Summary: | ABSTRAK
Selama penyimpanan, radiofarmaka penyidik tulang dapat tenuai baik yang disebabkan aleh radiolisis maupun penguraian kimia biasa, sehingga perlu ditentukan stabilitasnya guna mengetahui waktu kadaluarsa radiofarmaka tersebut." Selain itu, keberhasilan suatu diagnosis dengan metode penyidikan ditentukan juga oleh pemilihan waktu penyidikan yang tepat setelah sediaan tersebut disuntikkan, dimana hampir semua sediaan telah terakumulasi pada organ yang diinginkan. Untuk itu perlu diketahui waktu paro efektif radiofarmaka tersebut di dalam darah yam berkurangnya aktivitas dalam dank, yang bertalian eras dengan waktu. Telah dilakukan penentuan stabilitas dan waktu paro efektif radiofarmaka penyidik tulang 99"Tc-hidroksi etileden dinatrium difosfonat (99mTc-HEDSPA), 99n7c-metilleden difosfonat (99mTe-MDP) dan 99"Tc¬pirofosfat. Stabilitas radiofarmaka ditentukan dengan jalan melihat kemurnian radiokimianya menggunakan metode kromatogra6 kertas dengan pelarut metanol 85% dan larutan NaC1 0,9%. Basil menunjukkan bahwa sampai 6 jam setelah penambahan radionukiida gg"Tc, sediaan 99mTc¬HEDSPA dan 99"1-c-pirofosfat masih tetap stabil dengan kemurnian radiokimia masing-masing sebesar 96,97 ± 1,67 % dan 96,34 ± 0,89 V. sedangkan 99mTc-MDP stabilitasnya telah menurun dengan kemumian radiokimia sehesar 88,03 ± 1,30 %. Penentuan waktu paro efektif dilakukan dengan jalan mengukur radioaktivitas darah binatang percobaan yang diambil pada waktu-waktu tertentu setelah penyuntikan sediaan. Basil yang diperoleh menunjukkan bahwa waktu paro efektif dalam darah radiofarmaka penyidik tulang dalam bentuk senyawa fosfat anorganik 99n7C¬pirofosfat lebih lama (Te = 27,33 menit) dibandingkan senyawa fosfat organik 99'1"c-HEDSPA (Fe = 23,05 menit) dan 9911-c-MDP (Te = 24,96 menit).
Kata kunci : stabilitas, waktu pare efektif, radiofarmal. penyidik Wang, 99117c-HEDSPA, 99" 1.c MDP, 99mTc-pirofosfat, teknesiurn-99m.
|