Summary: | Banjir bandang yang terjadi di Garut disebabkan oleh kerusakan daerah aliran sungai (DAS), salah satunya karena kesalahan penggunaan lahan sempadan sungai yang digunakan untuk pembangunan rumah sehingga menyebabkan penyempitan badan sungai. Hal ini perlu adanya penetapan garis sempadan sungai yang baru sebagai upaya perlindungan permukiman masyarakat di sekitar sungai. Ada beberapa pendekatan yang digunakan, salah satunya adalah pendekatan morfologi. Morfologi berfungsi untuk mengetahui topografi daerah penelitian, kemiringan dan kelandaian lereng serta mengetahui arah aliran dan kecepatan banjir berdasaran geometri sungai. Hal tersebut penting untuk mengetahui jarak penarikan sempadan sungai. Oleh karena itu, perlu membuat peta geomorfologi yang dibuat berdasarkan pemetaan di lapangan dan Digital Elevation Model (DEM). DEM dibuat dengan metode Structure from Motion (SfM), dimana metode ini memiliki akuisisi data topografi dengan resolusi tinggi, penggunaan lebih mudah dan murah. Analisis yang dilakukan, yaitu penyusunan peta geomorfologi. Sempadan sungai berdasarkan geomorfologi ditarik dari tebing tertinggi sungai. Sempadan sungai yang berada di dalam perkotaan dan bertalud ditarik 15 meter, sedangkan sungai yang berada diluar perkotaan dan tidak bertanggul ditarik 100 meter.
|