IDENTIFIKASI PERSEBARAN AIR LINDI DAN PENENTUAN TRANSMISIVITAS AKUIFER TERCEMAR MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI TPA PIYUNGAN, BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Pembuangan air lindi sangat berbahaya bila masuk ke dalam tanah atau badan air. Selain berbau, cairan lindi ini mengandung banyak sekali bahan toksik hasil penguraian, misalnya nitrat dan nitrit yang merupakan senyawa hasil penguraian protein. Telah dilakukan penelitian menggunakan metode geolist...

Full description

Bibliographic Details
Main Authors: Fadhil, Fadhil, Zain, Alfath, Kiswiranti, Desi
Format: Conference or Workshop Item
Language:English
Published: Departemen Teknik Geologi 2018
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/274796/1/PHT-12_IDENTIFIKASI%20PERSEBARAN%20AIR%20LINDI%20DAN%20PENENTUAN%20TRANSMISIVITAS%20AKUIFER%20TERCEMAR%20MENGGUNAKAN%20METODE%20GEOLISTRIK.pdf
Description
Summary:Pembuangan air lindi sangat berbahaya bila masuk ke dalam tanah atau badan air. Selain berbau, cairan lindi ini mengandung banyak sekali bahan toksik hasil penguraian, misalnya nitrat dan nitrit yang merupakan senyawa hasil penguraian protein. Telah dilakukan penelitian menggunakan metode geolistrik dengan konfigurasi Schlumberger dengan tujuan untuk mengidentifikasi pencemaran air lindi dan mengestimasi nilai trasmisivitas akuifer tercemar di (Tempat Pembuangan Akhir) TPA Piyungan, Bantul, D.I Yogyakarta. Pengukuran dilakukan sebanyak 15 titik dengan panjang lintasan 100 meter hingga 200 meter. Pengolahan data menggunakan software ip2win untuk mendapatkan kedalaman dan nilai resistivitas. Perhitungan persentase pencemaran didapatkan dari data Daya Hantar Listrik (DHL) pada sumur uji dan nilai porositas batuan yang dikalkulasikan menggunakan hukum archie. Harga nilai transmisivitas akuifer tercemar dihitung menggunakan metode relasi empiris yang didapatkan dari nilai resistivitas, tebal lapisan akuifer dan konduktivitas hidrolika. Pencemaran pada daerah TPA sangat besar dengan persentase berkisar 75 – 85% yang didapatkan dari data DHL pada sumur uji sebesar 3850 µmhos/cm dan porositas batuan sebesar 20% yang dikalkulasikan menggunakan hukum archie. Nilai transmisivitas akuifer tercemar pada daerah penelitian berkisar 10 – 92 m2/hari. Titik 15 merupakan titik terdampak pencemaran paling besar dengan nilai transmisivitas akuifer tercemar sebesar 92 m2/hari. Titik tersebut memiliki keberadaan akuifer tercemar paling dalam yaitu 7,5 m dan zona pencemaran paling tebal yang mencapai 34,8 meter. Pada titik 4 dan 11 tidak terdapat persentase pencemaran karena daerah tersebut memiliki resistivitas >10 ohmmeter dan topografi yang relatif lebih tinggi. Pencemaran pada daerah penelitian berarah utara–selatan dan litologi daerah penelitian didominasi oleh batupasir dan lempung. Kata Kunci : air lindi, geolistrik, resistivitas, transmisivitas