Summary: | Indonesia memiliki banyak prospek energi geotermal, namun yang menjadi kendala ialah tidak semua
prospek panas bumi ini dapat diproduksi. Hal tersebut disebabkan antara lain oleh faktor rendahnya
permeabilitas dan suhu. Pulau Jawa merupakan salah satu lokasi dengan potensi panas bumi terbesar
di Indonesia. Beberapa prospek diantaranya telah diproduksi salah satu yang tertua, yaitu Kamojang
dan Dieng. Berdasarkan karakteristik reservoit sistem panas bumi Kamojang terrmasuk vapour
dominated, sedangkan Dieng termasuk water dominated. Terkait dengan permasalahan permeabilitas
yang rendah, solusinya adalah Enhanced Geothermal System (EGS). Berdasarkan studi literatur
terdapat teknologi Enhanced Geothermal System (EGS), yaitu dengan teknologi ini lapangan
geothermal yang ideal dapat terbentuk dengan menginjeksi fluida yang bertekanan tinggi sehingga
akan terbentuk permeabilitas tambahan dan panas tersebut dapat terangkat ke permukaan. Namun
dalam penerapan Enchanced Geothermal System, terdapat kendala dikarenakan fluida yang
diinjeksikan untuk menciptakan permeabilitas buatan dikenal tidak ramah lingkungan dan membuang
jutaan galon air. Dengan PAA-CO2 Fracturing Fluid, air serta zat kimia yang terbuang dalam fluida
konvensional dapat dikurangi dikarenakan fluida ini dapat mengembang di bawah permukaan,
menjadikannya lebih efektif. Teknologi EGS ini memanfaatkan keretakan pada batuan untuk
menciptakan panas dan menghasilkan energi panas bumi yang lebih efisien dan efektif serta mampu
memobilisasi peristiwa geser yang meningkatkan permeabilitas sistem. Sehingga dengan adanya PAA
– CO2 dalam Enhanced Geothermal System (EGS) lapangan geothermal baru dapat diproduksi
khusunya di pulau Jawa.
Kata kunci: Enhanced Geothermal System (EGS), PAA-CO2 Fracturing Fluid, Kamojang, Dieng
|