NANOFOSIL GAMPINGAN DAERAH BAYAT, KAB. KLATEN, PROVINSI JAWA TENGAH
title_short UMUR FORMASI KEBO BUTAK BERDASARKAN NANOFOSIL GAMPINGAN DAERAH BAYAT, KAB. KLATEN, PROVINSI JAWA TENGAH
title_sort umur formasi kebo butak berdasarkan nanofosil gampingan daerah bayat kab klaten provinsi jawa tengah
topic Geology
url https://repository.ugm.ac.id/135168/1/874-885%20M4P-0.pdf
work_keys_str_mv AT rikzannormasaputrarikzannormasaputra umurformasikebobutakberdasarkannanofosilgampingandaerahbayatkabklatenprovinsijawatengah
AT akmaluddinakmaluddin umurformasikebobutakberdasarkannanofosilgampingandaerahbayatkabklatenprovinsijawatengah