Pemanfaatan Data Satelit Cuaca Gms-5 Untuk
INTISARI Data penginderaan jauh dari satelit cuaca GMS-5 estimasi curah hujan pada sualu wilayah, karena satelit cuaca GMS-5 sensor infra merah termal dan sensor tampak untuk menentukan albedo awan dan temperatur puncak awan.Tujuan penelitian ini adalah: (I) Mempelajari kemampuan satelit GMS-5 untuk...
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Published: |
[Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada
1999
|
Subjects: |
_version_ | 1797018345926557696 |
---|---|
author | Perpustakaan UGM, i-lib |
author_facet | Perpustakaan UGM, i-lib |
author_sort | Perpustakaan UGM, i-lib |
collection | UGM |
description | INTISARI
Data penginderaan jauh dari satelit cuaca GMS-5 estimasi curah hujan pada sualu wilayah, karena satelit cuaca GMS-5 sensor infra merah termal dan sensor tampak untuk menentukan albedo awan dan temperatur puncak awan.Tujuan penelitian ini adalah: (I) Mempelajari kemampuan satelit GMS-5 untuk mengekstrak data temperatur puncak awan dan albedo (2) Mencari korelasi antara curah hujan dan albedo dan temperatur puncak awan, dan (3) Merumuskan model matematik untuk mengestimasi daerah intensitas hujan menggunakan albedo dan temperatur puncak awan yang diperoleh dari data GMS-5.
Perumusan model matematik untuk estimasi curah hujan dan korelasinya berdasarkan pada nilai-nilai dari peubah curah hujan, temperatur puncak swan dan albedo, kemudian menggunakan rumus regresi dari ketiga peubah tersebut. Curah hujan sebagai peubah tergantung albedo dan temperatur puncak sebagai peubah bebas. Penrrosesan citra untuk mencari indeks kecerahan dikerjakan dengan perangkat lunak ALDUS PHOTOSTYLER 2, sedang proses dan statistik menggunakan program SPSS/PC.
Hasil penelitian ini antara lain (1) Satelit cuaca GMS-5 sangat balk untuk mengekstrak data temperatur puncak awan melalui pemantauan nilai indeks kecerahan dengan koefisien korelasi 84,5%, sedang untuk data albedo kurang balk dengan nilai koefisien korelasi 62,5%, (2) Korelasi antara curah hujan dan albedo dan dengan temperatur puncak awan sangat tinggi yaitu 87,3% dengan koefisien determinasi 76,2%, dan (3) Satelit cuaca GMS-5 dapat digunakan untuk menyusun model matematik untuk estimasi curah hujan dengan mendasarkan pada nilai albedo dan temperatur puncak awan. Hasil dari ketiga model matematik yang paling balk adalah apabila menggunakan peubah curah hujan dan temperatur puncak awan. |
first_indexed | 2024-03-05T22:58:55Z |
format | Article |
id | oai:generic.eprints.org:20926 |
institution | Universiti Gadjah Mada |
last_indexed | 2024-03-13T18:42:30Z |
publishDate | 1999 |
publisher | [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada |
record_format | dspace |
spelling | oai:generic.eprints.org:209262014-06-18T00:35:39Z https://repository.ugm.ac.id/20926/ Pemanfaatan Data Satelit Cuaca Gms-5 Untuk Perpustakaan UGM, i-lib Jurnal i-lib UGM INTISARI Data penginderaan jauh dari satelit cuaca GMS-5 estimasi curah hujan pada sualu wilayah, karena satelit cuaca GMS-5 sensor infra merah termal dan sensor tampak untuk menentukan albedo awan dan temperatur puncak awan.Tujuan penelitian ini adalah: (I) Mempelajari kemampuan satelit GMS-5 untuk mengekstrak data temperatur puncak awan dan albedo (2) Mencari korelasi antara curah hujan dan albedo dan temperatur puncak awan, dan (3) Merumuskan model matematik untuk mengestimasi daerah intensitas hujan menggunakan albedo dan temperatur puncak awan yang diperoleh dari data GMS-5. Perumusan model matematik untuk estimasi curah hujan dan korelasinya berdasarkan pada nilai-nilai dari peubah curah hujan, temperatur puncak swan dan albedo, kemudian menggunakan rumus regresi dari ketiga peubah tersebut. Curah hujan sebagai peubah tergantung albedo dan temperatur puncak sebagai peubah bebas. Penrrosesan citra untuk mencari indeks kecerahan dikerjakan dengan perangkat lunak ALDUS PHOTOSTYLER 2, sedang proses dan statistik menggunakan program SPSS/PC. Hasil penelitian ini antara lain (1) Satelit cuaca GMS-5 sangat balk untuk mengekstrak data temperatur puncak awan melalui pemantauan nilai indeks kecerahan dengan koefisien korelasi 84,5%, sedang untuk data albedo kurang balk dengan nilai koefisien korelasi 62,5%, (2) Korelasi antara curah hujan dan albedo dan dengan temperatur puncak awan sangat tinggi yaitu 87,3% dengan koefisien determinasi 76,2%, dan (3) Satelit cuaca GMS-5 dapat digunakan untuk menyusun model matematik untuk estimasi curah hujan dengan mendasarkan pada nilai albedo dan temperatur puncak awan. Hasil dari ketiga model matematik yang paling balk adalah apabila menggunakan peubah curah hujan dan temperatur puncak awan. [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada 1999 Article NonPeerReviewed Perpustakaan UGM, i-lib (1999) Pemanfaatan Data Satelit Cuaca Gms-5 Untuk. Jurnal i-lib UGM. http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=3784 |
spellingShingle | Jurnal i-lib UGM Perpustakaan UGM, i-lib Pemanfaatan Data Satelit Cuaca Gms-5 Untuk |
title | Pemanfaatan Data Satelit Cuaca Gms-5 Untuk |
title_full | Pemanfaatan Data Satelit Cuaca Gms-5 Untuk |
title_fullStr | Pemanfaatan Data Satelit Cuaca Gms-5 Untuk |
title_full_unstemmed | Pemanfaatan Data Satelit Cuaca Gms-5 Untuk |
title_short | Pemanfaatan Data Satelit Cuaca Gms-5 Untuk |
title_sort | pemanfaatan data satelit cuaca gms 5 untuk |
topic | Jurnal i-lib UGM |
work_keys_str_mv | AT perpustakaanugmilib pemanfaatandatasatelitcuacagms5untuk |