Summary: | Kebutuhan batubara oleh industri energi sangat dibutuhkan namun cadangan yang semakin
berkurang, oleh karena itu perlu adanya energi baru dan terbarukan yaitu gas non konvesional
berupa gas metana batubara yang terdapat di dalam kandungan batubara. Penelitian ini berlokasi di
Desa Air Muring dan Desa Tanjungdalam Kabupaten Bengkulu Utara. Wilayah penelitian termasuk
kedalam Cekungan Bengkulu yang merupakan salah satu cekungan yang memiliki keterdapatan
hidrokarbon dan batubara dengan prospektivitas yang tinggi (signifikan), dengan formasi pembawa
batubara yaitu Formasi Lemau. Cleat pada batubara memiliki peranan penting dalam mengontrol
proses migrasi dan sebagai tempat adsorpsinya gas metana selain dari matriks batubara. Dalam
pengambilan data cleat tersebut menggunakan metodologi deskriptif dengan melakukan pengukuran
atribut cleat berupa aperture, panjang, orientasi dan jarak antar cleat batubara. Hasil dari
identifikasi dan pengukuran data cleat pada singkapan batubara menunjukkan aperture (0,01-0,03
cm), panjang (10-15 cm) dan jarak antar cleat (2-4 cm). Orientasi cleat pada batubara memiliki
orientasi yang sejajar dengan tegasan regional yaitu arah Baratlaut – Tenggara untuk face cleat
sedangkan butt cleat memiliki orientasi yang berlawanan dengan face cleat yaitu arah Timurlaut –
Baratdaya. Secara umum cleat batubara pada lokasi penelitian memiliki tipe genetik yaitu cleat
exogenic yang diakibatkan cleat tersebut terjadi didasarkan atas arah orientasi umum cleat yang
relatif searah dengan orientasi trend struktur lokal. Tetapi diasumsikan juga pada lokasi penelitian
memiliki tipe genetik cleat induced karena adanya pengaruh aktivitas penambangan. Sifat cleat
batubara pada wilayah penelitian bersifat terbuka sehingga gas metana banyak mengalami pelepasan
dan berkurangnya kandungan gas metana yang ada di cleat batubara.
|