Summary: | Teknologi Tribio dirakit berangkat dari tulisan KoesPlus “tongkat kayu dan batu jadi tanaman”, yang diterjemahkan dengan konsep Trilogi Biomasa sebagai berikut: (1) Bagian
keras (berkayu), contoh: kayu, bambu, cabang, ranting, termasuk kertas, dibuat menjadi biochar (arang hidup), melalui proses pirolisis (pembakaran tanpa oksigen) yang
menghasilkan arang, diteruskan proses menghidupkan dengan perendaman dalam POC (pupuk organik cair) sehingga menjadi biochar. Biochar dapat diaplikasikan langsung ke dalam tanah, sebagai mulsa di permukaan tanah atau diikutkan serta dalam proses pengomposan. Biochar dalam tanah dapat bertahan beberapa abad. Alat yang sudah dibuat: Reaktor arang sekam. (2). Bagian berair (cair), contoh: sayur, buah, daging, susu, dibuat menjadi pupuk organik cair dalam reaktor biokompos Hi (menggunakan larva lalat hitam atau Hermetia illucens). POC dapat digunakan sebagai sumber hara, diaplikasikan lewat tanah atau lewat daun tanaman, sebagai sumber inokulan untuk pengomposan, atau sumber nutrien,
organik dan mikroba yang digunakan untuk menghidupkan biochar. POC bermanfaat untuk jangka yang sangat singkat. Alat yang sudah dibuat: reaktor biokompos Hi. (3.) Bagian lunak, contoh: daun, kotoran ternak atau pupuk kandang, dibuat menjadi kompos melalui proses komposting. Komposting terdiri dari dua proses: (1) dekomposisi atau perombakan/ penguraian, dan (2) rekomposisi/sintesis. Kompos dalam tanah dapat bermanfaat sampai 3-5 tahun. Alat yang sudah dibuat : lumbung biomassa. Dengan teknologi ramah lingkungan tribio, biomassa apa saja yang ada di lahan kering dapat diolah dengan cara seksama, dan digunakan untuk mempercepat proses perbaikan kesuburan tanah.
Kata Kunci: tribio, pirolisis, Hermetia illucens, kesuburan tanah, teknologi ramah lingkungan.
|