Summary: | Leptospirosis adalah penyakit zoonosis akut yang ditemukan hampir di seluruh dunia, terutama di belahan bumi beriklim tropik dan subtropik. Ruminansia dapat terjangkit leptospirosis dan menjadi sumber penularan bagi manusia. Gejala klinis leptospirosis pada sapi sangat bervariasi, mulai dari yang ringan, infeksi tidak tampak, sampai infeksi akut yang dapat menyebabkan kematian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gejala klinis, fungsi hati, dan fungsi ginjal sapi positif leptospirosis. Sebanyak 53 ekor sapi positif
leptospirosis dengan pemeriksaan Microscopic Agglutination Test (MAT) dari daerah Kulon Progo dan Sleman digunakan sebagai obyek penelitian. Pemeriksaan klinis meliputi keadaan umum: pemeriksaan pulsus, nafas, suhu, Body Scor Condition (BCS), dan pemeriksaan
khusus pada setiap sistem. Darah sebanyak 5 ml dikoleksi untuk diambil serumnya guna pemeriksaan Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic
Pyruvic Transaminase (SGPT), serta Kadar Blood Ureum Nitrogen dan Kreatinin. Data hasil pemeriksaan dan pengukuran dianalisis secara deskriptif. Sapi positif leptospirosis teridentifikasi disebabkan oleh 8 serovar Leptospira, sebagian besar (43,4%) disebabkan
serovar Hardjo. Sebanyak 4 sapi (7,5%) terinfeksi lebih dari 1 serovar Leptospira. Hasil pemeriksaan klinis memberikan gambaran bahwa semua sapi dalam kondisi sehat. Hasil uji fungsi hati menunjukkan 2 sampel (3,8%) memiliki kadar SGOT di atas normal, dan 10 sampel
(18,9%) memiliki kadar SGPT di atas normal. Hasil uji fungsi ginjal menunjukkan 8 sampel (15,1%) memiliki kadar kreatinin di atas normal, namun tidak satupun sampel memiliki kadar BUN di atas normal. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa leptospirosis pada sapi
di Kulon Progo dan Sleman bersifat subklinis, dan tidak selalu menimbulkan gangguan fungsi hati maupun ginjal.
|