Uji toksisitas minyak atsiri jahe (Zinngiber Officinale) sebagai antifilariasis pada hewan uji mencit dan tikus

ABSTRACT Background: The volatile oil of Zingiber officinale has been reported effective to reduce microfilariae in Fells catus, L. According to the fact, there is chance that the volatile oil can be developed for treatment of filariasis in man. Before that idea can be realized some toxicity studies...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Perpustakaan UGM, i-lib
Format: Article
Published: [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada 1999
Subjects:
Description
Summary:ABSTRACT Background: The volatile oil of Zingiber officinale has been reported effective to reduce microfilariae in Fells catus, L. According to the fact, there is chance that the volatile oil can be developed for treatment of filariasis in man. Before that idea can be realized some toxicity studies of Zingiber officinale should have to be done. Objective: This study was designed to know the potency of the acute and chronic toxicity in rodent. Methods: Acute toxicity study was perfomed in mice and rat as experimental animal and subchronic toxicity study was done only in mice. This study was done in standard methods. Results: The LD 50 value (mean ± SD) of Zingiber officinale volatile oil in mice was 8.051 ± 1.254 ml/Kg BW., while in rat the value was 12.99 ± 1.021 ml/Kg BW. Routine hematology analysis showed that no significant difference between the control and the experimental groups. Conclusion: The mechanism responsible in the death of the experimental animal in this toxicity study, seems to be the ability of the volatile oil to produce contraction of the smooth muscle especially in the airway system (trachea). Key words : microfilariae - filariasis - acute toxicity - Fells catus - chronic toxicity. Latar belakang: Minyak atsiri jahe (Zingiber off/dna/a Ron.) telah dilaporkan mampu menurunkan jumlah mikrofilaria pada kucing. Dari kenyataan tersebut minyak atsiri jahe mempunyai harapan untuk bisa dikembangkan sebagai obat anti filariasis. Sebelum pemanfaatan tersebut bisa dilaksanakan salah satu tahap penelitian yang harus dilakukan adalah penelitian mengenai batas keamanan pemakaian minyak atsiri jahe. Tujuan: Untuk mengetahui potensi ketoksikan akut dan sub kronis pada hewan coba jenis roden, dan untuk mengetahui spektrum efek toksik minyak atsiri jahe dan jenis organ yang terkena. Bahan dan Cara: Uji ketoksikan akut dilakukan dengan menggunakan hewan uji mencit dan tikus, sedang untuk uji ketoksikan sub kronis hanya digunakan hewan uji mencit. Metoda uji menggunakan metoda standar yang ada. Hasil: Rerata nilai LD50 minyak atsiri jahe pada mencit adalah 8,051 ± 1,254 ml/Kg BB., adapun pada tikus adalah 12,990 ± 1,021 ml/Kg BB. Analisis hematologi rutin pada uji ketoksikan akut maupun sub kronis tidak menunjukkan adanya perubahan nilai bila dibandingkan dengan nilai kontrol. Simpulan. Mekanisme yang bertanggung jawab atas kematian hewan uji kemungkinan adalah adanya kontraksi otot polos terutama pada saluran naf as (trachea)