Summary: | Secara umum, sejarah geologi wilayah batas cekungan di Indonesia belum teridentifikasi dengan jelas.
Kondisi tersebut membutuhkan penelitian menyeluruh untuk menghasilkan konsep baru sebagai
variasi sudut pandang eksplorasi minyak dan gas bumi. Penelitian berfokus pada batas Cekungan
Serayu Utara-Kendeng dengan menekankan aspek paleogeografi (fasies sedimen, lingkungan
pengendapan, paleobatimetri) dan aspek tektonik (sejarah geologi regional, struktur geologi mayor
dan minor). Pemusatan analisis dan sintesis data merupakan hasil kombinasi bukti lapangan
(pemetaan geologi orientasi penelusuran sungai, dan pengukuran stratigrafi) dengan data sekunder
(penginderaan jauh dan studi literatur). Determinasi indikasi batas cekungan berdasar data gaya
berat dan pola pelurusan menunjukan tinggian diantara transisi dua rendahan di wilayah Semarang
(Tinggian Semarang). Cekungan Serayu Utara dan Kendeng mengalami dinamika selama PaleogenNeogen sebagai ruang akomodasi sedimen. Pulau Jawa mengalami Pola Subduksi Meratus hingga
Jawa yang mengalami fase transisi dan menghasilkan sesar geser mayor pengontrol fisiografi Jawa
bagian tengah sejak Akhir Paleogen (Zona Patahan Pamanukan-Cilacap dan Muria-Kebumen).
Aktivitas tektonik awal miosen menghasilkan sistem transtensional berarah NE-SW (N 155o E)
menghasilkan pola tinggian-rendahan dalam sistem sesar geser dengan Tinggian Semarang sebagai
pembatas di Jawa Tengah Bagian Utara. Kondisi paleogeografi di utara Jawa sejak Paleogen
didominasi oleh deposisi sedimen laut. Ruang akomodasi dikontrol Tinggian Utara Jawa
menghasilkan pola pendalaman ke arah selatan dan Timur dari Tinggian Semarang. Rekonstruksi
paleogeografi menggunakan litostratigrafi dan biostratigrafi Formasi Kerek dari penelusuran sungai
dengan pola Timur-Barat (Sungai Bancak - Sungai Banyumeneng - Sungai Jabungan - Sungai Garang
- Sungai Kripik - Sungai Lutut) dengan batimetri (lower bathyal-outer neritic). Lingkungan
pengendapan pola sedimentasi tiap sungai menunjukkan pola basin plain, inner proksimal, leeve dan
submarine fan channel dengan data arus purba dominan berarah NW-SE (N 180o E-N 195o E).
Keterdapatan rembesan minyak di Tinggian Semarang mengindikasikan sistem minyak dan gas bumi
berasosiasi dengan tinggian struktural batas cekugan. Komponen sistem minyak dan gas bumi seperti
batuan sumber, reservoir, dan jenis perangkap melibatkan formasi batuan penyusun Cekungan
Kendeng ataupun Serayu Utara. Peran patahan geser dan Tinggian Semarang diinterpretasi sebagai
jalur migrasi sekunder sekaligus acuan eksplorasi pada sistem perangkap potensi minyak dan gas
bumi pada Regional Jawa Tengah Bagian Utara.
Kata kunci : Cekungan Kendeng – Serayu Utara, Sesar Geser Muria - Kebumen, Paleogeografi Zona
Transisi, Tinggian Semarang
|