Summary: | Penelitian dilakukan pada Formasi Cibulakan Atas, Cekungan Jawa Barat Utara dan Formasi
Gumai, Sub-Cekungan Jambi. Secara geologi, umur kedua formasi relatif sama, yaitu terbentuk pada
Miosen Awal - Miosen Tengah. Litologi penyusun kedua formasi juga sama, yakni disusun oleh
batupasir, batulempung, serpih serta sisipan batugamping yang diendapkan pada laut dangkal - shelf.
Kedua formasi terbentuk pada cekungan saat post-rift dan petroleum system pada kedua cekungan
telah terbukti bekerja. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi dan membandingkan fasies
pengendapan, faktor penyebab low-resistivity serta petrofisika pada reservoar low-resisitivity di kedua
formasi tersebut. Penelitian menggunakan data log, mud log, drill stem test, side wall core yang
meliputi petrografi, XRD dan SEM, serta didukung data biostratigrafi. Fasies reservoar low-resistivity
Formasi Cibulakan Atas adalah shelf transition dan middle shelf di lingkungan shelf, sedangkan fasies
Formasi Gumai adalah lower shoreface, shelf transition dan middle shelf di lingkungan laut dangkal -
shelf. Reservoar low-resistivity Formasi Cibulakan Atas disebabkan oleh ukuran butir reservoar pasir
sangat halus – pasir sedang, mineral lempung kaolinit dan glaukonit, distribusi mineral lempung
laminated clay dan dispersed pore filling, salinitas air moderately saline water - highly saline water
dan terdapat lapisan tipis. Pada Formasi Gumai, reservoar low-resistivity disebabkan oleh, ukuran butir
reservoar pasir sangat halus – pasir sedang, mineral lempung kaolinit, ilit, klorit dan glaukonit,
distribusi mineral lempung didominasi laminated clay, salinitas air formasi highly saline water,
terdapat mikroporositas dan terdapat lapisan tipis. Analisis petrofisika yang dilakukan pada reservoar
low-resisitivity Formasi Cibulakan Atas dan Formasi Gumai menunjukan terdapat potensi minyak dan
gas bumi pada reservoar low-resistivity.
Kata kunci : Reservoar, Low-Resistivity, Formasi Cibulakan Atas, Formasi Gumai.
|