Summary: | ABSTRAK
Dalam era Knowledge Management. daya saing global yang mampu mengantarkan organisasi sukses memasuki the era of free and fair trade adalah fleksibilitas (flexibility) dan kegesitan (agility). Organisasi yang gesit (an agile organization) adalah organisasi yang mampu secara simultun meningkatkan duya saing efisiensi dan keefektifannya (efficiency and effectiveness based competition). Dengan dukungan daya saing efisiensi dan keefektifan yang konsisten, organisasi akan mampu untuk membangun "relationship marketing " Salah satu cara yang bisa dilaksanakan untuk menjadikan organisasi gesit adalah dengan memenfaatkan konsep Concurrent Engineering (CE). Ada empat dimensi CE, yaitu: learning organization berbasis semingat TEAM (Together Everyone Achieves More), jaringan komunikasi yang didukung high-tech and high-touch positioning link and match antara voice of the customer dun voice of the company. pengembangan produk dengan pendekatan interfunctional work effort. Artikel ini mengupas konsep Concurrent Engineeering balk Joni segi manfaat, ataupun keterkaitannya dengan berbagai konsep dan teori munajemen noderen lainnya seperti Total Quality Management (TQM), Quality Function Deployment (QED), House of Quality (HOQ), Taguchi Method, Design for Manufacture/Assembly, Failure Mode and Effect Analysis. Di samping itu. diuraikan contoh aplikasi Concurrent Engineering scrta kenrungkinan penerapan CE di negara berkembang. Yang jelas. CE merupakan salah satu metoda terkini untuk pengembangan produk baru dengan tnenggunakan Program, System and Total Approach.
|