The relationship between rice-planting patterns and malaria incidence in the banjarnegara regency: an observation

ABSTRAK Banjarnegara masih merupakan swat kabupaten yang endemis malaria. Pada tahun 1980, jumlah kasus malaria adalah 39,09 dengan API sebesar 56%. Anopheles aconitus, vektor utama di kabupaten ini telah dilaporkan resisten terhadap DDT, dengan kematian vektor di bawah 30%. Pada tahun 1984, suatu s...

Full description

Bibliographic Details
Main Author: Perpustakaan UGM, i-lib
Format: Article
Published: [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada 1991
Subjects:
Description
Summary:ABSTRAK Banjarnegara masih merupakan swat kabupaten yang endemis malaria. Pada tahun 1980, jumlah kasus malaria adalah 39,09 dengan API sebesar 56%. Anopheles aconitus, vektor utama di kabupaten ini telah dilaporkan resisten terhadap DDT, dengan kematian vektor di bawah 30%. Pada tahun 1984, suatu surat keputusan dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah untuk mengeringkan saluran irigasi utama di kabupaten itu selama 3 bulan, untuk memperbaiki saluran, memacu pola tanam padi-padi-palawija, dan penanaman path serempak atas saran Dinas Pertanian, Kesehatan dan Pengairan. Pengamatan menunjukkan bahwa sesudab diadakan pelbagai cars pemberantasan yang dapat menurunkan kasus malaria, naiknya kernbali malaria terutama adalah di daerah dengan irigasi non-teknis, yang tidak dapat dikeringkan melalui saluran irigasi. Key Words : riceplanting, irrigation, malaria.