Summary: | Intisari:Latar Belakang Menurut WHO lebih dari 50% kematian bayi dan anak terkait
dengan gizi kurang dan gizi buruk, merupakan suatu masalah gizi yang perlu
ditangani secara cepat dan tepat. Berdasarkan hasil PSG Kadarzi tahun 2012-2015
prevalensi kekurusan menurut indeks BB/TB atau BB/PB sebesar 7,43%, 7,32%,
9,81% dan 7,6 %. Angka tersebut fluktuatif namun apabila masalah gizi ini
didiamkan maka akan menimbulkan masalah pembangunan di masa yang akan
datang. Melihat fenomena tersebut maka dapat kita ketahui bagaimanakah
pembiayaan penanggulangan kasus gizi buruk di Kabupaten Lombok Tengah
yang dikeluarkan pemerintah maupun masyarakat.
Tujuan: Mengidentifikasi pembiayaan penanggulangan kasus gizi buruk pada
balita di Kabupaten Lombak Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah penelitian diskriptif, rancangan
penelitian crosectional dengan data kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di
Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi NTB. Subyek penelitian ini adalah ibu
atau pendamping balita gizi buruk sebanyak 30 orang. Analisa data dengan
diskriptif atau menggambarkan pembiayaan penanggulangan gizi buruk di
Kabupaten Lombok Tengah.
Hasil : Dari hasil penelusuran data dan wawancara kepada masyarakat didapatkan
hasil bahwa biaya penanggulangan gizi buruk yang dikeluarkan oleh pemerintah
sebesar Rp 2.816.913,00/orang/tahun dan besarnya pengeluaran masyarakat
sebesar Rp 7.874.100,00/orang/tahun. Besarnya proporsi biaya pemerintah
sebesar 26,35% dan masyarakat sebesar 73,65% .
Kesimpulan : Pengeluaran masyarakat lebih besar 2,79 kali bila dibandingkan dengan pengeluaran pemerintah untuk penanggulangan gizi buruk pada balita di Kabupaten Lombok Tengah.
Abstract:Background: According to WHO more than 50% of infant and child mortality is
related to malnutrition, a nutritional problem that needs to be solved quickly and
appropriately. Based on the results of PSG Kadarzi years 2012-2015 the
prevalence of emaciation according to indices of BB /TB or BB/PB was 7.43%,
7.32%, 9.81% and 7.6%. Those number fluctuate but if this nutritional problem is
ignored it will cause problems of development in the future. Consider this phenomenon we can find out how the financing of prevention of malnutrition in Central Lombok regency issued by government and society.
Objective: Identify financing countermeasures of malnutrition among children
under five years old in the district of Central Lombok, West Nusa Tenggara (NTB)
Methods: This research is a descriptive study, crosectional research design with
kuantitatif date. This research was conducted in Central Lombok regency, West
Nusa Tenggara Province. The subjects of this study were the mother or
malnourished children keeper as many as 30 people. The data Analysis was
conducted by descriptive the financing countermeasures of malnutrition in Central
Lombok regency.
Results: From the search results and interviews it showed that the malnutrition
countermeasures costs spent by the government was Rp 2.816.913,00/person/year
and the amount of public expenses was Rp 7.874.100,00 million,/person/year. The
large proportion of the cost of government was 26.35% and by the public was 73.65%.
Conclusion: The society expenses were 2.79 times as high as government expenses on malnutrition countermeasures on children under five in Central
Lombok regency.
|