Pengaruh Ukuran Folikel Terhadap Qualitas Oosit Sapi Peranakan Ongole Dan Kemampuan Maturasi In Vitro

INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran folikel terhadap kualitas oosit sapi Peranakan Ongole dan kemampuan maturasi in vitro. Ovaria diambil dari rumah potong hewan segera sesudah sapi disembelih dan dibawa ke laboratorium dalam NaCI 0,9%, 31-34°C. Oosit diaspirasi dan f...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Perpustakaan UGM, i-lib
Format: Article
Published: [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada 1999
Subjects:
Description
Summary:INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran folikel terhadap kualitas oosit sapi Peranakan Ongole dan kemampuan maturasi in vitro. Ovaria diambil dari rumah potong hewan segera sesudah sapi disembelih dan dibawa ke laboratorium dalam NaCI 0,9%, 31-34°C. Oosit diaspirasi dan folikel yang berukuran 2,00-4,50 mm dan 4,51-7,00 mm dengan menggunakan siring 5 ml dengan jarum 19G yang telah diisi 1 ml Dulbecco's phosphate buffered saline (D-PBS) + 3% new born calf serum (NBCS). Pencarian oosit dilakukan dibawah mikroskop stereo. Oosit dicuci dengan D-PBS + 3% NBCS sebanyak dua kali kemudian dicuci dengan media maturasi yang terdiri dan hepes-buffered tissue culture medium 199 (TCM 199) dengan Earle's salt yang ditambah dengan penisilin G 100 IU/rni dan streptomisin sulfa! 10mWm1 + 5% NBCS. Oosit dipisahkan kedalam dua kelompok, yaitu kelompok folikel kecil (diameter 2,00-4,50 mm) dan kelompok folikel besar (diameter 4,51-7,00 mm). Maturasi oosit in vitro dilakukan dengan care meletakkan oosit dalam 100n1 media maturasi yang ditutup dengan minyak mineral dan dimasukkan dalam inkubator CO2 pada suhu 39°C dan kadar CO2 5% selama 22 jam. Variabel yang diamati meliputi qualitas oosit dan angka maturasi. Data dianalisis secara statistik menggunakan chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata pada kualitas oosit. Kualitas oosit untuk kelompok folikel kecil dan folikel besar masing-masing adalah kelas I (kompak) 45,14% dan 58,53%, kelas II (dikelilingi sel-sel kumulus yang tidak utuh) adalah 34,72% dan 18,18%, kelas IH (denuded) 18,06% dan 11,36% serta kelas IV (dikelilingi fibrin) adalah 2,08% dan 11,93%. Hasil penelitian juga menunjukkan angka maturasi kelompok fakel kecil dan kelompok folikel besar secara statistik berbeda nyata Angka maturasi untuk masing-masing kelompok folikel adalah 79,16% dan 86,93%. Berdasarkan basil penelitian dapat disimpulkan bahwa ukuran folikel berpengazuh terhadap kualitas oosit sapi Peranakan Ongole dan kemampuan maturasi in vitro. (Katy Kunci: Ukuran Folikei, Kualitas Oosit, Sapi Peranakan Ongole, Maturasi In Vitro).