Summary: | Dalam setiap usaha bersama, masalah kepemimpinan mempunyai peranan yang sangat menentukan. Masalah itu selalu aktual dalam setiap komunitas atau persekutuan hidup dari waktu ke waktu. Mulai cari kepemimpinan keluarga, masyarakat, budaya, negara sampai pada masalah kepemimpinan agama. Munculnya seorang pemimpin selalu menjadi pusat perhatian dan "harapan" untuk mengantarkan masyarakat pendukungnya pada peningkatan harkat martabat kemanusiannya selaras dengan nilai-nila dan norma-norma hidup yang diyakininya.
Demikian pula didalam sistem masyarakat jawa telah ada dan dipelihara dengan baik konsep-konsep kepemimpinan masyarakat.
Konsep-konsep kepemimpinan tersebut perlu digaji dan dikembangkan dalam rangka kepemimpinan Nasional. Di pihak lain, dalam berbagai hail di negara Indonesia, banyak digunakan cara-cara dan teori-teori kepemimpinan yang berasal dari pemikiran barat. Dalam praktek pelaksanaanya sering terjadi hal-hal yang tidak diinginkan karena cara-cara dan teori-teori kepemimpinan tersebut tidak berakar / bersumber kuat pada sistem budaya bangsa.
Penelitian diawali dengan mengumpulkan pustaka yang berkaitan dengan judul penelitian. Bahan yang terkumpu kemudian diklasifikasikan sesuai dengan unsur-unsurnya terutama yang berkaitan dengan konsep-konsep kepemimpinan. Konsep-konsep kepemimpinan yang terkumpul didalamnya dianalisa dengan memahami maknanya yang hakiki. Kemudian dikaitkan dengan relevansinya untuk masa sekarang (intepretasi data pemahamam kontekstual dan perwujudannya).
Sebelum dilakukan penulisan akhir, bahan-bahan tersebut dibawakan di dalam seminar yang dihadiri para dosen di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada. Di dalam seminar itu peneliti mendapatkan koreksi dan masukan-masukan yang berharga untuk menyempurnakan laporan ini.
Dengan mempelajari beberapa teori kepemimpinan yang ada dalam pembahasan diketahui makna dan fungsi kepemimpinan pada umumnya. Disamping itu diketahui juga munculnya kepemimpinan dan peranannya di dalam sistem budaya bangsa. Ternyata di dalam sistem budaya Jawa banyak terdapat ajaran kepemimpinan yang dipelihara dan dijalankan oleh masyarakat pendukungnya.
Di dalam langkah awal ini pustaka Jawa yang menjadi obyek material masih terbatas pada dua macam serat (buku), yaitu Serat Pustakaraja dan Serat Witaradya.
Konsep kepemimpinan di dalam masyarakat jawa pada umumnya menempatkan keselarasan hubungan antara manusia dengan sesama manusia, manusia dengan alam semesta, serta manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam setiap usaha bersama "Sang Pemimpin" senantiasa menempatkan diri sebagai "Pengemban amanat rakyat" demi tercapainya kebahagiaan bersama (Demangun marta nartani)
|