Analisis Struktur Vegetasi Pohon di Sekitar Mata-Air yang berpotensi Untuk Konservasi Mata Air

Indonesia memiliki kekayaan sumber daya air yang sangat melimpah, namun ketersediaan air bervariasi berdasarkan dimensi ruang dan waktu. Adanya perubahan iklim, kerusakan ekosistem daerah tangkapan air hujan, sistem penggunaan air yang buruk, serta kebutuhan konsumsi air yang terus meningkat, mengak...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Sancayaningsih, Retno Peni, Saputra, Alanindra
Format: Other
Language:English
Published: Fakultas Biologi UGM 2013
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/135807/1/analisis%20vegetasi%20%20lantai%20di%20sekitar%20mata%20air%20%28Struktur%20dan%20Aspek%20Ekofisiologi%29%20Berpotensi%20untuk%20konservasi%20mata%20air.pdf
Description
Summary:Indonesia memiliki kekayaan sumber daya air yang sangat melimpah, namun ketersediaan air bervariasi berdasarkan dimensi ruang dan waktu. Adanya perubahan iklim, kerusakan ekosistem daerah tangkapan air hujan, sistem penggunaan air yang buruk, serta kebutuhan konsumsi air yang terus meningkat, mengakibatkan terjadinya krisis air. Rendahnya kapasitas daya tampung air hujan, dikarenakan kurang terpeliharanya atau berubahnya komunitas vege¬tasi khususnya pohon di daerah tangkapan air hujan. Hal ini mengakibatkan hujan yang datang lebih banyak mengalir sebagai banjir, karenanya diperlukan adanya studi tentang struk-tur vegetasi pohon di daerah tangkapan air, khususnya sekitar mata air sebagai upaya konser¬vasi air. Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui struktur vegetasi pohon (jenis po¬hon dan indeks nilai penting/INP, dan kerapatan vegetasi) di sekitar mata air; serta (2) menge tahui peranan vegetasi dalam menahan limpasan air hujan untuk dapat meresap ke dalam tanah (infiltrasi). Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juli sampai Oktbber 2013 di wilayah tangkapan air hujan 4 mata air yaitu Umbul Nila, Cokro Klaten, Mudal, dan Wonosadi. Penelitian dilak-sanakan dalam beberapa tahap yaitu: (1) pra penelitian/survei (mengetahui lokasi penelitian, pencarian peta lokasi, dan kondisi alam lokasi penelitian; (2) penentuan unit sampling dan penentuan luas vegetasi pada recharge area mata air; (3) penentuan denshas vegetasi dengan model indeks vegetasi NDVI (Normalized Difference Vegetation Index); (4) analisis struktur vegetasi yang dilakukan untuk mengetahui indeks nilai penting (INP) dari vegetasi pohon penyangga mata air terutama berkaitan dengan jenis/penutupan lahan oleh kanopi pohon; serta menyusun model limpasan air hujan. Hasil penelitian menunjukkan bamva luas daerah tangkapan air pada keempat mata air yaitu mata air Wonosadi dengan luas 1039,25739 Ha; Umbul Nila dengan luas 547,5360939 Ha; Cokro dengan luas 828,4396534 Ha; serta Mudal dengan luas 39,4244997804 Ha. Pada mata air Wonosadi ditemukan 14 spesies yang terdiri atas 10 famili dengan famili yang me-miliki jumlah spesies terbanyak adalah Myrtaceae dan famili yang memiliki LBA relatif terbesar adalah Annonaceae. Spesies dengan LBA, luas kanopi relatif, dan INP tertinggi adalah Cyathocafyx pruniferus Boerl. (Annonaceae). Pada mata air Mudal ditemukan 16 spesies yang terdiri atas 11 famili dengan famili yang memiliki jumlah spesies terbanyak adalah Fa-baceae. Spesies yang memiliki INP tertinggi adalah Gnetum gnemon. Pada Umbul Nila dite¬mukan 7 spesies yang terdiri dari 5 famili. Spesies dengan INP tertinggi adalah Fiats benja-mina. Sedangkan pada mata air Cokro Klaten ditemukan 28 spesies yang terdiri dari 14 famili dengan spesies yang INP nya tertinggi adalah Samanea soman. Densitas vegetasi yang paling tinggi adalah daerah tangkapan mata air Wonosadi dan yang terendah adalah daerah tangkapan mata air Umbul Nila. Vegetasi mempunyai peranan besar dalam menahan limpasan air hujan sehingga dapat meresap kedalam tanah melalui proses infiltrasi dan akan menjadi sumber air untuk mata-air Kata kunci: Analisis vegetasi, mata-air Cokro, Umbul Nila, Wonosadi, dan Clereng, NDVI.