SEMINAR KEMAJUAN MUTAKHIR DAN PELUANG PENGEMBANGAN RADIOLOGI INTERVENSI : Annual Scientific Meeting (ASM)

Cerebrovasculardisease (CVD)atau penyakit serebrovaskuler merupakan kasus neurologis yang menjadi penyebab terbesar morbiditas dan mortalitas. menempati peringkat kedua penyakit tertinggi yang menyebabkan kematian, dan penyebab utama disabilitas jangka panjang pada orang dewasa. Didapatkan peningkat...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Kedokteran, KAGAMA
Format: Conference or Workshop Item
Language:English
Published: 2015
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/136747/1/2015_2015_Dies_Natalis_FK_UGM_ke_69_si.pdf
Description
Summary:Cerebrovasculardisease (CVD)atau penyakit serebrovaskuler merupakan kasus neurologis yang menjadi penyebab terbesar morbiditas dan mortalitas. menempati peringkat kedua penyakit tertinggi yang menyebabkan kematian, dan penyebab utama disabilitas jangka panjang pada orang dewasa. Didapatkan peningkatan prevalensi stroke baik iskemik maupun stroke perdarahan akibat AVM maupun ruptured aneurisma. Dara Riskesdas 2013 menunjukkan peningkatan prevalensi dari 8,3 kasus per 1000 pendudukmenjadi 12,1 per 1000 penduduk. Cerebral Venous Thrombosis (CVT)merupakan penyakit serebrovaskuler dengan spektrum gejala yang luas mulai dari ringan hingga berat dan mengakibatkan stroke. Temuan CVTjuga terus bertambah seiring dengan perkembangan modalitas penunjang diagnostik khususnya imaging. Pengenalan dan penatalaksanaan dini berbagai penyakit cerebrovaskuler selayaknya menjadi perhatian. DSA(Digital Subtraction Angiography) merupakan teknik radioimaging invasif untuk melihat gambaran pembuluh darah. Teknik ini dapat dilanjutkan dengan berbagai intervensi endovaskuler seperti pemasangan stent, coil, modifikasi flushing, ataupun modifikasi lain yang dapat memperbaiki kelainan cerebrovaskuler pada pasien. Terapi radiointervensi dapat menjadi alternatif yang lebih menguntungkan bagi pasien karena tindakan yang minimal invasif dan tepat sasaran dengan less risk, less pain, dan less recovery time dibandingkan dengan open surgery. Pengembangan teknologi kesehatan ditunjang dengan berbagai modalitas pendukungnya semakin membuka lebar peluang pengembangan radiologi intervensi dalam bidang cerebrovaskuler. Dengan semakin meningkatnya penyakit tidak menular khususnya kasus jantung, stroke dan ginjal, maka potensi pengembangan radiologi intervensional sangat diperlukan sebagai salah satu penunjang diagnostic dan terapLHealth Technology Assesment (HTA) atau Penilaian Teknologi Kesehatan (PTK) radiologi intervensional sangat diperlukan dalam upaya peningkatan kuaitas dan keselamatan, efisiensi biaya,dan dalam penerapan skema pelayanan jaminan kesehatan. PTK merupakan kegiatan lintas program di Kementerian Kesehatan R.I dan lintas sektor (profesi, universitas, pakar. dan sebagainya) sehingga memerlukan kolaborasi dan komitmen semua pihak pemangku kepentingan dalam pengembangan PTK. Kolaborasi Kementerian Kesehatan R.I bersama lintas sektor) dilaksanakan dalam suatu Komite PTK berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 171/Menkes/SK/IV /2014 tentang Komite Penilaian Teknologi Kesehatan, yang memiliki peran tugas antara lain menerima usulan dari asosiasi fasilitas kesehatan, organisasi profesi kesehatan, dan BPJS Kesehatan, serta pihak lain untuk dilakukan PTK;melakukan penyaringan terhadap usulan yang masuk untuk menentukan kelayakan dan prioritas topik untuk dilakukan PTK; membentuk Tim Panel Ad Hocuntuk melakukan PTKsecara komprehensif sesuai dengan Panduan Pelaksanaan PTK; dan memberikan rekomendasi kepada Menteri mengenai hasil PTKuntuk ditetapkan.