Optimasi kerapatan bangunan pengambilan air pada daerah irigasi sederhana studi kasus di Kabupaten Sleman.

Pertanian merupakan tulang punggung perekonomian negara sedang berkembang dan salah satu komoditi pertanian yang berperan besar dalam tata ekonomi Indonesia adalah beras. Beras yang balk secara kualitas maupun kuantitas berasal dari padi dengan sistem pertanian dengan irigasi yang baik pula. Semua s...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Perpustakaan UGM, i-lib
Format: Article
Published: [Yogyakarta] : Fakultas Psikologi UGM 1987
Subjects:
Description
Summary:Pertanian merupakan tulang punggung perekonomian negara sedang berkembang dan salah satu komoditi pertanian yang berperan besar dalam tata ekonomi Indonesia adalah beras. Beras yang balk secara kualitas maupun kuantitas berasal dari padi dengan sistem pertanian dengan irigasi yang baik pula. Semua sistem irigasi ini tidak terlepas dari sumber air, yang salah satunya adalah sungai. Untuk menyadap air dari sungai diperlukan bangunan pengambilan air (BPA) yang merupakan bangunan terdepan dari suatu sistem irigasi. Dalam makahih ini dikaji kerapatan jarak BPA untuk daerah irigasi (DI) sederhana dikabupaten Sleman Prop!nsi Daerate Istimewa Yogyakarta (DIY) yang jumlahnya melebihi 2000 buah dan pada umumnya dibuat dengan jarak yang terlalu dekat antara satu dengan lainnya, hingga dengan adanya optimasi kerapatan akan didapatkan penghematan jumlah biaya dalam mempermanenkan bangunan-bangunan yang sebagian besar masih berupa bangunan semi permanen dan sementara.